Indonesia Incar Ekspor Otomotif ke Australia

Senin, 17 Februari 2020 06:48 WIB

Presiden Joko Widodo meresmikan pencapaian ekspor kendaraan secara utuh (completely built-up/CBU) milik Toyota yang mencapai 1 juta unit dari berbagai varian di IPC Car Terminal Tanjung Priok, Jakarta, Rabu, 5 September 2018. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyatakan bahwa lima merek dengan penjualan mobil tertinggi di Indonesia tertarik untuk melakukan ekspor ke Australia.

Hal ini menyusul telah diratifikasinya perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partenership Agreement (IA-CEPA) telah selesai. Dengan adanya perjanjian ini produk unggulan Indonesia akan dipacu ekspornya, salah satunya otomotif.

Sekretaris Jenderal Gaikindo Kukuh Kumara menyatakan bahwa, industri tentu tertarik dengan perjanjian tersebut, lantaran pasar mobil Australia memiliki potensi sebesar 1,4 juta unit per tahunnya.

“Pasti (5 besar itu tertarik) pasarnya kan besar di sana ada 1,4 juta kalau dapat 10 persen saja kan lumayan,” kata Kukuh kepada Bisnis, Minggu, 16 Februari 2020.

Advertising
Advertising

Sayangnya, Kukuh enggan merinci Agen Pemegang Merek (APM) asal Indonesia mana saja yang sudah menyatakan ketertarikannya untuk melakukan ekspor ke Australia.

Namun jika merujuk data Gaikindo 2019, lima besar APM dengan penjualan mobil tertinggi adalah, PT Toyota Astra Motor dengan total penjualan 331.797 unit, PT Astra Daihatsu Motor totalnya 177.284, PT Honda Prospect Motor dengan total penjualan 137.339 unit, PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia dengan penjualan 119.011 unit, dan PT Suzuki Indomobil sales dengan angka penjualan 100.383 unit.

“Semua tertarik lagi konsolidasi lah, belum bisa disebutkan detailnya, tapi kita sudah tahu kan produk-prouduk apa yang layak untuk di sana,” ujar Kukuh.

Kukuh mengatakan terdapat sejumlah hal yang perlu disiapkan untuk melakukan ekspor kendaraan bermotor, dalam hal ini mobil ke Australia. Salah satunya adalah infrastruktur.

“untuk mobil kita harus menyiapkan infrastruktur purna jual dan sebagainya, oleh karena itu kita butuh izin dari principal yang akan mengekspor dari Indonesia ke Australia itu satu,” ucapnya.

Kukuh melanjutkan, eksportir juga mesti memahami persyaratan yang diperlukan oleh konsumen mobil di Australia. Menurut Kukuh terdapat perbedaan persyaratan terkait dengan kebijakan emisi gas buang untuk mobil di Australia.

“Tidak sesimpel yang dibayangkan, karena kemudian ada rencana business plan, volume berapa, dan sebagainya. Nah itu sudah dilakukan,” katanya.

BISNIS

Berita terkait

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

1 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

37 Tahun Rudy Salim, Kisah Sukses Pengusaha Muda yang Pernah DO di 2 Fakultas Kedokteran

2 hari lalu

37 Tahun Rudy Salim, Kisah Sukses Pengusaha Muda yang Pernah DO di 2 Fakultas Kedokteran

Pengusaha muda Rudy Salim hari ini berusia 37 tahun. Ia pernah drop ot (DO) dari dua fakultas kedokteran, untuk mendalami bisnis otomotif.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

4 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

4 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

4 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

5 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

5 hari lalu

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

Atase Perdagangan Kairo, M Syahran Bhakti berharap eksportir kopi Indonesia dapat memenuhi permintaan dari Mesir pada 2024 ini di atas Rp 1,5 triliun.

Baca Selengkapnya

Demi Lobster Kawan Vietnam

5 hari lalu

Demi Lobster Kawan Vietnam

Pemerintah membuka kembali keran ekspor lobster dengan syarat para pengusaha membudidayakannya di sini atau di Vietnam-tujuan utama ekspor lobster.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

6 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Indonesia Perlu Tingkatkan Ekspor untuk Cegah Kenaikan Harga Komoditas

6 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Indonesia Perlu Tingkatkan Ekspor untuk Cegah Kenaikan Harga Komoditas

Indonesia perlu meningkatkan volume ekspor untuk menghindari kenaikan harga komoditas akibat konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya