Mantan Tentara AS yang Membantu Pelarian Carlos Ghosn Tiba di Jepang
Reporter
Moh Khory Alfarizi
Editor
Wawan Priyanto
Selasa, 2 Maret 2021 19:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang ayah dan anak berkebangsaan Amerika Serikat yang dituduh membantu mantan pimpinan Nissan Carlos Ghosn, yang melarikan diri dari Jepang tiba di Tokyo, Selasa, 2 Maret 2021. Keduanya adalah Michael Taylor, mantan anggota Baret Hijau Pasukan Khusus AS, dan putranya Peter Taylor ditangkap pejabat hukum setempat pada Mei 2020.
Seorang saksi mata menjelaskan kepada Reuters, Selasa, telah melihat pesawat yang membawa Taylors, yang diekstradisi oleh otoritas AS pada hari Senin, 1 Maret 2021. Keduanya mendarat di bandara Narita Tokyo dan dikawal ke bus polisi yang menunggu.
Sebelumnya, ayah dan anak itu telah menghadapi interogasi selama berhari-hari dari jaksa terkait peran mereka dalam rencana pelarian yang rumit. Di Jepang, keduanya juga tidak akan segera didakwa, tapi kemungkinan akan menghadapi dakwaan setelah penyelidikan selesai.
Pengacara mereka melakukan pertempuran selama berbulan-bulan untuk menghindari keduanya dikirim ke Jepang dalam menghadapi dakwaan. Berdasarkan hukum Jepang, tersangka dapat ditahan hingga 20 hari sebelum didakwa atau dibebaskan, dan tidak diizinkan untuk bertemu dengan pengacaranya selama interogasi oleh jaksa. Setelah didakwa, para terdakwa sering kali ditolak jaminan oleh pengadilan.
Keluarga Taylors, dengan bantuan kumpulan pengacara dan pelobi berkekuatan tinggi, selama berbulan-bulan melancarkan kampanye untuk mendesak kasus mereka menentang ekstradisi. Mahkamah Agung AS bulan lalu membuka jalan bagi ekstradisi keluarga Taylors, yang telah ditahan AS sejak penangkapan mereka.
Baca juga: Hakim Izinkan Ekstradisi Dua Pria yang Membantu Pelarian Carlos Ghosn
"Ini adalah hari yang menyedihkan bagi keluarga. Dan untuk semua yang percaya bahwa para veteran pantas mendapatkan perhatian yang lebih baik dari negara mereka sendiri," kata pengacara mereka, Paul Kelly dalam sebuah pernyataan, Senin.
Departemen Kehakiman AS dan Departemen Luar Negeri AS menolak berkomentar. Kantor Jaksa Penuntut Umum Distrik Tokyo, yang akan menangani kasus tersebut, juga menolak berkomentar.
Sementara jaksa Jepang menolak mengatakan di mana keduanya akan ditahan. Namun, satu lokasi potensial adalah Rumah Tahanan Tokyo, penjara utama kota tempat Ghosn ditahan setelah penangkapannya.
Keluarga Taylors diduga membantu Ghosn melarikan diri dari Jepang pada 29 Desember 2019. Ghosn bersembunyi di dalam kotak dan di jet pribadinya sebelum mencapai rumah masa kecilnya, di Lebanon, yang tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan Jepang.
Sekarang, Ghosn sedang menunggu persidangan atas tuduhan bahwa dia telah terlibat dalam kesalahan keuangan, termasuk dengan mengecilkan kompensasinya dalam laporan keuangan Nissan. Dia juga dituduh memperkaya dirinya sendiri atas biaya majikannya melalui pembayaran ke dealer mobil.
Namun, mantan bos Nissan itu membantah melakukan kesalahan itu. Jaksa penuntut mengatakan Taylor yang lebih tua, seorang spesialis keamanan swasta berusia 60 tahun, dan anaknya 27 tahun, telah menerima US$ 1,3 juta untuk membantu pelarian Carlos Ghosn. Kasus ini sempat membuat hubungan Nissan beserta mitra aliansinya, Renault dan Mitsubishi memanas.