Penjualan Mobil LCGC Mulai Meredup, Ini Penyebabnya

Reporter

Bisnis.com

Selasa, 15 Mei 2018 10:09 WIB

Proses perakitan mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/ LCGC) Daihatsu Sigra di pabrik Astra Daihatsu Motor di Karawang Timur, 24 Agustus 2016. TEMPO/Bambang Harymurti

TEMPO.CO, Jakarta - Low cost green car (LCGC) menjadi pendongkrak volume produksi mobil dalam negeri sejak 2014. Sejumlah pabrikan otomotif besar di Indonesia beramai-ramai memanfaatkan aturan bebas pajak yang dikeluarkan pemerintah pada 2013 itu untuk mendongkrak penjualan mobil.

Tercatat ada lima pabrikan besar, yaitu Toyota, Daihatsu, Honda, Suzuki, dan Nissan lewat merek Datsun, yang mengisi segmen KBH2. Tiga di antaranya memiliki dua model untuk konsumen otomotif entry level.

Permintaannya memang berakselerasi dengan sangat cepat dalam tiga tahun terakhir. Hingga akhirnya pada 2016 kontribusi penjualan pabrik ke dealer LCGC hampir menyamai mobil kecil serbaguna (low multi-purpose vehicle/LMPV). Sebagai perbandingan, LMPV menguasai 23,5 persen pasar kendaraan bermotor roda empat dan lebih domestik.

Namun, pada 2017, pasar LCGC mulai terlihat jenuh. Alih-alih terus naik, volume pasokan ke dealer malah turun tipis. Bahkan tren negatif ini masih berlanjut hingga kuartal pertama 2018.

Baca: Alasan Mobil LCGC 7 Penumpang Semakin Diminati Konsumen

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan pabrik ke dealer mobil bebas pajak sepanjang 2017 secara year-on-year (yoy) turun 0,3 persen, menjadi 234.554 unit. Pada tiga bulan pertama tahun ini, volume pasokan ke dealer kembali menciut menjadi 58.573 unit, atau turun 8,8 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Advertising
Advertising

Bukan hanya dari sisi pasar yang menciut, sejumlah pabrikan pun berpikir dua kali untuk menambah investasi memanfaatkan regulasi LCGC. Kewajiban tingkat komponen dalam negeri (TKDN) menjadi pertimbangan khusus.

TKDN merupakan syarat mutlak untuk bisa mendapatkan fasilitas penghapusan pajak penjualan barang mewah (PPnBM), sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 33 Tahun 2013 tentang Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau. Sesuai dengan amanat dari program ini, fasilitas penghapusan PPnBM akan diberikan selama produsen mampu memenuhi TKDN sebesar 80 persen sejak mobil tersebut pertama kali diproduksi.

Pekan lalu, PT Nissan Motor Indonesia (NMI) meluncurkan Datsun Go dengan transmisi otomatis. Berbeda dengan saudaranya yang lebih dahulu hadir dan menggunakan transmisi manual, mobil anyar ini tidak termasuk dalam program bebas pajak.

Simak: New Datsun Go Baru Kini Bukan LCGC, Sasis dan Suspensi Diubah agar Nyaman

General Manager R&D NMI Masayuki Ohsugi menjelaskan, untuk melokalisasi CVT atau transmisi otomatis Nissan, pabrikan perlu menambah investasi. Hasil kalkulasi perusahaan pun menunjukkan lebih baik mendatangkan mesin dari Thailand dan Jepang meskipun akhirnya menggugurkan insentif bebas pajak penjualan barang mewah (PPnBM).

“CVT (transmisi otomatis) tidak hanya beda dari segi transmisi, tapi juga mesinnya berbeda dari transmisi manual. Sebelumnya kami sudah investasi banyak untuk transmisi manual,” katanya, seperti dikutip Bisnis, Selasa, 15 Mei 2018.

Hal serupa juga disampaikan PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI). Distributor resmi merek otomotif Korea Selatan ini berkeinginan ikut meramaikan pasar entry level. Dalam 1-2 tahun ke depan, perusahaan berencana memiliki produk dengan harga sekitar Rp 150 juta.

Namun Presiden Direktur HMI Mukiat Sutikno mengatakan produk tersebut kemungkinan besar tidak akan memanfaatkan aturan bebas pajak. Investasi besar diperlukan untuk mengejar ketentuan penggunaan TKDN 80 persen.

Baca: Mau Mudik, Tune Up Toyota Avanza Rp 1 Jutaan Langsung Ngacir

“Risiko paling utama itu penjualan tidak sesuai dengan investasi yang dikeluarkan. Apalagi ada isu yang beredar akan dikenakan pajak nantinya,” katanya.

Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mengatakan pemerintah sedang melakukan evaluasi terhadap pencapaian LCGC saat ini. Program yang sudah berjalan sekitar enam tahun tersebut akan dikaji untuk terus mendorong pertumbuhan industri otomotif dalam negeri.

“Lebih ke arah pendalaman komponen lokal, tapi belum kelihatan akan dikenakan pajak,” katanya. Kementerian Perindustrian menargetkan, pada 2020, produksi LCGC bisa menyumbang 25 persen terhadap capaian domestik.

BISNIS

Berita terkait

Merek Mobil Terlaris Januari 2024: Toyota Teratas, Wuling Turun 2 Posisi

21 Februari 2024

Merek Mobil Terlaris Januari 2024: Toyota Teratas, Wuling Turun 2 Posisi

Gaikindo melaporkan data penjualan mobil sepanjang Januari 2024. Berikut daftar 10 merek mobil terlaris pada bulan lalu:

Baca Selengkapnya

Brio dan HR-V Dominasi Penjualan Mobil Honda pada Januari 2024

20 Februari 2024

Brio dan HR-V Dominasi Penjualan Mobil Honda pada Januari 2024

PT Honda Prospect Motor (HPM) melaporkan bahwa Brio dan HR-V menjadi penyumbang terbesar dalam penjualan mobil mereka pada Januari 2024.

Baca Selengkapnya

Penjualan Mobil di Cina Januari 2024 Turun 22,7 Persen, Mobil Listrik Ikut Turun

12 Februari 2024

Penjualan Mobil di Cina Januari 2024 Turun 22,7 Persen, Mobil Listrik Ikut Turun

Penjualan mobil di Cina pada Januari 2024 mengalami penurunan 22,7 persen bila dibandingkan dengan bulan Desember 2023.

Baca Selengkapnya

Penjualan Mobil Subaru Tahun Ini Ditargetkan Naik hingga 60 Persen

9 Februari 2024

Penjualan Mobil Subaru Tahun Ini Ditargetkan Naik hingga 60 Persen

Subaru Indonesia menargetkan penjualan mpbil sebesar 60 persen sepanjang 2024. Simak informasi lengkapnya di artikel ini:

Baca Selengkapnya

Mobil Listrik dan LCGC Diprediksi Jadi Pilihan Utama Tahun Ini

31 Januari 2024

Mobil Listrik dan LCGC Diprediksi Jadi Pilihan Utama Tahun Ini

Mobil listrik dan low cost green car (LCGC) diperkirakan akan mendominasi pasar otomotif di Indonesia. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Penjualan Global Toyota 2023 Tembus 10,3 Juta Unit

30 Januari 2024

Penjualan Global Toyota 2023 Tembus 10,3 Juta Unit

Penjuala Toyota di Indonesia pada tahun lalu mencapai 325.329 unit (retail) dan 336.777 unit (wholesales).

Baca Selengkapnya

Bos Toyota: Mobil Listrik Hanya Rebut 30 Persen Pasar Mobil Masa Depan

26 Januari 2024

Bos Toyota: Mobil Listrik Hanya Rebut 30 Persen Pasar Mobil Masa Depan

Bos Toyota Akio Toyoda mengatakan bahwa mobil listrik hanya akan menyumbang 30 persen dari penjualan mobil masa depan global.

Baca Selengkapnya

Seva Bukukan 16 Ribu Unit Penjualan Mobil di 2023

25 Januari 2024

Seva Bukukan 16 Ribu Unit Penjualan Mobil di 2023

PT Astra Auto Digital melalui Seva berhasil raih penjualan mobil lebih dari 16 ribu unit ke konsumen yang tersebar di seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya

Honda N-Box Series Catat Rekor Penjualan 2,5 Juta Unit Tercepat di Jepang

22 Januari 2024

Honda N-Box Series Catat Rekor Penjualan 2,5 Juta Unit Tercepat di Jepang

Honda N-Box Series berhasil mencatatkan rekor sebagai produk Honda tercepat yang meraih 2,5 juta unit penjualan di Jepang pada akhir 2023.

Baca Selengkapnya

Penjualan Mobil Nasional Turun Sepanjang 2023, Ekspornya Naik 6,7 Persen

18 Januari 2024

Penjualan Mobil Nasional Turun Sepanjang 2023, Ekspornya Naik 6,7 Persen

Gaikindo meningformasikan bahwa jumlah ekspor kendaraan buatan Indonesia meningkat 6,7 persen sepanjang 2023.

Baca Selengkapnya