Presiden Jokowi (ketiga kanan) meninjau proses perakitan mobil di Pabrik Hyundai Motor Manufacturing Indonesia di Bekasi, Rabu, 16 Maret 2022. Kehadiran mobil listrik Ioniq 5 buatan Indonesia ini, sangat dinantikan. ANTARA FOTO/Biro Pers, Media dan Informasi Setpres/Kris/Handout
TEMPO.CO, Jakarta - Hyundai Motor Company dan PT Adaro Minerals Indonesia, Tbk. (AMI) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk memastikan ketersediaan aluminium untuk produksi mobil Hyundai.
MoU tersebut sekaligus membangun kerjasama yang komprehensif dalam produksi dan ketersediaan aluminum oleh AMI melalui anak perusahaannya, PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI).
Nota kesepapahan itu diteken dalam B20 summit di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, pada Minggu. 13 November 2022. Acara dihadiri President and CEO Hyundai Motor Jaehoon Chang dan President Commissioner PT Adaro Garibaldi Thohir.
Forum B20 adalah bagian dari KTT G20 Bali yang diikuti komunitas bisnis global sesuai arahan pemimpin negara untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Tahun ini, B20 Summit mengangkat tema "Advancing Innovative, Inclusive and Collaborative Growth" yang mendukung tema G20 "Recover Together, Recover Stronger."
MoU tersebut antara lain menyebutkan produksi dan ketersediaan aluminium oleh KAI, sedangkan Hyundai Motor berhak membeli aluminium produksi KAI sejak tahap awal. Negosiasi pertama pembelian aluminium karbon rendah produksi KAI mendatang dengan volume 50.000 TPA hingga 100.000 TPA.
Hyundai Motor Company telah mengoperasikan pabrik mobil di Indonesia dan aktif bekerjasama dalam berbagai bidang di Indonesia.
"Kerjasama smelter aluminium ini juga diharapkan dapat mempererat hubungan kerjasama antara Hyundai Motor Company dan Indonesia dengan sinergi yang lebih kuat,” kata Senior Vice President and Head of Hyundai Motor Asia Pacific Youngtack Lee dalam siaran pers hari ini, Senin, 14 November 2022.
Presiden Direktur PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. Christian Ariano Rachmat mengatakan kerjasama ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap pengolahan hilir mineral Indonesia di kawasan industri hijau terbesar di dunia yakni Kalimantan Utara.
"Kami berharap dapat mencapai Commercial Operation Date pada kuartal pertama 2025 dan memproduksi aluminium 500.000 TPA pada tahap awal," ucap Christian.
Soal Izin Ekspor Konsentrat Freeport, Wamen BUMN Komitmen Selesaikan Smelter
2 hari lalu
Soal Izin Ekspor Konsentrat Freeport, Wamen BUMN Komitmen Selesaikan Smelter
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bahwa kementeriannya sedang berdiskusi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM soal rencana izin ekspor konsentrat tembaga oleh PT Freeport Indonesia.