Petugas pemadam kebakaran Jakarta Timur memadamkan api yang membakar bus AKAP trayek Jakarta-Wonogiri di KM15 Tol Jagorawi, Ciracas, Jakarta Timur, Selasa, 27 Oktober 2020. ANTARA/HO-Damkar Jaktim
TEMPO.CO, Jakarta- KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) Kemenhub membeberkan kecerobohan pengemudi dan manajemen perusahaan otobus dalam soal kelistrikan yang memicu kecelakaan bus selama ini.
MenurutInvestigator Senior KNKT, Achmad Wildan, temuan tersebut berdasarkan investigasi yang dilakukan atas 7 kecelakaan bus yang terbakar selama tiga tahun sejak 2017.
“Ini tergolong karena perilaku manusia, mulai dari instalasi malfunction, material malfunction, dan perilaku gegabah awak bus,” katanya dalam acara virtual KNKT pada Kamis, 18 Maret 2021.
Berikut kecerobohan yang memicu kecelakaan bus berujung maut:
Instalasi malfunction KNKT menemukan lubang rangka atau bodi yang berbentuk tajam tanpa ada pelindung (grommet) sehingga merusak kabel yang melintasinya. Inilah yang menyumbang kerusakan kabel kelistrikan bus.
“Bisa mengakibatkan kabel terkelupas atau terpotong akibat gerakan dinamis kendaraan. Ini, kan membuat rawan celaka,” kata Achmad Wildan.
Penggunaan solasi sebagai penutup sambungan pada bagian mesin dengan temperatur kompartemen tinggi, juga humid, dapat menyebabkan sambungan terlepas.
Connector yang tepat untuk digunakan di area tersebut adalah tipe hermetiallcy sealed.
Penyediaan fasilitas stop kontak pada bus untuk pengisi daya smartphone atau powerbank bagi penumpang juga memunculkan risiko baik arcing maupun short circuit kelistrikan.
Material malfunction Sambungan kabel kelistrikan pada bus yang tidak seragam kerap ditemui. Ada yang menggunakan siggle skun, ada juga dengan socket. Ini bisa menimbulkan korsleting (arus pendek listrik).
“Beberapa isolator skun mengalami perubahan warna (menjadi hitam). Perubahan warna ini bisa disebabkan paparan panas dari logam skun akibat ketidaksesuaian arus dengan material yang digunakan,” tutur Achmad.
KNKT meminta ketika montir memasang kabel harness bersama dengan bodi, pilih jenis kabel yang tepat. Caranya dengan mempertimbangkan konsumsi kapasitas daya dari peralatan listrik tersebut. Pilih kabel yang sesuai dengan kondisi, misalnya suhu sekitarnya.
Awak bus gegabah KNKT menemukan awak dan penumpang bus menyimpan botol bekas air mineral lazim ditemukan di Indonesia.
“Ruang ACCU digunakan sebagai gudang dan berisi botor air dan sebagainya,” ujar dia.
Menurut Achmad, itu bisa memicu terjadinya kebakaran. Fungsi accu (aki) berubah dari pen-supply daya menjadi beban sehingga meningkatkan short circuit atau arcing.
Ruang pada dashboard seringkali diacak-acak oleh awak dengan berbagai tambahan. “Hal ini juga berdampak apada terjadinya short circuit maupun arcing kelistrikan,” tutur Achmad mengungkapkan temuan KNKT seputar penyebab kecelakaan bus di Indonesia.