Belajar Sistem Electronic Road Pricing dari Singapura Sebagai Pelopor ERP di Asia

Sabtu, 21 Januari 2023 19:25 WIB

Electronic road pricing (ERP) di Singapura. Foto : Ministry of Transport

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta berencana akan memberlakukan sistem jalan berbayar elektronik atau Electronic Road Pricing atau ERP. Ini diberlakukan sebagai upaya mengurangi kemacetan akibat kendaraan pribadi dan orang akan beralih menggunakan transportasi umum.

Indonesia bukan negara pertama yang menerapkan kebijakan ini, Singapura mempelopori road pricing sebagai alat untuk mengurangi kemacetan lalu lintas dan meningkatkannya selama bertahun-tahun menjadi sistem bayar sesuai penggunaan yang berteknologi tinggi.

Dikutip dari development-asia Singapura adalah negara pertama yang memperkenalkan tarif kemacetan sebagai alat untuk mengontrol kepadatan lalu lintas. Ini dimulai dengan mengenakan tarif tetap di bawah Skema Perizinan Area yang diberlakukan secara manual pada tahun 1975. Skema ini ditingkatkan selama bertahun-tahun dan kemudian ditingkatkan menjadi sistem Electronic Road Pricing (ERP) saat ini, yang secara otomatis membebankan biaya kepada pengendara setiap kali mereka melewatinya. jalan yang banyak digunakan selama jam sibuk.

Baca: PKS dan PSI Lagi Kompak Tolak Jalan Berbayar ERP di Jakarta

Singapura memperkenalkan tarif jalan manual di bawah Area Licensing Scheme (ALS) pada 1 Juni 1975 untuk menyebarkan arus lalu lintas di kawasan pusat bisnisnya selama jam sibuk. Skema harga berbasis cordon diterapkan pada zona terbatas, yang ditandai dengan gantri di atas kepala di titik masuk. Selama jam operasional ALS, kendaraan selain kendaraan darurat dan bus umum diwajibkan untuk membeli dan menunjukkan izin masuk ke zona tersebut.

Advertising
Advertising

Sebelum Electronic Road Pricing diimplementasikan, Road Pricing Scheme (RPS) diluncurkan untuk mengurangi kemacetan di sepanjang East Coast Parkway. Itu juga digunakan untuk memperkenalkan pengendara pada penetapan harga berbasis poin. Titik kontrol ditandai dengan 31 rambu gantry di atas kepala. Seperti di ALS, pengendara harus menunjukkan SIM untuk melewati gantries. Penegak ditempatkan di titik kontrol untuk memantau kepatuhan.

Singapura telah mampu mengurangi kemacetan lalu lintas di pusat kota meskipun populasi mobil terus tumbuh. Volume lalu lintas tetap di bawah, dibandingkan tahun 1975. Dan kecepatan rata-rata pada jam sibuk berada pada kisaran kecepatan optimal yaitu 64,1 km/jam untuk jalan tol dan 28,9 km/jam untuk jalan arteri berdasarkan data pada 2014.

YOLANDA AGNE

Baca juga: 4 Negara Ini Terapkan ERP Alias Sistem Electronic Road Pricing, Begini Aturannya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

1 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

2 hari lalu

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

Kementerian Perdagangan dan Duta Besar RI untuk Singapura menggelar pameran fesyen di Singapura. Total transaksinya capai Rp 4,2 miliar.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Menlu Singapura di Istana

3 hari lalu

Jokowi Terima Kunjungan Menlu Singapura di Istana

Presiden Jokowi terima kunjungan Menlu Singapura.

Baca Selengkapnya

Ada Aurora Borealis di Gardens by the Bay Singapura, Mirip di Kutub Utara

3 hari lalu

Ada Aurora Borealis di Gardens by the Bay Singapura, Mirip di Kutub Utara

Tapi pada 5 Mei, lampu-lampu indah auroa borealis akan tampil perdana di Gardens by the Bay.

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

3 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

4 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

4 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

Salah satu menteri Jokowi, Luhut Binsar Pandjaitan, diketahui pernah berobat hampir sebulan di Singapura pada November tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

4 hari lalu

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

5 hari lalu

Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

Speedtest Global Index Ookla membuat peringkat kecepatan Internet di 142 negara per Maret 2024. Indonesia kalah dari Kamboja.

Baca Selengkapnya

Bandara Changi di Singapura Dinilai Terbaik untuk Layanan Imigrasi

5 hari lalu

Bandara Changi di Singapura Dinilai Terbaik untuk Layanan Imigrasi

Bandara Changi menawarkan check-in dan registrasi masuk otomatis, sistem otentikasi biometrik, dan kecerdasan buatan untuk mengangkut bagasi.

Baca Selengkapnya