Penjelasan Teknisi Pertamina Soal 8 Mitos Seputar Minyak Pelumas

Reporter

Bisnis.com

Rabu, 4 April 2018 16:59 WIB

Technical Specialist PT.Pertamina Lubricants, Agung Prabowo. Sumber:bisnis.com

TEMPO.CO, Jakarta - Minyak pelumas atau oli memiliki peranan sangat penting dalam memelihara performa mesin kendaraan baik pada mobil maupun motor. Dengan pemeliharaan oli yang dilakukan secara kontinyu dan terukur, performa mesin kendaraan dapat terjaga. Sehingga, usia pakai mesin bisa semakin panjang.

Nah, dalam keseharian, seringkali kita dengar ada sejumlah mitos berkaitan dengan oli ini. Technical Specialist Pertamina Lubricants, Agung Prabowo, mencatat setidaknya ada 8 mitos yang seringkali diperbincangkan oleh para pemilik kendaraan.

Baca: Alasan Pelumas Kendaraan Bermotor Perlu Diganti Secara Berkala

Pada kesempatan berdiskusi dengan puluhan wartawan otomotif di Bogor, Jawa Barat, belum lama ini, Agung membeberkan ke-8 mitos tersebut, begini uraiannya:

1. Sering terjebak kemacetan, berarti lebih cepat ganti oli
Oli diganti karena oli stres, rusak atau penurunan performance dan menghilangkan 3 fungsi utama Lubricants, yang mana salah satu penyebab stresnya oli disebabkan karena umur pemakaian. Kalau di dunia maintenance disebut operating statistic (hours, odometers, days/month, dll).

2. Sering gonta-ganti merek oli membuat mesin kendaraan rusak
Mitos satu ini sudah pasti sering terdengar dan membuat banyak pengendara mobil berpikir berkali-kali sebelum mengganti oli yang dipakai dengan merek lain. "Mitos ini setengah benar. Sering menggonta-ganti merek oli mesin kendaraan memang bisa menyebabkan kerusakan pada mesin, namun bila dilakukan dengan cara yang salah," katanya.

Advertising
Advertising

Pada dasarnya, setiap merek oli memiliki formulasi dan senyawa yang berbeda-beda. "Nah, percampuran antara senyawa yang berbeda inilah yang dapat menimbulkan endapan dan berdampak buruk pada performa mesin kendaraan".

Untuk menghindari dampak buruk tersebut, usahakanlah untuk melakukan flashing yaitu menguras mesin dari sisa-sisa oli lama yang tertinggal, sebelum menggantinya dengan oli merek lain.

3. Warna Oli pekat berarti harus ganti oli
Kebanyakan orang memang menjadikan perubahan warna oli sebagai indikator waktu untuk mengganti oli kendaraan. Padahal, perubahan warna oli menjadi lebih pekat justru merupakan hal yang wajar.

Warna pekat pada oli sebenarnya adalah hasil kerja dari oli tersebut dari mengumpulkan partikel-partikel kecil dan mengikatnya agar tidak menjadi endapan. Hal ini sering ditemukan pada oli yang mengandung deterjen sebagai aditive-nya.

"Tidak perlu khawatir, hal ini pun tidak akan menghalangi fungsi oli tersebut. Jadi perubahan warna oli tidak bisa menjadi patokan sebagai waktu yang tepat untuk ganti oli mesin sepeda motor".

Baca: Memahami Arti Kode pada Oli Mesin dan Penggunaannya

4. Perlu mengganti oli setiap mobil setiap 1.000
Setiap mobil memiliki sistem penggantian oli yang bervariasi sesuai dengan jenis kendaraan tersebut. Meskipun beberapa produsen kendaraan merekomendasikan ganti oli setiap 3.000 mil, produsen yang lain mungkin merekomendasikan pergantian oli setiap per 7.000 mil. "Jika masih ragu, maka mengaculah pada buku panduan mobil," katanya.

5. Harus selalu mengganti oli mobil sebelum melakukan perjalanan panjang
Untuk mitos yang satu ini, sangat tergantung pada situasi. Para pengendara memang dianjurkan mengecek oli mobil saat
melakukan perjalanan jauh untuk menjaga kinerja mesin tetap prima. Jika perlu, seminggu atau tiga hari sebelum perjalanan pastikan oli mesin sudah diganti.

Bagaimana mengenali secara fisik oli itu baik atau tidak? "Begini, jika 1.000 km - 1.500 km warnanya tetap jernih berarti olinya kurang baik karena tidak berfungsi untuk membersihkan kotoran yang terbentuk akibat pembakaran campuran bahan bakar dan udara di mesin".

6. Jika dari awal memakai oli sintetis maka untuk seterusnya harus memakai oli sintetis
Faktanya, beralih pilihan antara minyak sintetis dan konvensional benar-benar tidak membahayakan mesin. Yang perlu dipastikan adalah memastikan oli yang digunakan memenuhi persyaratan dalam buku manual, termasuk BBM-nya".

Baca: 5 Tips Menghindari Kecurangan Pengisian Bahan Bakar di SPBU

7. Oli sintetis dapat menyebabkan kebocoran minyak
Saat oli sintetis pertama kali diperkenalkan pada 1970-an, diketahui menyebabkan segel di mesin mobil menyusut sehingga memicu kebocoran oli mobil.

Namun seiring dengan kemajuan dalam teknologi minyak sintetis yang telah dibuat dalam 30 tahun terakhir ini, minyak sintetis tidak lagi menyebabkan segel menyusut sehingga tidak memicu kebocoran.

8. Tidak perlu mengganti filter oli setiap kali mengganti oli
"Yang justru harus dilakukan adalah mengubah filter oli saat melakukan pergantian oli. Dengan mengganti filter oli bersamaan dengan pergantian pelumas, akan mengurangi potensi kerusakan mesin kendaraan," tuturnya.

BISNIS

Berita terkait

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

17 jam lalu

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

Hingga Maret 2024, Pertamina Hulu Energi juga mencatatkan kinerja penyelesaian pengeboran tiga sumur eksplorasi.

Baca Selengkapnya

Daftar 7 Lowongan Kerja BUMN dan Swasta pada Mei 2024

1 hari lalu

Daftar 7 Lowongan Kerja BUMN dan Swasta pada Mei 2024

Sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara atau BUMN membuka lowongan kerja pada bulan Mei 2024 ini

Baca Selengkapnya

Pertamina Indonesian GM Tournament 2024: Pecatur Aditya Bagus Arfan dan Novendra Priasmoro Juara

3 hari lalu

Pertamina Indonesian GM Tournament 2024: Pecatur Aditya Bagus Arfan dan Novendra Priasmoro Juara

IM Aditya Bagus Arfan dan GM Novendra Priasmoro juara di pertandingan catur Pertamina Indonesian GM Tournament 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

6 hari lalu

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

PT Pertamina Patra Niaga memastikan operasionalnya masih berjalan aman pascagempa di Garut, Jawa Barat pada Sabtu, 27 April 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

7 hari lalu

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

PT Pertamina International Shipping mencatat data dekarbonisasi PIS turun signifikan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

7 hari lalu

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

PGN mulai optimalkan produk gas alam cair di tengah menurunnya produksi gas bumi.

Baca Selengkapnya

Cara Mendaftar Sebagai Penerima LPG 3 Kg Bersubsidi

9 hari lalu

Cara Mendaftar Sebagai Penerima LPG 3 Kg Bersubsidi

Bagi masyarakat yang belum terdaftar sebagai pembeli LPG 3 kg harus menunjukkan KTP dan Kartu Keluarga (KK) di pangkalan atau penyalur resmi.

Baca Selengkapnya

Di Hannover Messe 2024, Pertamina Patra Niaga Bicara Pemerataan Energi Indonesia

11 hari lalu

Di Hannover Messe 2024, Pertamina Patra Niaga Bicara Pemerataan Energi Indonesia

PT Pertamina (Persero) dan PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading berpartisipasi dalam pameran industri terkemuka internasional

Baca Selengkapnya

Pertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah

11 hari lalu

Pertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) melakukan berbagai inisiatif untuk menjaga lingkungan.

Baca Selengkapnya

Pertamina International Shipping Klaim Berhasil Turunkan Emisi Karbon

11 hari lalu

Pertamina International Shipping Klaim Berhasil Turunkan Emisi Karbon

PT Pertamina International Shipping (PIS) mengklaim dekarbonisasi yang dilakukan perusahaannya dapat menurunkan emisi karbon.

Baca Selengkapnya