TEMPO.CO, Jakarta - Honda Motor Co sedang mempertimbangkan untuk memproduksi solid state battery kendaraan listrik di tengah maraknya peralihan ke mobil listrik di berbagai negara.
Teknologi solid state battery diklaim lebih baik dibandingkan dengan baterai lithium-ion, yang saat ini digunakan kendaraan listrik. Baterai ini disebut dapat menempuh jarak yang lebih lama dan waktu pengisian lebih cepat serta memiliki biaya produksi yang lebih rendah.
"Kami telah meneliti solid state battery. Kami tidak mengembangkan dengan produsen lain," kata juru bicara Honda, Teruhiko Tatebe, seperti dikutip dari Reuters, Jumat, 22 Desember 2017.
Baca: Honda Jual Mobil Listrik di Jepang 2020, Indonesia Kapan?
Sebelumnya, Kyodo News sempat melaporkan Honda dan Nissan Motor Co mengembangkan solid state battery bersama-sama.
Selain itu, Toyota Motor Co dan Volkswagen AG juga turut mengembangkan jenis baterai tersebut. Awal bulan ini, Toyota mengatakan sedang mempertimbangkan untuk mengembangkan baterai generasi berikutnya bersama Panasonic untuk berbagi biaya riset yang tinggi. Pembuat mobil asal Jepang itu berencana memiliki baterai siap produksi pada awal 2020-an.
Simak: Honda-Hitachi Kerja Sama Produksi Mobil Listrik
Era kendaraan listrik bukan hanya akan memberikan perubahan bagi para pabrikan kendaraan bermotor. Industri pendukung, seperti komponen otomotif, juga terkena dampaknya.
Beberapa perusahaan komponen sudah mengumumkan akan segera mengubah fokus bisnis untuk masuk ke era kendaraan energi baru terbarukan. Produsen busi terbesar, NGK Spark Plug Co, mengatakan akan segera membuat solid state battery. Denso Co bahkan sudah bekerja sama dengan Toyota dan Mazda Motor Co untuk mengembangkan produk serupa.
Pakar industri memperkirakan mobil plug-in hibrida dan mobil listrik murni akan menguasai 26 persen penjualan mobil baru secara global pada 2030. Terakhir, pada 2016, Energy Agency mencatat mobil listrik baru memberikan kontribusi 1 persen.