TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Geely Holding Group (Geely), Li Shufu, mengatakan bahwa perusahaannya akan terus mengerjakan kendaraan bertenaga metanol meskipun upaya itu mungkin gagal, Reuters, Minggu, 13 Juni 2021. Geely yang berbasis di Zhejiang, di antara sejumlah kecil produsen mobil yang mengembangkan kendaraan bertenaga metanol, sedang menguji taksi metanol di beberapa kota di Cina barat serta mengembangkan truk bertenaga metanol di unit kendaraan komersialnya. Li mengatakan Geely berinvestasi di Carbon Recycling International, sebuah perusahaan Islandia, untuk mengerjakan teknologi yang memproduksi metanol dengan karbon dioksida, dengan cara menurunkan emisi karbon secara keseluruhan. "Kami akan terus mengeksplorasi teknologi kendaraan metanol. Tentu saja pada akhirnya mungkin gagal, tetapi saat ini kami masih mengerjakannya," kata Li dalam konferensi industri di kota barat Chongqing, tanpa menjelaskan lebih lanjut. Bahan bakar metanol akan meningkatkan kemandirian energi Cina karena negara tersebut memiliki sejumlah besar batu bara, yang dapat diubah menjadi metanol. Li juga mengatakan dia mengharapkan kendaraan metanol menjadi lebih bersih daripada model bensin. Li tidak menawarkan rincian teknologinya. Dia telah mengatakan kepada Reuters bahwa Geely akan memperluas produksi kendaraan bertenaga metanol. Geely, yang memiliki Volvo Cars dan 9,7 persen saham di Daimler AG, juga mengembangkan kendaraan listrik baterai, mobil hybrid bensin-listrik dan kendaraan komersial hidrogen. Cina, pasar mobil terbesar di dunia, sedang mengembangkan kendaraan sel bahan bakar listrik dan hidrogen.
GM PLN UID Banten Operasikan 51 Unit SPKLU, Layani Arus Balik Jalur Mudik Tol Jakarta-Merak
12 hari lalu
GM PLN UID Banten Operasikan 51 Unit SPKLU, Layani Arus Balik Jalur Mudik Tol Jakarta-Merak
Di setiap lokasi rest area SPKLU terdapat posko siaga PLN yang dapat dimanfaatkan para pengguna mobil listrik untuk beristirahat dan menunggu pengisian baterai.