AISI Ungkap Alasan Penjualan Sepeda Motor Listrik Masih Seret di Indonesia

Kamis, 15 September 2022 17:50 WIB

Motor listrik Alva One dipamerkan di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022 di ICE BSD, Tangerang, Senin, 15 Agustus 2022. Alva One ditawarkan dengan harga Rp 34.990.000 on the road (OTR) Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mengungkapkan alasan mengapa penjualan sepeda motor listrik di Indonesia masih kecil. Padahal, dalam setahun belakangan ini, sudah banyak merek yang meluncurkan model motor listriknya di Tanah Air.

Menurut Sekretaris Jenderal AISI Hari Budianto, permasalahan pertama ada pada insentif yang diberikan oleh pemerintah. Berbeda dengan di luar negeri, di Indonesia insentif yang diberikan hanya untuk biaya pajak kendaraannya saja.

"Untuk memproduksi gampang, tapi menjualnya tidak gampang. Di luar negeri, itu kan ada subsidinya, kepada produsennya dan juga kepada konsumennya. Di Indonesia, untuk konsumen, itu paling STNK-nya dimurahin 10 persen dari pada motor bakar (ICE)," ucap Hari dalam acara Ngovsan Forwot hari ini, Kamis, 15 September 2022.

Insentif atau pengenaan pajak kendaraan listrik sendiri tercantum dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 82 Tahun 2022 tentang Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, dan Pajak Alat Berat Tahun 2022. Beleid tersebut ditetapkan pada 20 Juni 2022.

Dalam regulasi tersebut, di Pasal 10 Ayat 1 disebutkan bahwa pengenaan PKB untuk kendaraan listrik berbasis baterai ditetapkan paling tinggi sebesar 10 persen dari dasar pengenaan PKB. Sementara di Ayat 2, disebutkan juga BBNKB kendaraan listrik ditetapkan paling tinggi sebesar 10 persen dari dasar pengenaan BBNKB.

Advertising
Advertising

"Jadi kalau motor bakar internal combustion engine, itu 2 persen PKB-nya. Kalau motor listrik berarti 10 persen dari 2 persen, berarti 0,2 persen. Murah kan? Tapi masih bayar untuk beli motor barunya. BBNKB-nya itu juga 10 persen. Normalnya motor bakar itu 12 sampai 12,5 persen, berarti 10 persennya 1,2 persen. Sudah murah," jelas Hari.

Harga Baterai dan Adaptasi Pasar

Hari turut mengungkapkan mengapa sepeda motor listrik yang dijual di Indonesia saat ini masih mahal. Faktor utamanya adalah harga baterai yang masih mahal, bahkan Hari mengatakan bahwa harga baterai ini berkontribusi 40 persen terhadap total harga jual motor listrik.

"Baterai ini menentukan, jadi berat dan jadi mahal, karena harga baterai itu kurang lebih di angka US$ 300 per kWh. Saya punya motor listrik baterainya 1,2 kWh, itu kalau dirupiahkan, 1,2 dikali 300 US$ itu kira-kira masih Rp 6-7 jutaan dan jarak tempuhnya masih 50 sampai 60 kilometer," katanya.

Permasalahan jarak tempuh menjadi salah satu alasan konsumen Indonesia masih belum berniat membeli sepeda motor listrik. Menurut Hari, bila dilihat dari faktor harga dan jarak tempuhnya, masyarakat Indonesia lebih memilih motor berbahan bakar minyak ketimbang motor listrik.

Permasalahan tersebut disebut Hari sebagai adaptasi pasar terhadap kendaraan listrik. Dia mengungkapkan bahwa adaptasi pasar ini hanya menunggu waktu, misalnya menunggu harga baterai murah, adanya sistem baterai swap yang bisa disewakan dengan tidak masuk hitungan motor, dan infrastruktur pendukungnya.

"Kalau saya mau ke Bandung pakai motor listrik, nanti baterai habis sampai Karawang, ada tidak baterai swapnya disitu untuk merek motor yang saya punya? Kalau tidak ada, masa saya mau ngecas 5 jam? Ini kan market adaptionnya jadi lambat. Masyarakat masih ragu, baterainya mahal, jadi keraguan pasar inilah yang menentukan strategi masing-masing perusahaan," tutur dia.

Baca juga: Daftar Sepeda Motor Listrik Alternatif Saat Harga BBM Naik

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto

Berita terkait

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

2 hari lalu

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

Presiden Jokowi menyebut Indonesia memiliki peluang pasar yang besar untuk mengembangkan ekosistem kendaraan motor listrik. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

2 hari lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

Penyebab Fast Charging Tidak Berfungsi dan Cara Mengatasinya

3 hari lalu

Penyebab Fast Charging Tidak Berfungsi dan Cara Mengatasinya

Penyebab fast charging tidak berfungsi dapat diakibatkan oleh beberapa hal. Salah satunya karena port pengisian daya rusak. Ketahui cara mengatasinya.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

3 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

FIF Dapatkan Pembiayaan Hijau, untuk Leasing Motor Listrik hingga Panel Surya

3 hari lalu

FIF Dapatkan Pembiayaan Hijau, untuk Leasing Motor Listrik hingga Panel Surya

FIF mendapatkan pembiayaan hijau senilai USD 60 juta dari tiga bank asal Jepang. Modal itu buat leasing motor listrik hingga panel surya.

Baca Selengkapnya

Konversi Sepeda Motor Listrik, Kementerian ESDM Gandeng Kemendikbudristek

5 hari lalu

Konversi Sepeda Motor Listrik, Kementerian ESDM Gandeng Kemendikbudristek

Kementerian ESDM menggandeng Kemendikbudristek untuk mengakselerasi program konversi sepeda motor listrik.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Daftar Konversi Motor Bensin ke Motor Listrik

5 hari lalu

Begini Cara Daftar Konversi Motor Bensin ke Motor Listrik

Pendaftaran konversi motor bensin menjadi motor listrik dapat dilakukan dengan dua cara, yakni offline dan online. Begini caranya.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

7 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

10 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Keluhkan Rp 180 Triliun Hilang karena Pengobatan ke Luar Negeri, Es Krim Magnum Mengandung Plastik dan Logam

11 hari lalu

Terkini: Jokowi Keluhkan Rp 180 Triliun Hilang karena Pengobatan ke Luar Negeri, Es Krim Magnum Mengandung Plastik dan Logam

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masyarakat berobat ke luar negeri. Es krim Magnum ditarik karena mengandung plastik

Baca Selengkapnya