Fitur Makin Lengkap, Ini Penyebab Kecelakaan yang Melibatkan Truk

Selasa, 19 Maret 2019 16:42 WIB

Ilustrasi kecelakaan truk terguling.Tempo/Hendartyo Hanggi

TEMPO.CO, Jakarta - Mobil komersial seperti truk saat ini sudah banyak yang dilengkapi dengan fitur yang lengkap, termausk fitur keamanan berkendara. Meski begitu nyatanya masih banyak kecelakaan yang melibatkan truk.

Seperti yang pernah disampaikan Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) bahwa, sebanyak 70 persen kecelakaan di jalan tol melibatkan truk. Dimana dua sampai tiga orang meninggal tiap jam, jika ditotal sebanyak 26.000 - 29.000 jiwa.

Baca: Sopir Truk yang Terampil Bisa Tekan Biaya Operasional, Alasannya

Kepala Wilayah IBB dari Astra UD Truck, Hendro Priyo Purnomo mengatakan, pada dasarnya hal tersebut terjadi dikarenakan 2 hal. Yakni, kesalahan dari si pengemudi truk dan masalah perawatan. Artinya percuma meski banyak fitur yang sudah disematkan, namun pengemudi masih sembarangan dan perawatannya pun tidak diperhatikan.

"Accident itu sebenarnya lebih mengarah pada human error, dan juga maintenance yang tak bagus. Cuma dua hal itu aja. Misalkan drivernya sudah lelah, sudah fatigue, tapi dipaksakan. Karena ada tekanan di belakangnya. Terus terkait maintenance yang kurang diperhatikan seperti rem yang harus diganti tetap dibawa jalan," ujarnya kepada wartawan, di Sunter, Selasa 19 Maret 2019.

Selain itu menurutnya juga dengan adanya fitur keamanan yang lebih lengkap pada truk, tidak selalu berbanding lurus dengan pengurangan angka kecelakaan di jalan.

Baca: Kisah Ibu Jadi Sopir Truk Antarkota Demi Menghidupi 8 Anak

Advertising
Advertising

"Teknologi itu sebenarnya untuk mempermudah. Tapi banyak orang juga yang menolak itu, tergantung generasinya. Karena pelaku usaha ini beragam, multigenerasi. Ada yang generasi X, baby boomers (baru masuk bisnis), bahkan sekarang ada juga kaum millenials. Jadi mindset mereka berbeda-beda," tutur Hendro

Selain itu lanjut Hendro mengatakan, tidak dipungkiri saat ini para pelaku usaha logistik yang membutuhkan truk sebagai kendaraannya masih lebih mementingkan harga kendaraan, bukan fitur maupun biaya purna jual.

"Arah pengusaha logistik hari ini masih ke arah owning cost. Mereka mindset-nya masih priority owning cost seperti harga jual mobil berapa? Murah atau tidak. Tapi memang, sekarang ada beberapa pengusaha khususnya yang masih muda sudah melihat total cost (teknologi, fitur, dan lainnya)," lanjutnya.

Simak: Indonesia Dorong Daimler Cetak Rekor Penjualan Truk Global

"Kita sebagai APM sendiri selalu mengikuti arahnya pemerintah dan dunia. Contoh, sekarang di dunia semuanya (truk) minimal Euro 3. Ya kita ikuti karena bila tidak, akan jadi susah nantinya. Sedangkan aturan pemerintah, misalkan tentang B20. Kita ikuti juga. Kita terus berbenah. Tapi memang, karakter pengusaha ada yang mementingkan perubahan fitur pada kendaraan tersebut, ada juga yang tidak," ujar Hendro.

Berita terkait

Terobos Lampu Merah, Menteri Ekstremis Israel Ben-Gvir Kecelakaan

14 jam lalu

Terobos Lampu Merah, Menteri Ekstremis Israel Ben-Gvir Kecelakaan

Mobil Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir terbalik dalam kecelakaan mobil karena menerobos lampu merah

Baca Selengkapnya

Israel Mulai Sedikit Longgarkan Akses Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

2 hari lalu

Israel Mulai Sedikit Longgarkan Akses Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Israel sudah mengambil sejumlah langkah penting dalam beberapa pekan terakhir dengan mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk Gaza.

Baca Selengkapnya

Dua Helikopter AL Malaysia Bertabrakan di Udara, 10 Orang Tewas

3 hari lalu

Dua Helikopter AL Malaysia Bertabrakan di Udara, 10 Orang Tewas

Dua helikopter Malaysia bertabrakan saat sedang latihan untuk perayaan Hari Angkatan Laut.

Baca Selengkapnya

Satu Orang Tewas dan Belasan Luka Akibat KA Rajabasa Tabrak Bus di OKU Timur, Begini Penjelasan PT KAI

5 hari lalu

Satu Orang Tewas dan Belasan Luka Akibat KA Rajabasa Tabrak Bus di OKU Timur, Begini Penjelasan PT KAI

PT KAI angkat bicara menyusul insiden kecelakaan lalu lintas antara KA Rajabasa (KA PLB S12A) relasi Tanjungkarang - Kertapati dengan bus kemarin.

Baca Selengkapnya

Pengamat Nilai Kecelakaan KM 58 Tol Jakarta-Cikampek Momentum Tertibkan Angkutan Gelap

5 hari lalu

Pengamat Nilai Kecelakaan KM 58 Tol Jakarta-Cikampek Momentum Tertibkan Angkutan Gelap

MTI Pusat menyatakan kecelakaan maut KM 58 Tol Jakarta-Cikampek harus menjadi momentum menertibkan angkutan gelap.

Baca Selengkapnya

Seorang Perempuan di Bekasi Tewas Ditabrak Pelaku Balap Liar

6 hari lalu

Seorang Perempuan di Bekasi Tewas Ditabrak Pelaku Balap Liar

Perempuan itu tewas setelah kendaraan yang ia tumpangi dihantam pelaku balap liar di Jalan Raya Ahmad Yani, Margajaya, Bekasi, Sabtu dini hari.

Baca Selengkapnya

Operasi Ketupat Candi 2024 Polda Jawa Tengah: 533 Kecelakaan, 20 Orang Tewas

6 hari lalu

Operasi Ketupat Candi 2024 Polda Jawa Tengah: 533 Kecelakaan, 20 Orang Tewas

Polda Jawa Tengah menggelar Operasi Ketupat Candi 2024 selama masa libur lebaran. Kecelakaan Bus Rosalia Indah jadi kasus yang menonjol.

Baca Selengkapnya

Pengemudi Pikap Tabrak 2 Motor di Depok, Satu Orang Tewas

7 hari lalu

Pengemudi Pikap Tabrak 2 Motor di Depok, Satu Orang Tewas

Pengemudi pikap diduga mengantuk saat menabrak dua motor yang berada di arah berlawanan.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Bus ALS di Agam Sumatera Barat, Ini Profil Perusahaan Otobus Berusia 58 Tahun

8 hari lalu

Kecelakaan Bus ALS di Agam Sumatera Barat, Ini Profil Perusahaan Otobus Berusia 58 Tahun

Bus ALS alami kecelakaan di Malalak Selatan, Agam, Sumatera Barat pada Senin 15 April 2024. Berikut profil PO bus ALS yang beroperasi sejak 1966.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Presiden Jokowi Wanti-wanti Pola Baru TPPU, Gunung Ruang Erupsi Sejumlah Maskapai Batalkan Penerbangan

8 hari lalu

Terpopuler: Presiden Jokowi Wanti-wanti Pola Baru TPPU, Gunung Ruang Erupsi Sejumlah Maskapai Batalkan Penerbangan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan untuk waspada terhadap pola baru tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang berbasis teknologi.

Baca Selengkapnya