Aston Martin: Permintaan Mobil Melonjak Gara-gara Cina

Reporter

Terjemahan

Senin, 7 Desember 2020 13:46 WIB

Aston Martin DBX turut ditampilkan jelang pembukaan acara Jenewa Internasional Motor Show di Jenewa, Swiss, 3 Maret 2015. REUTERS/Arnd Wiegmann

TEMPO.CO, Jakarta - Produsen mobil Aston Martin melihat permintaan yang melonjak akibat rebound penjualan oromotif di Cina.

Ketua Eksekutif Aston Martin yang juga investor miliarder Lawrence Stroll mengatakan permintaan saat ini sangat fenomenal.

"Cina benar-benar kembali lebih dulu dan terkuat, dan merupakan gangbuster," ucapnya dalam konferensi digital "The Future of the Car" yang diadakamn Financial Times pada akhir pekan lalu.

Stroll memimpin konsorsium yang berinvestasi di Aston awal tahun ini karena produsen mobil itu berjuang keras menyusul flotasi pasar saham 2018. Harga saham Aston Martin pun merosot.

Sejak itulah seorang kepala eksekutif baru telah mengambilalih pengurusan perusahaan berusia 107 tahun, yang terkenal sebagai produsen mobil James Bond, tersebut.

Aston Martin lantas melakukan kesepakatan pada Oktober lalu sehingga pembuat mobil Jerman, Daimler, meningkatkan kepemilikannya di perusahaan itu.

Pemegang saham menyetujui rencana suntikan modal terbaru pada hari Jumat lalu.

Stroll mengatakan dari lintasan pertumbuhan Aston saat ini menunjukkan bahwa pasar publik adalah tempat yang tepat bagi perusahaan sambil mengamati peningkatan nilai sahamnya, yang berada pada 79 pence (1,06 dolar AS).

"Mereka akan menjadi jauh lebih berharga daripada hari ini," kata Lawrence Stroll.


AUTOBLOG

Berita terkait

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

10 menit lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

3 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

19 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya