Selain STNK, Sukiyat Usul Mahesa Nusantara Tak Perlu Uji Tipe

Kamis, 5 Oktober 2017 17:17 WIB

Interior mobil Mahesa Nusantara. 4Oktober 2017. TEMPO/Dinda Leo Listy.

TEMPO.CO, Klaten - Bos Kiat Motor, Sukiyat meminta Kementerian Perhubungan tidak menerapkan uji tipe pada Mahesa Nusantara. Ia beralasan biaya uji tipe akan membebani petani.

“Mahesa nggak perlu uji tipe, yang penting laik jalan. Kendaraan ini didesain untuk petani dan masyarakat pedesaan agar memudahkan usaha mereka. Jadi kalau bisa tidak usah dibuat berat lah (dengan bermacam persyaratan dan administrasi),” kata Sukiyat, inisiator Mahesa Nusantara, kepada Tempo pada Kamis, 5 Oktober 2017.

Baca: Kisah Mobil Mahesa Menggunakan Mesin Traktor Buatan Yogyakarta

Sebelumnya, Sukiyat juga melontarkan wacara agar pemilik Mahesa Nusantara kelak tidak dibebani surat-surat wajib seperti SIM A dan STNK. “Mahesa ini kan kayak grandong (sebutan untuk kendaraan hasil modifikasi mesin pertanian untuk alat angkut pedesaan). Harapan saya tidak usahlah pakai STNK,” katanya.

Menurut Sukiyat, ada baiknya pemilik Mahesa Nusantara cukup menggunakan plembir sebagai pengganti STNK. Plembir adalah materai dari timah, kertas, atau plastik yang fungsinya sebagai tanda bahwa pemiliknya telah membayar pajak kendaraan.

Sukiyat mengatakan, plembir banyak digunakan masyarakat pada era 80’an sebagai tanda sudah membayar pajak kendaraan seperti sepeda kayuh, gerobak, andong atau dokar. Bedanya dengan STNK, plembir musti ditempelkan pada kendaraan alias tidak boleh disimpan di dompet.

“Anggap saja Mahesa ini gerobak atau andong. Hanya diperuntukkan di jalan-jalan pedesaan, tidak untuk jalan raya. Kalau mau digunakan di jalan raya, mungkin nanti akan menyusul (tipe baru),” kata pemilik bengkel Kiat Motor di Jalan Solo - Jogja, Desa Mlese, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, itu.

Baca: Interior Mahesa Nusantara Serasa Naik Suzuki Carry Tahun 90an

Advertising
Advertising

Seperti diketahui, Mahesa Nusantara adalah kendaraan pedesaan multifungsi yang dapat mengangkut penumpang, barang, dan mengoperasikan mesin-mesin pertanian dengan sistem power take off (PTO). Ada tiga tipe Mahesa, yaitu double cabin (dapat mengangkut lima penumpang), pick up, dan kendaraan peralatan pertanian (masing-masing dapat mengangkut dua penumpang).

Kendaraan roda empat yang ditargetkan mulai diproduksi massal pada Agustus 2018 dengan harga Rp 50 juta - Rp 70 juta per unit itu menggunakan mesin di belakang (rear wheel drive) berupa diesel 650 cc dengan daya 16,8 PS / 12,5 KW at 3600.

Mahesa Nusantara menggunakan transmisi manual empat kecepatan (4 gigi maju dan 1 gigi mundur), kendaraan dengan panjang 3,23 meter, lebar 1,58 meter, dan tinggi 1,85 meter itu berkecepatan maksimal 55 kilometer/jam dan mampu mengangkut muatan hingga 900 kilogram.

Hingga berita diturunkan, Tempo belum mendapat tanggapan dari pihak kepolisian maupun dinas perhubungan.

DINDA LEO LISTY

Berita terkait

Mobil Esemka Pakai Nama Garuda, Borneo, Bima, dan Digdaya

11 Oktober 2018

Mobil Esemka Pakai Nama Garuda, Borneo, Bima, dan Digdaya

100 unit mobil Esemka disebut sudah mengajukan sertifikat registrasi uji tipe (SRUT).

Baca Selengkapnya

Jika Diminta, Sukiyat Siap Membantu Majukan Mobil Esemka

4 Oktober 2018

Jika Diminta, Sukiyat Siap Membantu Majukan Mobil Esemka

Mobil Esemka dikabarkan akan diluncurkan dalam waktu dekat. Aktivitas di Pabrik Boyolali pun telah bersiap.

Baca Selengkapnya

Produksi Mahesa, Sukiyat Ingin Tata Motors dan Sokon Bergabung

4 Januari 2018

Produksi Mahesa, Sukiyat Ingin Tata Motors dan Sokon Bergabung

Sukiyat mengatakan, Sokon dan Tata rencananya akan turut membuat sebagian komponen Mahesa yang ditargetkan mulai diproduksi massal pada Agustus 2018.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Produsen Mahesa Nusantara Batal Bangun Pabrik

2 Januari 2018

Ini Alasan Produsen Mahesa Nusantara Batal Bangun Pabrik

Sukiyat mengatakan, seluruh komponen Mahesa Nusantara dikerjakan secara keroyokan oleh sejumlah Industri Kecil Menengah (IKM) di Indonesia

Baca Selengkapnya

Menteri Airlangga Minta Produsen Mobil Desa Siapkan Aftersales

5 November 2017

Menteri Airlangga Minta Produsen Mobil Desa Siapkan Aftersales

Airlangga menyebutkan ada 4 langkah yang sudah dilakukan Kemenperin dalam percepatan pengembangan mobil desa.

Baca Selengkapnya

Produksi Mahesa, Sukiyat Rekrut Bekas Pegawai Pabrik Mobil Jepang

4 November 2017

Produksi Mahesa, Sukiyat Rekrut Bekas Pegawai Pabrik Mobil Jepang

Sukiyat optimistis Mahesa Nusantara sudah bisa beroperasi pada Maret 2018.

Baca Selengkapnya

Sukiyat Sebut Modal Produksi Mahesa Rp 1,5 Triliun, Investornya..

4 November 2017

Sukiyat Sebut Modal Produksi Mahesa Rp 1,5 Triliun, Investornya..

Skema pembagian modal konsorsium yang akan memproduksi Mahesa Nusantara dengan skala perbandingan 51 : 49.

Baca Selengkapnya

Bagi Modal 51:49, Kiat Sukiyat Agar Tak Tersingkir dari Mahesa

4 November 2017

Bagi Modal 51:49, Kiat Sukiyat Agar Tak Tersingkir dari Mahesa

Menteri Airlangga berpesan kepada Sukiyat agar segera dibentuk konsorsium sebagai wadah yang akan mengelola produksi Mahesa Nusantara.

Baca Selengkapnya

Menteri Airlangga Puji Mahesa Nusantara, Begini Reaksi Sukiyat

3 November 2017

Menteri Airlangga Puji Mahesa Nusantara, Begini Reaksi Sukiyat

Airlangga menambahkan, perizinan Mahesa Nusantara saat ini sedang diproses dan tidak ada masalah.

Baca Selengkapnya

Menteri Airlangga Jamin Mahesa Nusantara Bisa Diproduksi 2018

3 November 2017

Menteri Airlangga Jamin Mahesa Nusantara Bisa Diproduksi 2018

Airlangga menambahkan, perizinan Mahesa Nusantara saat ini sedang diproses dan tidak ada masalah.

Baca Selengkapnya