Petugas kepolisian bersama anggota Kodam Jaya dan Dinas Perhubungan melakukan sosialisasi perluasan wilayah kendaraan berplat nomor ganjil - genap di daerah Cawang, Jakarta Timur, 26 Juli 2018. Uji coba perluasan ganjil - genap telah dimulai pada 2 Juli dan akan diberlakukan pada 1 Agustus mendatang. Tempo/Fakhri Hermansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Awalnya, kebijakan ganjil genap banyak yang menentang tapi Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) harus melakukan perubahan kalau tidak macet terus. Namun, Kepala BPTJ Bambang Prihartono mengatakan, ada beberapa masyarakat yang membeli mobil baru dengan nomor kendaraan berbeda demi menghindari ganjil genap.
"Sekarang akal-akalan, dengan ganjil genap yang punya uang beli mobil baru. Pakai sepeda motor. Padahal dengan beli mobil sendiri kita menyusahkan orang lain," katanya kepada Harian Bisnis Indonesia, Kamis 15 November 2018..
Dia meminta masyarakat tidak beralih dengan memakai sepeda motor. "Kalau sepeda motor harus memahami bahwa pakai sepeda motor itu rentan kecelakaan. Sekitar 70 persen kecelakaan lalu lintas itu menimpa pengguna sepeda motor," kata Bambang.
Meski banyak pengguna jalan akal-akalan, namun kebijakan ganjil genap nomor kendaraan di sejumlah ruas jalan di Jakarta dan beberapa pintu jalan tol berhasil menurunkan emisi gas buang hingga 28 persen.
Bambang mengatakan kebijakan ganjil genap nomor kendaraan juga berhasil menaikkan kecepatan laju kendaraan atau menurunkan kemacetan. "Kebijakan ganjil genap juga mengubah pemahaman anak muda yaitu mulai enggak mau beli mobil," katanya
4 Jenis Rekayasa Lalu Lintas yang Diterapkan Saat Mudik dan Arus Balik Lebaran
19 hari lalu
4 Jenis Rekayasa Lalu Lintas yang Diterapkan Saat Mudik dan Arus Balik Lebaran
Penerapan sistem contraflow, one way, ganjil genap, dan buka tutup merupakan jenis rekayasa lalu lintas yang biasanya diterapkan saat mudik dan arus balik lebaran.