Mayoritas Masyarakat Tak Tergiur PPnBM Nol Persen, Pakar ITB Bicara Begini

Reporter

Antara

Kamis, 18 Maret 2021 11:10 WIB

Pekerja berjalan di dekat deretan mobil baru yang terparkir di PT Indonesia Kendaraan Terminal atau IPC Car Terminal, Cilincing, Jakarta, 12 Maret 2018. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar otomotif sekaligus akademisi ITB Yannes Martinus Pasaribu mengatakan relaksasi pajak mobil baru berupa PPnBM Nol Persen secara hipotetis belum tentu secara signifikan meningkatkan daya serap pasar.

Menurut dia, mobil baru adalah kebutuhan tersier sehingga masyarakat akan cenderung menahan pembelian sampai kondisi keuangan merema membaik pasca pandemi Covid-19.

"Ini yang sangat menarik. Pemerintah pastinya sudah menghitung bahwa konsumen pasti akan lebih memilih aman dulu keuangan pribadinya, selama ekonomi belum membaik," kata Yannes saat dihubungi Antara pekan ini.

Yannes mengomentari hasil telesurvei yang dilakukan Lembaga Survei KedaiKOPI yakni 99,2 persen responden menyatakan tidak akan membeli mobil baru dalam masa relaksasi PPnBM Nol Persen ini.

Meski begitu, mengenai persepsi relaksasi PPnBM, 74,9 persen responden menyatakan kebijakan tersebut sudah adil. Sedangkan 77,6 persen menyatakan setuju terhadap kebijakan relaksasi pajak mobil baru berupa diskon PPnBM hingga 100 persen.

Baca: PPnBM Nol Persen, Permintaan Mobil Suzuki Melonjak 100 Persen

Yannes menilai kebijakan diskon PPnBM utamanya memberikan semangat dan iklim yang teduh bagi industri otomotif.

Di sisi lain, insentif pajak ini hanya berdampak positif bagi kelompok masyarakat yang keuangannya relatif tidak terganggu akibat pandemi Covid-19.

"Itu pastinya (jumlahnya) kecil sekali."

Yang terbaru, pemerintah akan meluaskan obyek relaksasi PPnBM, dari mobil penumpang 1.500 cc ke 2.500 cc.

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan kebijakan itu arahan Presiden Joko Widodo. Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan mobil bermesin 2.500 cc juga bisa mendapatkan insentif pajak dalam masa pandemi Covid-19 asalkan memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 70 persen.

"Apakah dengan insentif moibl 2.500 cc dapat meningkatkan konsumsi secara keseluruhan? Belum tentu," kata ekonom Institute for Development of Economics and Finance atau INDEF, Andry Satrio Nugroho.

Andry berpendapat bahwa pemilik atau peminat mobil berkapasitas mesin 2.500 cc tak sebanyak mobil 1.500 cc, yang diminati kelompok masyarakat menengah.

Sementara itu, pemerintah menyatakan kebijakan relaksasi PPNBM hingga nol persen sejak Maret 2021 telah membuahkan hasil.

"Pemerintah menyambut animo masyarakat dalam menikmati fasilitas relaksasi ini, terbukti dengan kenaikan tingkat purchase order sebesar 140,8 persen (per 12 Maret 2021) setelah ada relaksasi PPnBM kendaraan bermotor," kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita.

Berita terkait

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

9 jam lalu

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

Tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej)menangi kompetisi gelaran Nanyang Technological University (NTU) Singapura.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

11 jam lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

1 hari lalu

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

Kenaikan UKT bagi mahasiswa angkatan 2024 di ITB memuncaki Top 3 Tekno Tempo hari ini, Sabtu, 4 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

ITB Naikkan UKT Mahasiswa 2024, Segini Perkiraan Besarannya

2 hari lalu

ITB Naikkan UKT Mahasiswa 2024, Segini Perkiraan Besarannya

ITB menaikkan UKT untuk para mahasiswa angkatan 2024. Kenaikannya berkisar 15 persen dibanding angkatan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

2 hari lalu

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

Nila Armelia Windasari, dosen muda ITB menceritakan pengalamannya meraih gelar doktor di usia 27 tahun.

Baca Selengkapnya

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

3 hari lalu

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

Keberadaan UU Cipta Kerja tidak memberi jaminan dan semakin membuat buruh rentan.

Baca Selengkapnya

Agar Peserta Tetap Rapi, Panitia UTBK SNBT 2024 Sediakan Kemeja dan Sepatu Pinjaman

4 hari lalu

Agar Peserta Tetap Rapi, Panitia UTBK SNBT 2024 Sediakan Kemeja dan Sepatu Pinjaman

Mengatasi peserta yang berpakaian kurang pantas, panitia UTBK SNBT 2024 menyediakan kostum pinjaman, umumnya berupa kemeja dan sepatu.

Baca Selengkapnya

Cara Panitia Pengawas UPI hingga Unpad Cegah Upaya Kecurangan UTBK

5 hari lalu

Cara Panitia Pengawas UPI hingga Unpad Cegah Upaya Kecurangan UTBK

Pusat Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Bandung menerapkan berbagai macam cara untuk mengantisipasi kecurangan saat UTBK SNBT 2024

Baca Selengkapnya

Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

5 hari lalu

Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

Berbagai serangga yang memberikan manfaat bagi manusia berupa produk yang bernilai komersial.

Baca Selengkapnya

Lulus Magister Administrasi Bisnis ITB, Influencer Dokter Tirta Raih Predikat Cumlaude

5 hari lalu

Lulus Magister Administrasi Bisnis ITB, Influencer Dokter Tirta Raih Predikat Cumlaude

Bersama lulusan lain, dokter Tirta menghadiri Sidang Terbuka Wisuda Kedua ITB Tahun Akademik 2023/2024 di Gedung Sabuga, ITB.

Baca Selengkapnya