TEMPO.CO, Jakarta - Nissan Motor Co akan mendirikan pabrik baterai kendaraan listrik di Jepang dan Inggris dengan nilai investasi lebih dari 200 miliar yen atau setara Rp 26,047 triliun (kurs saat ini 1 yen = Rp 130). Menurut laporan Nikkei seperti dikutip dari Reuters, 28 Mei 2021, Nissan akan bermitra dengan produsen baterai yang berbasis di Cina, Grup Envision AESC untuk membangun pabrik baterai baru ini. Produsen mobil Jepang itu akan mulai memproduksi baterai di dua pabrik baru pada awal 2024, dengan target kapasitas total yang cukup untuk memberi daya 700.000 kendaraan listrik per tahun, kata laporan itu. "Nissan akan terus mempercepat elektrifikasi menuju netralitas karbon, namun kami tidak memiliki rencana lebih lanjut untuk mengumumkannya saat ini," kata juru bicara Nissan. Baterai adalah salah satu komponen kendaraan listrik yang paling mahal karena bahan baku merupakan bagian terbesar dari seluruh biaya produksi. Untuk menghemat biaya, mitra aliansi pembuat mobil Jepang Renault Chief Executive Luca de Meo mengatakan bulan ini kedua perusahaan sedang dalam pembicaraan untuk berkolaborasi lebih banyak dengan menggunakan teknologi baterai yang sama. Chief Operating Officer Nissan, Ashwani Gupta, disebut telah menyetujui spesifikasi umum baterai tersebut.