NGK Kembangkan Baterai Solid State untuk Mobil Listrik

Reporter

Terjemahan

Sabtu, 23 Desember 2017 08:06 WIB

Ilustrasi Busi. Dok. NGK

TEMPO.CO, Nagoya - Perusahaan busi asal Jepang, NGK Spark Plug, mulai mengantisipasi peraturan global dalam menekan emisi dari pembakaran yang dihasilkan mobil bertenaga konfensional. NGK mengikuti jejak Toyota dan sejumlah perusahaan lain dalam mengembangkan baterai solid-state untuk mobil listrik.

Baterai solid-state diklaim memiliki kapasitas dan keamanan yang lebih tinggi ketimbang baterai lithium-ion konvensional dengan mengganti cairan elektrolit cair atau gel dengan bahan konduktif yang solid.

Toyota mulai mengembangkan baterai dengan elektrolit padat berbasis sulfida, yang menawarkan konduktivitas tinggi dan relatif fleksibel, namun baterai dapat melepaskan hidrogen sulfida beracun saat terkena uap air.

Baca: NGK Mulai Melirik Bisnis Baterai Kendaraan Listrik

Sedangkan, NGK bertaruh pada teknologi kimia berbasis oksida menggunakan keramik yang sangat stabil pada suhu yang ekstrim, namun, baterai ini memiliki konduktivitas yang lebih sedikit. Selain itu, keramik cepat rapuh dan sulit untuk diproses.

NGK juga mengembangkan baterai solid-state keramik, yang diklaim memiliki kapasitas lebih besar ketimbang baterai solid-state keramik kecil yang saat ini da di pasaran.

Advertising
Advertising

"Ini relatif mudah untuk bekerja dalam ukuran yang lebih kecil, tapi ketika Anda sampai pada ukuran yang lebih besar, sangat sulit untuk merakit setiap lapisan karena sulit membuat masing-masing lapisan memiliki ketebalan yang sama," kata Hideaki Hikosaka, anggota baterai solid state NGK Spark Plug. Tim R & D, yang dikutip dari reuters Jumat, 22 Desember 2017.

Simak: Honda Kembangkan Baterai Solid State untuk Mobil Listrik

NGK telah menghabiskan lima tahun terakhir mengembangkan elektrolit berbasis oksida padat, yang menggabungkan bahan tambahan untuk membuatnya menyerupai produk berbasis sulfida.

Hal tersebut membuat elektrolit lebih mudah diolah menjadi lapisan tipis yang lebih besar yang dikompres, membuatnya lebih mudah untuk ditumpuk dengan anoda dan katoda.

"Itu karena penambahan material itu sehingga kita bisa mengolah lapisan dengan menggunakan kompresi (bukan sintering) untuk membuat sel baterai oksida yang lebih besar. Pada saat yang sama, tidak melepaskan gas seperti sulfida, "kata Hikosaka menambahkan.

Akibatnya, NGK telah mengembangkan sel kantong baterai 10 cm x 10 cm, baterai itu jauh lebih besar dari 4,5 mm x 3,2 mm yang ada di pasaran.

Hikosaka mengatakan, timnya bekerja untuk meningkatkan kepadatan energi baterai agar sesuai dengan kinerja baterai lithium ion, hal tersebut diperkirakan selesai sekitar tahun 2020.

REUTERS | NAUFAL SHAFLY

Berita terkait

Bahas Tantangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, BRIN: Perlu Fokus

8 hari lalu

Bahas Tantangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, BRIN: Perlu Fokus

Implementasi program kendaraan listrik dinilai harus didukung ekosistem yang memadai.

Baca Selengkapnya

Ada 11.377 Pengecasan Mobil di SPKLU Sepanjang Periode Lebaran, Naik Lima Kali Lipat

10 hari lalu

Ada 11.377 Pengecasan Mobil di SPKLU Sepanjang Periode Lebaran, Naik Lima Kali Lipat

Kenaikan transaksi di SPKLU tersebut tercatat hingga H+7 Lebaran.

Baca Selengkapnya

Bersaing Sengit Lawan Produsen Mobil Listrik China, Tesla Mau Bikin Mobil Listrik Murah Tahun Ini

13 hari lalu

Bersaing Sengit Lawan Produsen Mobil Listrik China, Tesla Mau Bikin Mobil Listrik Murah Tahun Ini

Tesla akan terus mengembangkan robotaksis self-driving, yang dikembangkan dari platform kecil, yang akan digunakan untuk mobil listrik murah Tesla.

Baca Selengkapnya

PLN Jamin Ketersediaan SPKLU di Banten untuk Dukung Arus Balik Lebaran

14 hari lalu

PLN Jamin Ketersediaan SPKLU di Banten untuk Dukung Arus Balik Lebaran

PLN menjamin ketersediaan SPKLU di Banten untuk mendukung pemudik yang menggunakan mobil listrik.

Baca Selengkapnya

Mudik dengan Mobil Listrik, Ada 216 Penggunaan SPKLU Solo selama Periode Lebaran

15 hari lalu

Mudik dengan Mobil Listrik, Ada 216 Penggunaan SPKLU Solo selama Periode Lebaran

PLN UP3 Surakarta telah menyiagakan sejumlah stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dalam tol dan luar tol di wilayah kerjanya untuk momentum Lebaran 2024. Persiapan itu mendapat animo positif para pemilik kendaraan listrik dengan penggunaan SPKLU yang tercatat hingga 216 pengguna selama periode Siaga Lebaran mulai 1 hingga 16 April 2024.

Baca Selengkapnya

GM PLN UID Banten Operasikan 51 Unit SPKLU, Layani Arus Balik Jalur Mudik Tol Jakarta-Merak

15 hari lalu

GM PLN UID Banten Operasikan 51 Unit SPKLU, Layani Arus Balik Jalur Mudik Tol Jakarta-Merak

Di setiap lokasi rest area SPKLU terdapat posko siaga PLN yang dapat dimanfaatkan para pengguna mobil listrik untuk beristirahat dan menunggu pengisian baterai.

Baca Selengkapnya

7 Orang Terkaya di Dunia Versi Forbes, Pemilik Louis Vuitton Kalahkan Bos Amazon dan Tesla

19 hari lalu

7 Orang Terkaya di Dunia Versi Forbes, Pemilik Louis Vuitton Kalahkan Bos Amazon dan Tesla

Forbes merilis orang terkaya di dunia, nomor 1 Bernard Arnault pemilik Louis Vuitton. Selanjutnya Jeff Bezos dan Elon Musk. Prajogo Pangestu ke berapa

Baca Selengkapnya

PLN Siapkan 39 SPKLU Sepanjang Trans Sumatera untuk Dukung Arus Mudik Lebaran

22 hari lalu

PLN Siapkan 39 SPKLU Sepanjang Trans Sumatera untuk Dukung Arus Mudik Lebaran

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menegaskan bahwa pemetaan SPKLU dilakukan secara nasional, termasuk jalur tol Trans Sumatera.

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran ke Bali dengan Mobil Listrik? Ini Titik-titik SPKLU di Pulau Dewata

24 hari lalu

Mudik Lebaran ke Bali dengan Mobil Listrik? Ini Titik-titik SPKLU di Pulau Dewata

PT PLN (Persero) telah menyiapkan 76 SPKLU di 30 lokasi di Bali untuk mendukung mobilitas kendaraan listrik selama periode Lebaran tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran Pakai Kendaraan Listrik? Berikut SPKLU yang Tersedia di Tol Trans Jawa

24 hari lalu

Mudik Lebaran Pakai Kendaraan Listrik? Berikut SPKLU yang Tersedia di Tol Trans Jawa

SPKLU di rest area-nya memiliki dua nozzle dan berkapasitas 60 kWh, sehingga bisa mengecas daya secara cepat. Sehingga mudik Lebaran lebih efisien.

Baca Selengkapnya