Para karyawan bekerja di Gigafactory Tesla di Shanghai, Cina timur, pada 20 November 2020. Peletakan batu pertama Gigafactory Tesla di Shanghai dilakukan pada awal 2019, sementara gelombang pengiriman pertama sedan Model 3 made-in-Cina buatan pabrik itu dilakukan setahun kemudian. (Xinhua/Ding Ting)
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir berjanji menjajaki kerjasama dengan produsen mobil listrik AS, Tesla, pada Februari 2021 mengenai pendirian pabrik di Indonesia.
"Insya Allah di bulan Februari ini saya akan membuka pembicaraan dengan Tesla untuk mengembangkan kerja sama ini,” kata Erick Thohir dalam keterangan tertulis pada Sabtu lalu, 2 Januari 202i.
Menteri BUMN Erick menuturkan telah memerintahkan PLN agar terlibat dalam konsorsium BUMN untuk pembuatan baterai mobil listrik. Konsorsium juga diminta bekerjasama dengan perusahaan dari Korsel dan Cina.
"Baterai sendiri merupakan komponen utama dalam produksi mobil listrik. Dengan kekayaan alam yang kita miliki tentu harus didukung pula dengan kualitas sumber daya manusia kita agar mampu menjadi produsen utama dalam industri mobil listrik," kata Erick.
Sebelumnya, dia menjelaskan bahwa mobil listrik punya banyak manfaat. Tak hanya manfaat bagi ekonomi melainkan manfaat bagi lingkungan yang sejalan dengan misi pemerintah untuk mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Mobil listrik dinilai lebih ramah lingkungan. Emisi yang dihasilkan lebih rendah dibanding kendaraan yang menggunakan bahan bakar minyak.
Menurut Menteri BUMN Erick Thohir, semua pihak harus menjaga ketahanan energi nasional. Saat ini Indonesia mengimpor 1,5 juta barrel BBM per hari. Maka mobil listrik adalah solusi untuk mengurangi berpindahnya devisa ke luar negeri.