Jelajah Daendels Selatan dengan Toyota Fortuner TRD Sportivo
Reporter
Tempo.co
Editor
Wawan Priyanto
Minggu, 6 Mei 2018 16:56 WIB
Raja Tanjakan
Rute dengan medan bervariasi itu jelas memerlukan mobil yang tangguh. Pilihan jatuh ke Toyota Fortuner VRZ TRD Sportivo. Jantung ketangguhan Fortuner seri terbaru (2018) dan termewah seharga Rp 527,9 juta ini adalah mesin diesel tipe 2GD FTV Common Rail.
Semula kami mengira diesel intercooler berkapasitas 2.400 cc ini cenderung tak bertenaga. Maklum, membaca spesifikasi performa mesinnya, sepertinya tak terlalu menjanjikan. Tenaga sebesar 148 HP, dan torsi 400 Nm seperti tak terlalu tangguh.
Baca: Menikmati Dunia Toyota Fortuner (Bagian 1)
Ternyata dugaan itu meleset. Di tol Jagorawati, Fortuner mampu berakselerasi dengan cepat. Dari posisi berhenti sampai menyentuh kecepatan 100 kilometer per jam, waktu tempuhnya 12 detik. Tidak buruk untuk mesin diesel dan mobil berbotot 2,1 ton. Bodi bongsor sepanjang 4,7 meter dan tinggi 1,8 meter tak menghalangi Fortuner menembus hambatan angin dengan cepat.
Kuatnya tarikan terbukti ampuh untuk menempuh jalur naik turun sepanjang rute Cibadak – Pelabuhan Ratu yang berkelok-kelok. Kekuatan mobil ini adalah torsi puncak yang tercapai dalam putaran mesin rendah. Saat melaju dari posisi berhenti di tanjakan, tarikan langsung terasa. Manuver menyalip di tanjakan pun tak perlu menginjak gas dalam-dalam. Ini berkat torsi puncak yang tercapai di putaran mesin rendah, 1.600 – 2.000 rpm.
Namun bodi bongsor membawa efek lain: Fortuner cenderung limbung saat menikung. Kecenderungan oversteer juga terasa, karena tidak seperti versi penggerak 4 roda, model ini belum dilengkapi Vehicle Stability Control (VSC). Fitur anti limbung ini hanya tersedia di versi 4x4, saudaranya yang jauh lebih mahal, Rp 659,4 juta.
Kecenderungan limbung sebetulnya risiko dari kompromi Toyota untuk membuat Fortuner lebih nyaman. Di Fortuner versi lawas, peredam guncangan lebih kaku. Keuntungannya, mobil stabil saat menikung. Di Fortuner baru ini, peredam kejut per keong depan dan peredam belakang tipe 4-link lateral rod terasa lebih empuk. Konsekuensinya, saat melewati jalan bergelombang, atau menikung tajam, efek limbung muncul.
Baca: Menikmati Dunia Toyota Fortuner (Bagian 2)
Efek itulah yang sangat terasa saat harus melewati trek rusak dan berlubang sepanjang Jalan Kubangkangkung menjelang kota Cilacap. Jalur sempit di pedesaan ini rusak parah penuh lubang. Di sini, Fortuner unjuk gigi karena tenaga dan rodanya yang berukuran besar (velg 18 inchi dengan ban ukuran 265/60) mampu cepat membebaskan diri dari kubangan. Namun akibatnya, guncangan sangat terasa, membuat penumpang yang duduk di bangku tengah seperti dikocok.
Sebaliknya, empuknya suspensi sangat terasa saat melintasi jalur non tol Pantura sepanjang Semarang hingga Brebes saat pulang ke Jakarta. Jalur jalan bergelombang di banyak tempat ini dengan nyaman dilewati. Bahkan di jalur Alas Roban selepas Semarang yang penuh kelokan juga dilahap mudah. Menyalip barisan truk di jalan menanjak sangat mudah dilakukan.