Studi Harvard: Kematian Akibat Emisi Kendaraan Turun Selama Dekade Terakhir

Senin, 20 Desember 2021 14:00 WIB

Warga menutup hidung menghidari polusi asap dari knalpot Metromini di Terminal Kampung Melayu, Jakarta, Jumat (26/7). TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi dari Harvard, Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa angka kematian akibat emisi kendaraan mengalami penurunan drastis selama satu dekade terakhir di AS. Pada 2008 angka kematian mencapai 27.700 dan di 2017 angka tersebut sudah turun menjadi 19.800.

Melansir laman Carscoops hari ini, Senin, 20 Desember 2021, studi tersebut tertuang dalam makalah berjudul “Health benefits of decreases in on-road transportation emissions in the United States from 2008 to 2017”. Makalah tersebut diterbitkan dalam jurnal Proceedings of national academy of sciences of the United States of America.

Studi tersebut tidak hanya menunjukkan penurunan angka kematian hingga 8.000 jiwa dalam sembilan tahun. Namun apabila tingkat emisi masih tinggi, maka angka kematian selama satu dekade terakhir akan meningkat 2,4 kali lebih tinggi atau sekitar 47.520 nyawa akan melayang pada 2017.

"Meskipun ada kemajuan substansial dalam mengurangi emisi, Anda memiliki efek menangkal populasi dan kendaraan yang lebih besar. Jadi akan sulit untuk mencapai kemajuan substansial jika kita tidak memberlakukan kebijakan yang lebih ketat," kata Ernani Choma, seorang peneliti kesehatan lingkungan di Harvard, sekaligus penulis studi tersebut.

Harvard mengungkapkan bahwa studi ini diambil berdasarkan bukti epidemiologis terbaru dan juga persediaan emisi untuk sampai pada perkiraannya. Penurunan angka ini memberikan efek pada kesehatan dan Amerika Serikat berhasil mencatatkan peningkatan ekonomi sebesar US$ 270 miliar dari penurunan angka kematian ini.

Advertising
Advertising

Namun manfaat lingkungan dari perbaikan industri otomotif ini tidak sebesar manfaat pada dampak kesehatannya. Menurut para ahli, pendekatan ini hanya mengurangi emisi transportasi yang difokuskan untuk mengatasi polusi udara, bukan perubahan iklim.

Tanpa adanya tindakan untuk memerangi emisi kendaraan, mungkin manusia akan menghadapi krisis kesehatan baru dan tidak akan mendapatkan manfaat dari udara yang lebih bersih.

DICKY KURNIAWAN | CARSCOOPS

Baca juga: Pengendara Perlu Tahu, Segini Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan

Berita terkait

Greenpeace Anggap Perpres Energi Terbarukan Melenceng dari Komitmen Paris Agreement

1 hari lalu

Greenpeace Anggap Perpres Energi Terbarukan Melenceng dari Komitmen Paris Agreement

Greenpeace mengkritik Pemerintah Indonesia yang masih menolerir proyek PLTU. Pemenuhan Paris Agreement 2015 masih jauh panggang dari api.

Baca Selengkapnya

KLHK Tangkap Buron Tersangka Korlap Penambangan Pasir Timah Ilegal di Belitung

2 hari lalu

KLHK Tangkap Buron Tersangka Korlap Penambangan Pasir Timah Ilegal di Belitung

KLHK saat ini memburu 58 buron tersangka pidana lingkungan hidup. Bentuk tim khusus bernama Satgasus Cakra.

Baca Selengkapnya

Pemprov DKI Jakarta Gencarkan Edukasi Polusi Udara

4 hari lalu

Pemprov DKI Jakarta Gencarkan Edukasi Polusi Udara

Dinas Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta melakukan kampanye edukasi dengan tema 'Udara Bersih Untuk Jakarta', di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Pandawa Tanah Tinggi.

Baca Selengkapnya

Berikut Alur Proses Uji KIR Kendaraan, Hindari Musibah Bus SMK Lingga Kencana Depok yang Kantongi KIR Kedaluwarsa

5 hari lalu

Berikut Alur Proses Uji KIR Kendaraan, Hindari Musibah Bus SMK Lingga Kencana Depok yang Kantongi KIR Kedaluwarsa

Bus pengangkut SMK Lingga Kencana Depok yang kecelakaan lalu lintas memiliki KIR kedaluwarsa. Bagaimana proses melakukan uji KIR kendaraan?

Baca Selengkapnya

Tidak Sehat, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia pada Minggu Pagi

6 hari lalu

Tidak Sehat, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia pada Minggu Pagi

Jakarta hanya satu level di bawah Delhi (India).

Baca Selengkapnya

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

10 hari lalu

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

Sejak Juni 2023, setiap bulan temperatur bumi terus memanas, di mana puncak terpanas terjadi pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Kebal Aturan Ganjil-Genap, Apa yang Masuk Kategori Pelat Nomor Khusus?

11 hari lalu

Tak Kebal Aturan Ganjil-Genap, Apa yang Masuk Kategori Pelat Nomor Khusus?

Apa itu pelat nomor khusus dan bagaimana aturannya termasuk saat masuk wilayah sistem ganjil-genap?

Baca Selengkapnya

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

11 hari lalu

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

13 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

14 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya