Teknisi mobil Honda memperbaiki airbag pada mobil Honda City yang meledak di Kuala Lumpur, Malaysia, 20 November 2016. Diketahui terdapat sekitar 100 juta airbag Takata yang dinyatakan catat di seluruh dunia. AP Photo
TEMPO.CO, Jakarta - Penyelidik AS telah menentukan bahwa pecahan peluru dari airbag atau kantong udara Takata meledak dan menewaskan seorang pengemudi BMW dalam kecelakaan di Arizona.
Kematian laki-laki tak dikenal pada September lalu itu adalah korban airbag Takata yang ke-18 di AS sejak 2009 dan kasus ke-27 di seluruh dunia akibat inflator yang salah.
Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional AS tidak akan merilis rincian lebih lanjut tentang kematian tersebut, dengan alasan masalah privasi.
Badan tersebut mengatakan insiden itu menggarisbawahi pentingnya melakukan perbaikan dan penarikan kembali airbag Takata.
BMW belum menanggapi informasi tersebut.
Takata menggunakan amonium nitrat yang mudah menguap dan membuat ledakan kecil lalu mengembang airbag dalam kecelakaan. Tetapi bahan kimia tersebut dapat menjadi lebih mudah menguap seiring waktu saat terkena uap air di udara.
Ledakan airbag tersebut dapat meledakkan tabung logam dan melemparkan pecahan peluru ke dalam kompartemen penumpang.
Masalah tersebut menyebabkan serangkaian penarikan otomatis terbesar dalam sejarah AS, dengan setidaknya 63 juta inflator ditarik kembali.
Pemerintah AS mengatakan hingga September 2020, lebih dari 11,1 juta mobil belum diperbaiki. Sedangkan sekitar 100 juta inflator telah ditarik di seluruh dunia.
Sebagian besar kematian akibat airbag Takata terjadi di AS, juga di Australia dan Malaysia.
Pengemudi dapat memeriksa untuk melihat apakah kendaraan mereka telah ditarik dengan membuka bagian penarikan dari situs web Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional AS dan memasukkan 17 digit nomor identifikasi kendaraan mereka.
Penarikan kembali airbag tersebut membuat Takata Jepang bangkrut dan mengajukan tuntutan pidana terhadap perusahaan tersebut. Akhirnya mobil itu dibeli oleh pemasok suku cadang mobil milik Cina.