Royal Enfield Himalayan Nyaman di Aspal, Handal di Medan Offroad

Reporter

Tempo.co

Senin, 17 September 2018 10:34 WIB

Sejumlah biker menjajal ketangguhan Royal Enfield Himalayan di ajang Demo Day di Sirkuit Patrac Pondok Aren, Tangerang Selatan Minggu 9 September 2018. TEMPO/Eko Ari Wibowo

TEMPO.CO, Jakarta - Pasar motor adventure kini semakin menjanjikan. Hal ini terbukti dengan turunnya penguasa pasar sepeda motor Indonesia, Honda yang semula hanya digarap Kawasaki dengan model Versys. Tak hanya produsen asal Jepang yang menikmati pasar segmen hobi ini namun juga produsen motor Eropa seperti Royal Enfield Himalayan dan BMW G310 GS yang meniru model kakaknya yang melegenda R 1200 GS.

Dengan banyaknya pemain yang bermain padahal pasar motor adventur sempit maka beberapa produsen berusaha menonjolkan kelebihan produknya. Salah satunya Royal Enfield yang pekan lalu membuktikan bahwa Himalayan tak hanya jago di medan jalanan aspal namun juga medan lumpur layaknya motor offroad. Produsen yang kini menggunakan basis India sebagai produksi motornya ini mempersilakan jurnalis dan komunitas untuk menjajal motor dalam Royal Enfield Himalayan Demo Day di sirkuit Patrac BSD, Pondok Aren, Tangerang Selatan pada dua pekan lalu. "Kami ingin mengajak mereka yang ingin membuktikan kemampuan motor Royal Enfield Himalayan dalam menaklukkan berbagai medan off road di lintasan menantang,” kata Irvino Edwardly, Country Manager Royal Enfield Indonesia.

Baca: Himalayan ABS Meluncur di India, Ini Kata Royal Enfield Indonesia

Royal Enfield memiliki bodi agak tinggi, bagi pengendara dengan tinggi badan 160 sentimeter sedikit menyulitkan karena harus jinjit balet maklum ketinggian jok dengan tanah mencapai 800 milimeter bandingkan dengan sebagian motor Jepang masih di kisaran 700-an milimeter. Ditambah lagi motor ini cukup berat dengan kapasitas kosong mencapai 191 kilogram. Adapun ground clearance Himalayan 220 mm mampu mengatasi medan offroad, menjelajahi sungai hingga lintasan terjal.

Kondisi ini akan berubah setelah motor ini berjalan karena memberikan kenyamanan dalam berkendara. Posisi stang tinggi, jok yang empuk dan footpeg yang lebih ke depan memberikan kenyamanan dengan badan bisa duduk tegak dan tangan berada pada posisi santai yang cocok untuk dipakai perjalanan jauh.

Ketika starter motor ditekan mesin langsung menyala tanpa kesulitan meski di kondisi pagi hari karena Himalayan telah dibekali sistem pengabutan bahan bakar Fuel Injection. Suara mesin agak cempreng dengan khas suara satu silindernya. Terasa getaran mesin sampai ke setang namun getaran itu hilang saat motor mulai berjalan. Tempo merasakan penyaluran tenaga motor ini terasa smooth namun bertenaga berbeda dengan karakter motor trail yang ganas pada putaran bawah. Mesin berkapasitas 411cc ini memiliki tenaga 24,83 hp pada putaran 6000rpm dengan torsi badak 32 NM di putaran mesin 4000 rpm. Namun, jika gas dibetot lebih dalam jangan kaget torsi badaknya akan keluar.

Motor Royan Enfield Himalayan yang dipamerkan dalama acara Gaikindo Indonesia Intenational Auto Show (GIIAS) di ICE BSD, Tangerang, Banten, 12 Agustus 2016. Royal Enfield Himalayan merupakan motor penjelajah yang berdiri di atas rangka half-duplex split cradle dengan racikan ground clearance setinggi 220 mm. TEMPO/Fajar Januarta

Advertising
Advertising

Pengendara harus pandai mengambil posisi saat menikung saat mengunakan motor yang dijual dengan banderol Rp 94,5 juta on the road DKI Jakarta ini karena memiliki jarak sumbu roda cukup panjang mencapai 1.465 mm. Ketika mengambil posisi terlalu dalam, maka saat keluar tikungan bisa melebar meski jarak putar stang lebih leluasa dibandingkan motorsport. Beberapa kali, Tempo sempat terjerembab karena melebar saat melewati tikungan. Saat jatuh, motor yang memiliki bobot yang sangat berat dibandingkan motor offroad lain yang pada kisaran 130 kilogram tentu sedikit menyulitkan sehingga perlu bantuan rekan lainnya.

Baca: Inilah Modifikasi Royal Enfield Himalayan ala Rally Dakar: Garang

Melewati gundukan multiple, motor ini cukup nyaman yang disokong dengan suspensi depan teleskopik dengan jarak main cukup panjang mencapai 200 milimeter dan suspensi belakang yang mengandalkan mono shock dengan jarak main 180 militer. Tipikal suspensi Royal Enfield Himalayan sangat cocok untuk berpetualang bahkan melewati medan offroad tak kalah dari trail. Ayunan suspensi memang sedikit keras karena memamg dibuat untuk tetap stabil di jalanan aspal maupun medan berat namun tak sampai membuat handling kerepotan. Jika dibandingkan model trail seperti KLX atau CRF memang sedikit dibawah keduanya yang memang habitatnya di medan offroad.

Selanjutnya: Testimoni dari anggota komunitas

<!--more-->

Satya Framudya, anggota Royal Enfield Riders Indonesia atau RORI mengakui suspensi Himalayan cukup handal di jalur offroad. Satya yang biasa mengendarai Royal Enfield Classic 500 langsung 'tune in' setelah beradaptasi satu kali putaran. "Handlingnya mantap meski lintasan licin," katanya.

Rem Royal Enfield Himalayan cukup bisa diandalkan dengan dibekali cakram 300mm pada bagian depan dan cakram 240mm pada bagian belakang. Hanya disarankan saat melewati jalan offroad atau lumpur menggunakan rem belakang untuk menghindari kecelakaan sampai terjungkal. Rata-rata kecepatan selama bermain di medan offroad pada kisaran 20-50 kilometer per jam sehingga tidak terlalu butuh pengunaan rem depan. Apalagi pengereman Himalayan menggunakan kaliper buatan Bybre yaitu anak perusahaan Brembo yang banyak digunakan pada balapan Internasional.

Baca: Royal Enfield Himalayan Pakai Knalpot Termignoni Torsi Tambah Nonjok

Melewati jalan offroad, ban Himalayan masih menggunakan bawaan dealer yaitu ban semi offroad yang masih aman ketika dipakai di jalan aspal. Dengan kombinasi, ukuran ban 90/90 dengan ring 21 inci pada bagian depan dan ukuran ban 120/90 dengan ring 17 inci. Meski bukan ban pacul, namun cukup menggigit di jalan tanah, lumpur maupun melewati genangan yang disiapkan panitia dengan kedalaman 30 sentimeter. Tempo tidak merasakan kehilangan grip selama menjajal Himalayan.

Saat melewati gundukan yang tinggi atau tanjakan, bukan menjadi masalah bagi mesin 411cc satu silinder. Meski tenaga mesin tersalur secara smooth namun jika bejek gas lebih dalam, motor langsung 'terbang' tak kalah dari motor trail hanya berat motor yang mengkebiri. Torsi Hilamayan yang mencapai 32 Nm memang sangat menyenangkan dioptimalkan di medan offroad. "Tak perlu gas dalam tenaganya sudah memadai, cukup flowing saja cukup. Biasa pegang Classic, Himalayan lebih bertenaga," ucap Satya.

Selain kehandalan motor ini sebagai dual purpose, motor ini memiliki kualitas pengecatan dan kepresisian cukup tinggi. Tempo yang berkali-kali jatuh ketika menggunakan motor ini catnya masih aman dengan adanya bar pelindung tangki dan mesin bawaan pabrik. Sasisnya juga kuat, tidak ada gangguan handling meski sudah berkali-kali jatuh bahkan sampai stang melenceng posisinya masih enak dipakai lagi. Motor buatan India terkenal dengan kualitas besi yang digunakan dan pengecatannya.

Sebagai motor adventure, Himalayan menawarkan fitur lengkap pada speedoeternya yaitu kecepatan, jarak berkendara, jam, putaran mesin, indikator baterai, posisi gear, kompas digital, suhu lingkungan hingga interval servis. Tangki bahan bakar mampu menampung pertamax hingga 15 liter yang diklaim mampu digunakan menjelajah hingga 400 kilometer. Royal Enfield juga menyediakan aksesoris berupa pannier atau side box untuk perjalanan jauh.

Berita terkait

Terkini: Jokowi Keluhkan Rp 180 Triliun Hilang karena Pengobatan ke Luar Negeri, Es Krim Magnum Mengandung Plastik dan Logam

11 hari lalu

Terkini: Jokowi Keluhkan Rp 180 Triliun Hilang karena Pengobatan ke Luar Negeri, Es Krim Magnum Mengandung Plastik dan Logam

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masyarakat berobat ke luar negeri. Es krim Magnum ditarik karena mengandung plastik

Baca Selengkapnya

Pemerintah Subsidi Biaya Konversi Sepeda Motor Listrik Rp10 Juta, Ini Caranya

11 hari lalu

Pemerintah Subsidi Biaya Konversi Sepeda Motor Listrik Rp10 Juta, Ini Caranya

Pemerintah memberikan insentif Rp10 juta kepada pemilik sepeda motor berbahan bakar bensin yang mengkonversi mesinnya menjadi motor listrik.

Baca Selengkapnya

Residivis Begal Berusia 18 Tahun Terancam Pidana 12 Tahun Penjara

12 hari lalu

Residivis Begal Berusia 18 Tahun Terancam Pidana 12 Tahun Penjara

Seorang residivis begal asal Bekasi berinisial MF, 18 tahun kembali ditangkap polisi usai melakukan aksi yang sama di 2 tempat berbeda.

Baca Selengkapnya

Sepeda Motor Usai Dipakai Mudik Lebaran? Ini Komponen yang Wajib untuk Dicek

18 hari lalu

Sepeda Motor Usai Dipakai Mudik Lebaran? Ini Komponen yang Wajib untuk Dicek

Oleh karena itu, perawatan yang baik pasca mudik Lebaran menjadi sangat penting untuk memastikan keamanan dan kinerja optimal sepeda motor.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Catat 876.876 Sepeda Motor Keluar Masuk Jabodetabek saat Arus Balik H+3 Lebaran

20 hari lalu

Kemenhub Catat 876.876 Sepeda Motor Keluar Masuk Jabodetabek saat Arus Balik H+3 Lebaran

Jumlah kendaraan sepeda motor yang keluar Jabodetabek sebanyak 358.707 kendaraan dan 717.414 orang.

Baca Selengkapnya

7 Hal Penting saat Merawat Motor Matic Setelah Mudik

22 hari lalu

7 Hal Penting saat Merawat Motor Matic Setelah Mudik

Motor perlu dirawat setelah digunakan saat mudik. Ini deretan komponen yang perlu dicek?

Baca Selengkapnya

Terminal Tirtonadi Solo Mulai Kirim Sepeda Motor Peserta Mudik Gratis Lebaran 2024 Kembali ke Perantauan

22 hari lalu

Terminal Tirtonadi Solo Mulai Kirim Sepeda Motor Peserta Mudik Gratis Lebaran 2024 Kembali ke Perantauan

Loading pengiriman sepeda motor, masuk ke truk, dan diberangkatkan sekitar pukul 14.00 menuju ke Terminal Pulo Gadung.

Baca Selengkapnya

Tips Aman Melintasi Pelabuhan Ciwandan Gunakan Motor saat Arus Balik

25 hari lalu

Tips Aman Melintasi Pelabuhan Ciwandan Gunakan Motor saat Arus Balik

Pelabuhan Ciwandan menjadi tantangan tersendiri bagi pengendara motor saat mudik dan arus balik.

Baca Selengkapnya

Waspada, 3 Faktor Penyebab Kecelakaan Saat Mudik dengan Kendaraan Roda Dua

26 hari lalu

Waspada, 3 Faktor Penyebab Kecelakaan Saat Mudik dengan Kendaraan Roda Dua

Pengendara roda dua wajib memahami tiga faktor penyebab kecelakaan saat mudik Lebaran. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Kisah Sugeng Mudik dengan Motor dari Tangerang ke Kebumen hanya Merogoh Rp 200 Ribu

27 hari lalu

Kisah Sugeng Mudik dengan Motor dari Tangerang ke Kebumen hanya Merogoh Rp 200 Ribu

Selain asyik, Sugeng mengatakan mudik menggunakan sepeda motor lebih menghemat biaya.

Baca Selengkapnya