Bugatti Chiron pur Sport yang diproduksi di Molsheim, Prancis itu akan mengonsumsi bensin sekitar 1 liter untuk 4,2 kilometer untuk rute kombinasi. topgear.com
TEMPO.CO, Jakarta - Uni Eropa akan mengakhiri penjualan mobil mesin bensin dan diesel dalam waktu 20 tahun mendatang. Langkah ini bertujuan mempercepat peralihan ke nol emisi yang ditargetkan tercapai pada 2040.
Melansir laman Hindustan Times, hari ini, Kamis, 15 Juli 2021, saat ini sejumlah produsen mobil di Eropa telah memulai investasinya di bidang kendaraan listrik.
Perusahaan telah menentukan tenggat waktu mereka sendiri untuk mengantisipasi target emisi yang ketat yang akan ditetapkan Uni Eropa. Namun para produsen kendaraan meminta Uni Eropa mendukung kebijakan ini dengan membangun infrastruktur pengisian daya publik.
Mereka juga ingin melihat perkembangan pasar kendaraan hybrid di Eropa.
"Pada 2040, sebagian besar model pembuat mobil akan cukup banyak beralih ke listrik. Pertanyaannya adalah apakah Uni Eropa mungkin mencoba memaksa aturan di jalan atau menyerahkannya kepada produsen mobil," kata Direktur Pelaksana AlixPartners Nick Parker.
Dari sejumlah produsen yang menetapkan target untuk segera beralih ke elektrifikasi, hanya Volkswagen (VW) yang sudah menetapkan rencananya untuk berhenti menjual mobil mesin bensindan diesel pada 2035.
Kemudian ada Stellantis yang akan menginvestasikan lebih dari 30 miliar euro dalam elektrifikasi line-up pada tahun 2025.
Melalui aturan ini, Uni Eropa menargetkan adanya pengurangan tingkat emisi CO2 sebesar 37,5 persen pada tahun 2030.
Diperkirakan pada 2021 hingga 2025, akan ada investasi sebesar USD 330 miliar dari para produsen mobil untuk dari mesin bensin ke listrik.