Penurunan Suku Bunga BI Disambut Positif Industri Otomotif

Reporter

Bisnis.com

Jumat, 21 Februari 2020 06:00 WIB

Deretan kendaraan niaga di GIIAS 2019. 18 Juli 2019. TEMPO/Wawan Priyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku industri otomotif berharap penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia mampu mendorong pembelian kendaraan dan secara simultan membangkitkan pasar dari malaise.

Bank Indonesia (BI) menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 4,75 persen dari yang sebelumnya sebesar 5 persen. Penurunan dilakukan menyusul fenomena virus corona yang makin meluas.

Yohannes Nangoi, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyambut positif penurunan suku bunga acuan yang dilakukan BI. Penurunan tersebut diharapkan mampu menggairahkan pasar industri otomotif nasional.

"Kami menyambut positif. Dengan penurunan tersebut, kredit kepemilikan mobil juga ikut turun. Hal ini tentunya memacu pertumbuhan industri," ujarnya saat dihubungi Bisnis pada Kamis, 20 Februari 2020.

Hal serupa juga disampaikan oleh Deputy Director Sales Operation & Product Management PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto.

Advertising
Advertising

Menurutnya, penurunan suku bunga acuan akan memberikan dampak positif terhadap pasar otomotif. Penurunan itu, lanjutnya, biasa diikuti dengan penyesuaian dari sisi suku bunga pinjaman bagi konsumen.

Kariyanto menilai bahwa konsumen yang melakukan pembelian dapat diuntungkan. "Kami berharap dengan penurunan suku bunga acuan ini dapat mendorong pertumbuhan demand di pasar otomotif," tuturnya.

Kendati demikian, Nangoi mengatakan bahwa penurunan suku bunga acuan merupakan hal biasa, sehingga sudah seharusnya kredit menurun. Namun, dia menambahkan bahwa isu yang beredar memperlihatkan kebijakan tersebut saling tumpang tindih.

Sementara itu, berdasarkan catatan Bisnis, Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) mengingatkan industri untuk mencermati keputusan BI menurunkan suku bunga acuan sekaligus target pertumbuhan kredit.

Senior Faculty LPPI Lando Simatupang mengatakan bahwa langkah Bank Indonesia sebagai otoritas moneter terlihat bertolak belakang.

"Ini agak lucu memang. Otoritas moneter kasih insentif, tetapi juga memangkas pertumbuhan ekonomi dan kreditnya. Namun, kebijakan ini perlu menjadi perhatian bagi semua pihak," kata Lando.

BISNIS

Berita terkait

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

4 jam lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

1 hari lalu

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

Investigasi baru NHTSA berfokus pada pembaruan perangkat lunak dari Tesla untuk memperbaiki masalah ini pada bulan Desember.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

1 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Konversi Sepeda Motor Listrik, Kementerian ESDM Gandeng Kemendikbudristek

2 hari lalu

Konversi Sepeda Motor Listrik, Kementerian ESDM Gandeng Kemendikbudristek

Kementerian ESDM menggandeng Kemendikbudristek untuk mengakselerasi program konversi sepeda motor listrik.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

2 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

6 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

6 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya