Begini Teknologi Baru Grab Antisipasi Kecurangan Mitra
Reporter
Swa.co.id
Editor
Eko Ari Wibowo
Kamis, 14 Maret 2019 06:37 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Grab Holdings Inc meluncurkan teknologi deteksi dan pencegahan tindak kecurangan yang dilakukan oleh mitra Grab, melalui serangkaian perangkat Grab Defence. Berdasarkan Cybersource SEA Fraud Benchmark Report 2018, bisnis e-commerce di Asia Tenggara rata-rata kehilangan sekitar 1,6 persen dari pendapatan mereka akibat tindak kecurangan.
Baca: Grab Klaim Mampu Tekan Angka Kecurangan Pemakaian Fake GPS
Transaksi palsu dan manipulasi yang dilakukan para pelaku kejahatan terjadi di berbagai platform baik itu e-commerce, pemesanan perjalanan; yang tentunya akan memberi pengaruh negatif pada ekonomi digital. Hal tersebut akan menghancurkan kepercayaan antara para pengguna, penyedia layanan, dan platform.
Ridzki Kramadibrata, Presiden Grab Indonesia, mengatakan, di Indonesia, Grab telah melihat cara sindikat kejahatan mendapatkan keuntungan secara ilegal dengan menggunakan aplikasi GPS palsu, atau aplikasi yang telah dimodifikasi serta metode lainnya untuk mencuri insentif hasil kerja keras mitra pengemudi dan menciptakan pengalaman buruk bagi pengguna di platform Grab.
Selama beberapa tahun belakangan ini, Grab telah berinvestasi besar untuk pengembangan sistem yang lebih kuat berkat dukungan machine learning serta kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi dan mencegah kecurangan pada platform Grab. Hasilnya, penelitian independen oleh Spire Research and Consulting menemukan bahwa tingkat penipuan pada layanan pemesanan transportasi Grab hanya sebesar 1/6 dibanding pesaing utamanya.
Simak: Penggunaan GPS Ponsel Tidak Akan Ditilang, Asalkan...
Rangkaian perangkat Grab Defence akan menjadi bagian dari strategi GrabPlatform, sebuah platform terbuka milik Grab dan serangkaian API (application programming interface) untuk membantu mitra mengintegrasikan layanan mereka dengan Grab. Rangkaian perangkat Grab Defence akan tersedia untuk mitra strategis terpilih di Indonesia pada kuartal kedua dan akan diluncurkan ke seluruh mitra pada akhir tahun ini.
Layanan Grab Defence terdiri dari tiga fitur utama dan masing-masing fitur dapat berfungsi secara terpisah, yakni Event Risk Management Suite, Entity Intelligence Services, dan Device & Network Intelligence Services. Yang pertama adalah Event Risk Management Suite yang merupakan paket komprehensif yang akan memungkinkan pelaku bisnis untuk menilai risiko dari suatu peristiwa atau transaksi.
Terdiri dari serangkaian API untuk mengevaluasi risiko yang didukung oleh machine learning yang dapat digunakan kalangan pebisnis untuk memprediksi risiko secara real-time, menetapkan sejumlah tolok ukur kecurangan sesuai dengan model bisnis dan kebutuhan, perangkat investigasi dan analisis perilaku untuk menyelidiki perilaku-perilaku mencurigakan sekaligus meningkatkan kebijakan dan aturan.
Lalu ada Entity Intelligence Services. Layanan ini menggunakan database Grab serta keahlian dalam mengidentifikasi berbagai jenis entitas pelaku kejahatan (seperti nomor telepon, alamat e-mail, dan lain-lain) untuk memprediksi potensi risiko kepada semua pengguna yang berinteraksi dengan platform tersebut.
Baca: Larangan GPS Ponsel, Pengemudi Taksi Online: Putusan Gegabah
Sebagai contoh, pelaku bisnis dapat menggunakan layanan ini untuk mendapat informasi nilai risiko dari pengguna baru. Jika angka prediksi risikonya rendah, mereka bisa memilih untuk mengizinkan pengguna masuk ke aplikasi tanpa harus melalui sejumlah langkah tambahan, atau menawarkan promo/insentif tertentu.
Serta Device & Network Intelligence Services. Layanan ini bisa mendeteksi pelaku kejahatan dengan menggunakan data dari perangkat pengguna. Manfaat lainnya adalah layanan ini bisa membantu pelaku bisnis menjaga diri mereka dari pembuatan akun palsu akibat perangkat yang berpindah tangan, dan bahkan mendeteksi jika aplikasi mereka telah terdampak serangan siber.
Layanan Grab Defence bekerja berdasarkan grafik informasi risiko dan kecurangan Grab. Miliaran transaksi terjadi setiap tahunnya dalam berbagai vertikal di bawah platform Grab. Transaksi yang terjadi ini memberi gambaran dan pemahaman lebih baik bagi Grab mengenai pelaku kejahatan di Asia Tenggara, dan bagaimana tindak kecurangan bekerja.