TEMPO.CO, Mataram - Sebanyak 402 orang tewas menjadi korban kecelakaan lalu lintas di Nusa Tenggara Barat (NTB) selama 2021. Mereka korban 235 kecelakaan berat yang rata-rata dialami usia muda pengendara sepeda motor.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan NTB Lalu Moh Faozal korban tewas terbanyak, yaitu 40 orang, di Kabupaten Lombok Raya.
"Penyebab tertinggi dari kecelakaan faktor manusia, 61 persen. Lengah, lelah, mengantuk, mabuk,’’ kata dalam rapat kordinasi Transportasi Berkeselamatan di Hotel Lombok Raya pada Kamis, 4 Agustus 2022.
Dia menjelaskan selebihnya 30 persen dari total jumlah kecelakaan di antaranya jalan berlubang dan tikungan tajam. Sedangkan kasus rem blong dan kelebihan muatan sebanyak 9 persen.
Menurut Lalu Moh Faozal penyebab kecelakaan tersebut menjadi pekerjaan rumah bersama untuk mengurangi kecelakaan lalu lintas di NTB. Dia mengusulkan segera dihadirkan utilitas keselamatan bersamaan dengan peraturan daerah percepatan jalan.
"Karena banyak ruas jalan yang dari sisi integritas keselamatan tidak siap tapi ruas jalan kita sudah begitu bagus," ujarnya.
Sekretaris Daerah NTB Lalu Gita Ariadi mengatakan berbagai musibah itu terjadi karena korban kecelakaan lalu lintas tidak paham situasi dan kondisi jalan rambu lalu lintas. Apalagi tingginya kunjungan wisata ke Sembalun, Lombok Timur, yang melintasi jalan tikungan dan tanjakan.
Maka menjadi atensi Pemerintah Provinsi NTB lewat APBD dan APBN 2023 untuk memperbaiki jalan-jalan negara agar lebih reprensentatif.
Lalu Gita Ariadi pun mengungkapkan kecelakaan lalu lintas tersebut disebabkan faktor manusia karena lalai, main ponsel saat berkendara, bahkan ada yang baru belajar mengemudi. Perbaikan harus dilakukan untuk mengurangi korban kecelakaan lalu lintas di NTB.
