Honda CBR 250RR Cocok untuk Balap, Impresi Saat Dipakai Touring
Reporter
Eko Ari Wibowo
Editor
Eko Ari Wibowo
Senin, 16 Oktober 2017 17:53 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Honda CBR 250RR telah berulang kali mengantarkan dua pembalap Astra Honda , Gerry Salim dan Reza Danic Ahrens ke podium tertinggi di balapan ARRC dan IRS. Honda pun mendesain motor sport berkubikasi 250 cc ini tampil sporty seperti penggunaan stang sejajar dengan tangki yang disebut underyoke dengan posisi footstep lebih ke belakang. Bagaimana jika dipakai untuk perjalanan jauh atau touring?
Tempo berkesempatan menjajal performa CBR 250RR untuk perjalanan jauh bersama sejumlah petinggi Honda, seperti Presiden Direktur PT Astra Honda Motor, Toshiyuki Inuma, Marketing Director PT Astra Honda Motor Shigeto Kimura dan Production, Engineering, and Procurement Director AHM David Boediono dalam rangkaian acara Honda Biker Day yang digelar 13-14 Oktober 2017. Perjalanan dimulai dari Hotel Wujil di Ungaran-Kope-Cangkringan-Prambanan-Piyungan-Lapangan Gading, Gunung Kidul. Dalam kegiatan touring tersebut menempuh jarak sekitar 156 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 5 jam.
Baca: Cerita Dua Bos Astra Honda yang Punya Hobi Touring
Saat pertama naik ke jok CBR 250RR, stang posisinya sangat rendah hanya sedikit lebih tinggi daripada posisi jok motor. Sehingga posisi badan seperti ditarik ke depan. Sementara posisi pijakan kaki terasa lebih ke belakang jauh lebih sporty ketimbang motor harian seperti Honda CB 150R maupun Honda Verza. Posisi kaki mengempit tangki bensin. Bagi Tempo yang memiliki tinggi sekitar 160 sentimeter kaki masih bisa sampai tanah meskipun agak jinjit.
Saat menjajal performa motor untuk pemanasan, tarikannya cukup bagus. Mesinnya pun meraung halus. Tempo menggunakan mode Sport selama perjalanan yang dirasa sudah cukup performanya. Pada perjalanan Hotel Wujil menuju Kope, jalanan didominasi jalan yang lebar dan masih sepi karena perjalanan masih pagi sekitar pukul 9.00 WIB. Tempo menjajal top speed hingga sekitar 110 kilometer per jam karena tidak punya nyali lagi untuk lebih tinggi. Menurut beberapa review, motor jagoan Honda di kelas 250 ini mampu menyentuh diatas 160 kilometer per jam.
Ketika digunakan untuk jalur menanjak, motor yang sudah menggunakan lampu LED ini memiliki torsi yang memadai dengan tanjakan 30 derajad mampu dengan mudah dilalui. Tak hanya tanjakan dan turunan, namun jalur tersebut juga dipenuhi tikungan tajam. Soal performa melibas tikungan, Honda CBR masih oke melahab jalur tersebut hanya saja harus lebih hati-hati karena radius putarnya yang lebih pendek karena stang mentok gampang di tangki.
Pada kesempatan tersebut, perjalanan juga diwarnai dengan hujan rintik-rintik hingga hujan deras. Tempo merasakan performa ban standar CBR 250RR masih baik dalam menaklukan jalanan yang digenangi air. Tempo merasakan tak terlalu licin masih dalam batas toleransi. Adapun performa rem saat hujan, Tempo merasakan cukup bagus apalagi CBR 250RR dibekali Antilock Brake System (ABS). Sehingga tak ada gejala ban slip.
Selama perjalanan dari Piyungan menuju Wonosari dipenuhi para pengguna motor, mobil dan bis antarkota. Saat itu, beberapa ruas jalan sangat padat dari kedua arah. Tempo sempat menjajal performa mesin untuk menyalip kendaraan di depan ternyata sangat mudah. Tak ada yang namanya kekurangan tenaga.
Baca: Kemeriahan Touring Menuju Honda Biker Day
Meskipun CBR 250RR memiliki banyak kelebihan, namun Tempo merasakan sejumlah kelemahan terutama saat digunakan untuk touring. Posisi sporty yang disandang CBR 250RR maka konsekuensinya tangan jadi pegal karena posisi tubuh cenderung ke depan. Tak sampai di situ, punggung pun terasa pegal bahwa beberapa kali Tempo berusaha meluruskan punggung selama perjalanan. Suspensi juga dirasakan sangat stiff apalagi saat melibas jalanan yang bumpy dengan kecepatan agak tinggi. Badan sedikit terasa terguncang meskipun masih dalam tolerasi dan motor masih bisa dikendalikan.
Hal senada juga dirasakan bos Honda, Toshiyuki Inuma mengatakan motor sport Honda CBR 250RR tersebut memiliki tenaga sangat powerfull. Hanya saja, President Director AHM ini mengomentari performa suspensi yang terlalu keras. Hal tersebut karena motor CBR bertema sport. "Suspensinya terlalu keras."