Daimler Bayar Rp 32,6 Triliun karena Curang soal Emisi Diesel

Reporter

Terjemahan

Selasa, 15 September 2020 20:49 WIB

Sejumlah mekanik menyelesaikan pembuatan mobil baru Mercedes-Benz S-Class di pabrik pembutan Daimler di Sindelfingen dekat Stuttgart, Jerman, 2 September 2020. Mercedes-Benz mengeluarkna dua model terbarunya yakni S-Class 400d S-Class 500d. REUTERS/Ralph Orlowski

TEMPO.CO, Jakarta - Raksasa otomotif Jerman produsen Mercedes, Daimler AG, akan membayar 2,2 miliar dolar AS (sekitar Rp 32,6 triliun) dalam pengusutan kasus kecurangan emisi diesel oleh Pemerintah AS dan klaim dari 250.000 pemilik mobil di negeri itu.

Reuters merilis kabar ini pada Senin, 14 September 2020, dari dokumen pengadilan.

Daimler mengungkapkan pada 13 Agustus bahwa mereka telah mencapai penyelesaian klaim sipil dan lingkungan terkait dengan 250.000 mobil diesel dan van di AS.

Kasus ini mencuat setelah Daimller menggunakan perangkat lunak untuk menghindari aturan emisi.

Daimler mengatakan bahwa perkiraan biaya penyelesaian dengan otoritas AS mencapai 1,5 miliar dolar, penyelesaian dengan pemilik mobil $ 700 juta dolar lagi. Selanjutnya, biaya lainnya hingga setengah miliar dolar.

Wakil Jaksa Agung Jeff Rosen mengatakan penyelesaian tersebut, yang mengikuti penyelidikan hampir lima tahun, akan mencegah orang lain melakukan pelanggaran serupa.

Dalam dokumen pengadilan di sebutkan, Daimler setuju membayar 250.000 pemilik hingga 3.290 dolar masing-masing. Belum lagi 83.4 juta dolar untuk biaya pengacara dan pengacara pemilik mobil.

Pemilik mobil akan mendapatkan 800 dolar lebih sedikit jika pemilik sebelumnya mengajukan klaim yang valid. Daimler dalam dokumen pengadilan menyangkal tuduhan tidak mengakui tanggung jawab apa pun.

Penyelesaian itu tidak termasuk monitor kepatuhan eksternal.

Produsen mobil Jerman itu masih menghadapi penyelidikan kriminal yang sedang berlangsung dan dapat menghadapi hukuman finansial tambahan dari Pemerintah AS.

Kesepakatan penyelesaian tersebut mengharuskan Daimler mengatasi emisi berlebih kendaraan sebagai bagian dari keputusan persetujuan yang mengikat.

Daimler akan melakukan penarikan kembali dan jaminan yang diperpanjang tetapi tidak diharuskan untuk membeli kembali kendaraan, kecuali perusahaan tidak dapat menawarkan perbaikan emisi dalam jadwal yang ditentukan.

Departemen Kehakiman AS mengatakan Daimler gagal mengungkapkan setidaknya 16 perangkat kontrol emisi tambahan yang memungkinkan kendaraan untuk bekerja dengan berbagai cara yang diinginkan konsumen.

Pada September 2019, Daimler di Jerman setuju untuk membayar denda sebesar 870 juta euro (1 miliar dolar/sekitar Rp 14,8 triliun) karena melanggar peraturan emisi diesel. Baik Volkswagen maupun Daimler telah menghentikan penjualan kendaraan diesel penumpang di AS.

REUTERS

Berita terkait

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

14 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

7 hari lalu

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

PT Pertamina International Shipping mencatat data dekarbonisasi PIS turun signifikan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

11 hari lalu

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

KLHK memasukkan sektor kelautan ke dalam dokumen Second NDC Indonesia. Potensi mangrove dan padang lamun ditonjolkan.

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

11 hari lalu

Sambut Hari Bumi, PGE Laporkan Pengurangan Emisi CO2

PGE berkomitmen dalam penghematan konsumsi energi dan pengendalian jumlah limbah.

Baca Selengkapnya

Bos Transjakarta Sebut 9 dari 10 Orang Jakarta Bisa Akses Transjakarta dengan Jalan Kaki Maksimal 10 Menit

58 hari lalu

Bos Transjakarta Sebut 9 dari 10 Orang Jakarta Bisa Akses Transjakarta dengan Jalan Kaki Maksimal 10 Menit

Bos PT Transjakarta mengklaim 9 dari 10 orang di Jakarta bisa mengakses layanan Transjakarta hanya dengan berjalan kaki 5 hingga 10 menit.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa ITS Gagas Aspal Ramah Lingkungan, Hasil Modifikasi Lumpur Panas dan Serat Kelapa Sawit

3 Maret 2024

Mahasiswa ITS Gagas Aspal Ramah Lingkungan, Hasil Modifikasi Lumpur Panas dan Serat Kelapa Sawit

Tim mahasiswa dari ITS menggagas pemakaian limbah lumpur Lapindo dan serat kepala sawit untuk membuat aspal ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Daimler Mulai Bangun Pabrik di Cikarang, Bus Mercedes Bakal Produksi Lokal

20 Februari 2024

Daimler Mulai Bangun Pabrik di Cikarang, Bus Mercedes Bakal Produksi Lokal

Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI) dan Daimler Commercial Vehicles Manufacturing Indonesia (DCVMI) memulai pembangunan pabrik perakitannya di Cikarang.

Baca Selengkapnya

Trend Asia: Jejak Emisi Jet Pribadi Capres-Cawapres 2024 Setara Penerbangan Raja Ampat

13 Februari 2024

Trend Asia: Jejak Emisi Jet Pribadi Capres-Cawapres 2024 Setara Penerbangan Raja Ampat

Emisi sektor penerbangan sipil merupakan salah satu masalah serius, khususnya dalam penggunaan jet pribadi.

Baca Selengkapnya

Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

13 Februari 2024

Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya bertemu Duta Besar Norwegia Rut Kruger Giverin membahas capaian emisi.

Baca Selengkapnya

Daimler Catatkan Penjualan 526.053 Truk dan Bus di Pasar Global

8 Februari 2024

Daimler Catatkan Penjualan 526.053 Truk dan Bus di Pasar Global

Daimler Truck mencatatkan peningkatan penjualan unitnya di seluruh dunia pada 2023. Simak informasi lengkapnya di sini:

Baca Selengkapnya