PBB: Mobil Bekas dari Negara Maju Kotori Negara Berkembang

Reporter

Terjemahan

Minggu, 1 November 2020 18:00 WIB

Showroom penjualan mobil bekas Toyota di Amerika. usedcarpost.net

TEMPO.CO, Jakarta - PBB melihat jutaan mobil bekas dari berbagai jenis yang diimpor dari negara maju telah meningkatkan polusi di negara berkembang.

Berdasarkan laporan terbaru dari Badan PBB yang megurusi lingkungan, UN Environment Programme (UNEP), mobil-mobil bekas yang diimpor dari Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang berkontribusi cukup signifikan terhadap polusi dan perubahan iklim.

Laporan yang dilansir New York Times menunjukkan, pada 2015 hingga 2018, 14 juta mobil bekas diekspor ke seluruh dunia. Lebih dari 80 persennya ke negara berkembang, dan separuhnya ke Afrika.

"Selama bertahun-tahun, negara maju mengekspor mobil bekas ke negara berkembang yang belum diregulasi. Ini sama dengan mengekspor polusi," kata Direktur Eksekutif UNEP Inger Andersen.

Laporan PBB juga menunjukkan negara-negara Afrika sebagai importir mobil bekas terbesar (40 persen). Disusul dengan Eropa Timur (24 persen), Asia-Pasifik (15 persen), Timur Tengah (12 persen), dan Amerika Latin (9 persen).

Di samping mengotori lingkungan, PBB juga memperingatkan keamanan dari mobil bekas. Banyak mobil bekas terutama yang berusia tua belum memiliki fitur keamanan yang cukup bagi pengendara.

PBB memperingatkan penjualan dan penggunaan mobil tanpa regulasi yang memerhatikan lingkungan dapat memperparah polusi udara. Apalagi, hampir seperempat emisi gas rumah kaca yang menimbulkan pemanasan global berasal dari sektor transportasi.

Kendaraan bermotor merupakan sumber polutan PM2.5 dan nitrogen oksida (NOx) yang merupakan penyebab polusi terbesar di perkotaan.

"Menghadirkan mobil yang bersih merupakan prioritas dalam penekanan krisis iklim serta kualitas udara," ucap Andersen.

Laporan yang menganalisis 146 negara ini menemukan 2/3 dari negara berkembang punya undang-undang yang lemah atau sangat lemah soal impor mobil bekas.

Negara-negara itu di antaranya Malawi, Nigeria, Zimbabwe, dan Burundi.

Ada juga negara yang punya regulasi cukup baik dan telah mendukung mobil yang lebih bersih seperti mobil listrik dan mobil hybrid, contohnya Maroko.

Impor mobil bekas di Maroko dibatasi yang berusia lima tahun ke bawah dan punya emisi EURO4. Hasilnya, Maroko hanya mengimpor mobil-mobil yang efisien dan ramah lingkungan dari Eropa.


NYTIMES

Berita terkait

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

6 jam lalu

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

Pejabat PBB mengatakan penutupan perbatasan Rafah dan Karem Abu Salem (Kerem Shalom) merupakan "bencana besar" bagi warga Palestina di Gaza

Baca Selengkapnya

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

8 jam lalu

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

UN Women memperingatkan bahwa serangan darat Israel di Rafah, Gaza, akan memperburuk penderitaan 700.000 perempuan dan anak perempuan Palestina

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

10 jam lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

12 jam lalu

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

Para ahli PBB mendesak penjajah Zionis Israel untuk mengakhiri agresinya terhadap Gaza, dan menuntut ekspor senjata ke Israel "segera" dihentikan.

Baca Selengkapnya

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

2 hari lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

3 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

3 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

3 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

4 hari lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

4 hari lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya