SsangYong Jual Pabrik Mobil di Korsel Rp 11,4 Triliun karena Terlilit Utang

Reporter

Antara

Minggu, 11 Juli 2021 10:32 WIB

Model berpose disampibng mobil konsep Ssangyong XAVL dalam acara International Motor Show ke-87 di Palexpo, Genewa, Swiss, 7 Maret 2017. REUTERS/Arnd Wiegmann

TEMPO.CO, Jakarta - SsangYong Motor melego pabrik mobil di Pyeongtaek, Korsel, untuk menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan.

Produsen mobil Korsel anak usaha produsen mobil India, Mahindra & Mahindra, tersebut tengah terlilit utang sebesar sekitar 60 miliar won (54,44 juta dolar AS).

Sebelumnya, Mahindra gagal menjual 75 persen saham miliknya di SsangYong.

SsangYong Motor tidak mampu membayar utang sejak jatuh tempo pada 14 Desember 2020. Sedangkan Mahindra & Mahindra memegang 74,65 persen saham di SsangYong.

Rincian utang yang menjerat SsangYong sebesar 30 miliar won kepada kepada Bank of America, 20 miliar won kepada JPMorgan Chase & Co dan 10 miliar won kepada BNP Paribas.

Mengutip dari Antara hari ini, pada Minggu, 11 Juli 2021, Pemerintah Kota Pyeongtaek yang berjarak 70 km dari Seoul, telah menandatangani nota kesepahaman dengan manajer SsangYong.

Manajer tersebut ditunjuk pengadilan dan serikat pekerja untuk menjual pabrik seluas 850.000 meter persegi tersebut seharga 786 juta dolar AS atau sekitar Rp 11,4 triliun.

Menurut SsangYong, hasil penjualan pabrik mobil yang didirikan pada 1979 itu akan digunakan antara lain untuk membangun pabrik mobil listrik dan swakemudi. Produk baru itu dinilai akan lebih mendukung pemulihan bisnis, misalnya manufaktur mobil listrik dan mobil swakemudi.

"Kami akan secara aktif mendukung SsangYong Motor untuk tumbuh menjadi perusahaan global yang berkontribusi pada pengembangan ekonomi lokal," kata Wali Kota Pyeongtaek, Korsel, Jung Jang-seon.

Baca: Ini Penyebab Mahindra Rela Melepas SsangYong Motors



Berita terkait

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

10 menit lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

55 menit lalu

Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

India adalah pangsa pasar pariwisata terbesar Maladewa pada 2023, dengan lebih dari 11 persen dari 1,8 juta kunjungan wisatawan

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

1 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memaklumi usaha selalu ada kondisi naik turun.

Baca Selengkapnya

Kemenperin: Pabrik Motor Listrik Baru Akan Groundbreaking Pekan Depan, Luasnya 54 Hektare

11 jam lalu

Kemenperin: Pabrik Motor Listrik Baru Akan Groundbreaking Pekan Depan, Luasnya 54 Hektare

Merek motor listrik ini sudah dijual di Indonesia, tetapi produksinya masih dilakukan di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

12 jam lalu

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

Bea Cukai menanggapi unggahan video Tiktok yang mengaku mengirim cokelat dari luar negeri senilai Rp 1 juta dan dikenakan bea masuk Rp 9 juta.

Baca Selengkapnya

Fenomena Pabrik Tutup sejak Awal Tahun, Jokowi: Mungkin Efisiensi, Kalah Bersaing..

18 jam lalu

Fenomena Pabrik Tutup sejak Awal Tahun, Jokowi: Mungkin Efisiensi, Kalah Bersaing..

"Karena mungkin efisiensi, karena kalah bersaing dengan barang-barang baru. Banyak hal," kata Jokowi soal fenomena pabrik tutup.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Serap Rp 7,025 Triliun dari Lelang Surat Utang SBSN

23 jam lalu

Pemerintah Serap Rp 7,025 Triliun dari Lelang Surat Utang SBSN

Pemerintah menyerap dana sebesar Rp 7,025 triliun dari pelelangan tujuh seri surat utang yakni Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

Baca Selengkapnya

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

1 hari lalu

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

Joe Biden menyebut xenophobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di tiga negara ekonomi terbesar di Asia tersebut.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

1 hari lalu

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan memanggil manajemen PT Sepatu Bata Tbk., imbas penutupan pabrik alas kaki itu di Purwakarta, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

1 hari lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya