Pekerja menyelesaikan perakitan unit sepeda motor di pabrik AHM, Karawang, Jawa Barat, 3 November 2016. All New Honda CBR250RR akan menjadi model teringan di kelasnya dengan bobot 165 kg untuk tipe standar (STD) dan 168 kg untuk tipe ABS berkat penyematan rangka teralis terbaru dan mesin compact. ANTARA FOTO
TEMPO.CO, Jakarta - Produsen mobil dan sepeda motor asal Jepang, Honda, dilaporkan tengah menghadapi serangan siber pada jaringan server internal mereka yang diduga mempengaruhi sistem produksi di pabrik secara global. Menurut laporan Reuters, Selasa, 9 Juni 2020, serangan ini terjadi mulai Senin, 8 Juni 2020.
Serangan siber ini memaksa Honda untuk menghentikan operasional beberapa pabriknya secara global karena dikhawatirkan mempengaruhi sistem kontrol kualitas produksinya.
Terkait masalah ini, Busines Innovation & Sales Marketing Director PT Honda Prospect Motor, Yusak Billy mengatakan bahwa pabrik mobil Honda di Indonesia memang menerima notifikasi terkait dugaan serangan siber yang terjadi pada jaringan komputer global. Menurut dia, Honda sampai saat ini masih melakukan investigasi untuk menemukan penyebabnya.
Honda Indonesia, lanjut dia, menemukan sejumlah file maupun program yang tidak berfungsi secara normal. Meski demikian, seluruh sistem produksi dan penjualan hingga saat ini masih berjalan dengan normal. “Kami pastikan tidak ada dampak bagi konsumen,” kata Billy kepada Tempo, Selasa, 9 Juni 2020.
“Kami juga terus memonitor perkembangan kondisi ini untuk menjaga sistem produksi dan penjualan di Indonesia tetap berjalan dengan lancar.”
Sementara itu, General Manager Corporate Communication PT Astra Honda Motor, Ahmad Muhibbuddin, menyampaikan bahwa sistem produksi sepeda motor Honda di Indonesia tidak terganggu dengan serangan siber yang diduga menghantam server internal Honda Motor Co di Jepang. “Alhamdulillah pabrik di Indonesia tidak terganggu karena AHM berada di luar jaringan yang terdampak,” katanya.