Ekspor Karoseri Banyak Kendala, Ini Penjelasan Asosiasi

Reporter

Bisnis.com

Rabu, 7 Maret 2018 12:56 WIB

Pengerjaan bis Transjakarta di Karoseri Nusantara Gemilang. Sumber: swa.co.id

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Karoseri Indonesia (Askarindo) menilai masih banyak masalah yang harus dituntaskan sebelum berpikir soal ekspansi pasar ke negara lain. Selain ekspor, pemerintah juga menawarkan penanaman investasi di Afrika. Sekretaris Jenderal Askarindo T.Y Subagyo menyambut baik rencana tersebut. Namun, menurutnya, banyak hal yang masih harus dikaji.

“Kebijakan investasi dan iklim bisnis di negara tujuan harus diketahui dulu seperti apa,” katanya kepada Bisnis, Selasa 6 Maret 2018.

Dia melanjutkan hal tersebut mungkin saja dilakukan. Pelaku usaha sudah pasti ingin terus melebarkan pasar. Namun, yang juga tidak kalah penting adalah volume pasar di negara tujuan. Begitu juga dengan mengekspor kendaraan niaga secara utuh dalam bentuk bodi sudah terpasang di atas sasis. Hal ini masih terus dibahas, karena sejumlah agen pemegang merek tidak memiliki izin untuk menjual produk di negara selain Indonesia.

Baca: Penyebab Karoseri Adiputro Tak Bisa Memenuhi Semua Pesanan

Adapun pemerintah melihat potensi bisnis perusahaan karoseri Indonesia. Kementerian Perindustrian dalam waktu dekat akan mengajak Askarindo ke Kenya, Afrika Timur untuk penjajakan.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin Harjanto mengatakan bahwa Kenya memiliki industri sasis dan mesin. Namun tidak ada perusahaan karoseri yang mumpuni. “Di Afrika tidak begitu bagus. Mereka butuh itu,” katanya di sela acara Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle (Giicomvec) 2018 pekan lalu.

Harjanto menjelaskan akan mengajak anggota Askarindo untuk menanamkan investasi di Kenya. Ekspor tidak melulu bicara soal mengapalkan barang jadi ke sana. “Kalau kita lihat negara maju investasi yang dikirim,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Dia melanjutkan sudah melakukan pembicaraan dengan PT Mekar Armada Jaya. Produsen karoseri New Armada tersebut saat ini adalah satu perakit bus terbesar di Indonesia.

PT Adiputro Wirasejati menyatakan minatnya untuk mengambil peluang tersebut. Sebelumnya perusahaan sempat mengirim bus ke Timor Leste. “Kami tertarik untuk ekspor ke Kenya, tapi sejauh ini belum ada pembicaraan dengan pemerintah,” kata Marketing Bus PT Adiputro Wirasejati Jimmy.

Baca: Setelah Fiji, Laksana Perusahaan Karoseri Siap Rambah Bangladesh

Sementara itu Brand and Marketing Communication Manager Karoseri Laksana Factory Candra Dewi K mengatakan perakit bus Tanah Air memiliki kesempatan di negara dengan pendapatan perkapita di bawah Indonesia. Akan tetapi dia mengatakan untuk melakukan investasi ke negara lain belum ada rencana.

Sejauh ini, Laksana sudah mengapalkan karoseri ke Fiji sejak 2009. Hingga saat ini jumlahnya lebih kurang 200 unit.

BISNIS

Berita terkait

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

21 jam lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

2 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

2 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

7 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

10 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

10 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

10 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

10 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

11 hari lalu

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

Atase Perdagangan Kairo, M Syahran Bhakti berharap eksportir kopi Indonesia dapat memenuhi permintaan dari Mesir pada 2024 ini di atas Rp 1,5 triliun.

Baca Selengkapnya