Ganjar Sebut Insentif Mobil Hybrid Belum Perlu, tapi Mendukung

Minggu, 25 Februari 2024 07:00 WIB

Ganjar Pranowo hadir di IIMS 2024. (TEMPO/ Erwan Hartawan)

TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden (Capres) nomor urut 03, Ganjar Pranowo memberikan tanggapannya terkait insentif bagi mobil hybrid. Dia menilai bahwa insentif tersebut masih belum dibutuhkan.

"Belum perlu," kata Ganjar saat mengunjungi pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat pada Kamis, 22 Februari 2024.

Menurut Ganjar, insentif tersebut tidak tepat sasaran karena dinikmati mereka yang mampu secara ekonomi. Meski demikian, Ganjar mendukung insentif mobil elektrifikasi jika tujuannya adalah untuk mempercepat era elektrifikasi. Namun Ganjar mengatakan bahwa insentif harus ada batasan waktunya.

"Kalau itu mendorong industri ini berkembang boleh-boleh saja, tinggal kita batasi berapa lama waktu yang diperlukan, kalau tidak, maka transisinya tidak mungkin," tutur dia.

"Transformasi yang diperlukan perlu insentif. Yang menikmati memang relatif orang-orang yang relatif mampu, kalau spiritnya itu transisi, itu baik. Jadi itu salah satu pilihan."

Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengungkapkan pernyataan yang senada. Menurut dia, insentif mobil hybrid ini tidak terlalu penting dan belum mendesak untuk diberikan ketimbang insentif mobil listrik.

"Menurut saya tidak terlalu penting, karena masih pakai bensin," kata Moeldoko saat mengunjungi pameran Indonesia International Motor Show 2024, dikutip dari situs berita Antara.

Advertising
Advertising

Moeldoko menegaskan bahwa pemerintah lebih mengarah untuk memberikan insentif bagi kendaraan listrik murni. Sebab, dia menilai mobil listrik ini dapat membantu negara untuk mencapai target nol emisi pada tahun 2060.

Tidak hanya itu, Moeldoko yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) ini juga menilai bahwa kendaraan listrik murni dapat mengurangi beban pemerintah dalam impor bahan bakar minyak (BBM).

"Lebih baik (beri insentif) di kendaraan listrik, karena dampaknya nyata. Kendaraan listrik itu ada dua dampak positif bagi masyarakat, bangsa, dan negara, yang pertama masalah lingkungan, yang kedua masalah besaran impor BBM kita itu sangat-sangat besar," ujarnya.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa saat ini pemerintah tengah mengkaji rencana pemberian insentif untuk mobil hibrida, yang mencakup pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP).

"Kami sedang kaji. Hitung-hitungan ada tapi kami musti rapatin dulu," ujar Airlangga di Jakarta beberapa waktu lalu.

Pilihan Editor: Suzuki Beri Klarifikasi Harga Jimny 5 Pintu Jadi Gorengan Oknum Sales di IIMS 2024

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di membership.tempo.co/komunitas pilih grup GoOto



Berita terkait

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

5 jam lalu

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

Prabowo diharapkan tidak terjebak dalam politik merangkul yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Kata Pakar Soal Kaitan Keputusan Ganjar Jadi Oposisi dengan Sikap PDIP

12 jam lalu

Kata Pakar Soal Kaitan Keputusan Ganjar Jadi Oposisi dengan Sikap PDIP

Pakar menilai sikap oposisi Ganjar akan bermakna bila PDIP juga mengambil jalan yang sama.

Baca Selengkapnya

Ganjar Putuskan Jadi Oposisi, Guntur Romli: Itu Suasana Kebatinan di PDIP

12 jam lalu

Ganjar Putuskan Jadi Oposisi, Guntur Romli: Itu Suasana Kebatinan di PDIP

Politikus PDIP, Guntur Romli, mengatakan pilihan Ganjar Pranowo yang mutuskan jadi oposisi pemerintahan Prabowo bukan sikap resmi partainya.

Baca Selengkapnya

Berita Terpopuler Nasional: Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub DKI Jakarta hingga Kemungkinan Duet Anies dan Ahok

18 jam lalu

Berita Terpopuler Nasional: Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub DKI Jakarta hingga Kemungkinan Duet Anies dan Ahok

Berita soal Sri Mulyani masuk radar PDIP untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta masuk menjadi berita politik terpopuler di kanal Nasional.

Baca Selengkapnya

Ragam Reaksi terhadap Deklarasi Ganjar Jadi Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran

1 hari lalu

Ragam Reaksi terhadap Deklarasi Ganjar Jadi Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Pakar politik menilai deklarasi Ganjar yang akan jadi oposisi pemerintahan Prabowo-Gibran bisa saja mewakili sikap PDIP.

Baca Selengkapnya

Polri: 75 Motor dan 50 Mobil Listrik Ikut Kawal VVIP di World Water Forum Bali

1 hari lalu

Polri: 75 Motor dan 50 Mobil Listrik Ikut Kawal VVIP di World Water Forum Bali

Polri menyatakan kendaraan listrik untuk pengamanan World Water Forum ke-10 di Bali pada 18-25 Mei 2024 telah siap digunakan.

Baca Selengkapnya

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Anies Sebut Tetap Berada di Jalan Perubahan

1 hari lalu

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Anies Sebut Tetap Berada di Jalan Perubahan

Anies mengatakan enggan mendahului sikap apakah bergabung atau tidak dengan pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Tekad Bulat Ganjar Pranowo Tak Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Beberapa Pernyataannya

1 hari lalu

Tekad Bulat Ganjar Pranowo Tak Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Beberapa Pernyataannya

Mantan capres Ganjar Pranowo berkali menyatakan tak akan bergabung dalam pemerintahan Presiden dan Wapres terpilih Prabowo -Gibran. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Sinyal Awal PDIP Diprediksi Bakal Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

1 hari lalu

Sinyal Awal PDIP Diprediksi Bakal Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

PDIP disebut bakal menentukan sikap politiknya terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran pada Rakernas: Koalisi atau oposisi.

Baca Selengkapnya

Saat Gibran Terkejut Ditanya Soal Ganjar Jadi Oposisi Prabowo: Oh Ya, Ya Udah Enggak Apa-apa

1 hari lalu

Saat Gibran Terkejut Ditanya Soal Ganjar Jadi Oposisi Prabowo: Oh Ya, Ya Udah Enggak Apa-apa

Gibran tampak terkejut saat ditanya soal sikap Ganjar yang menyatakan akan menjadi oposisi di pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya