Mobil dan motor bekas di area penampungan di Nanjing, Provinsi Jiangsu, Cina Timur, 27 Maret 2017, menunggu untuk didaur ulang. (China Daily)
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan Cina memperkirakan bisnis aftermarket otomotif bernilai lebih dari 1 triliun Yuan (sekitar Rp 2.208 triliun) pada 2020.
Pasar aftermarket atau layanan purnajual di negara itu mencakup transaksi dan layanan di tengah setelah penjualan mobil stabil pada tahun lalu.
Tahun lalu, pendapatan dari perbaikan mobil dan daur ulang mobil bekas mengalami pertumbuhan yang stabil. Sedangkan industri yang terkait dengan fasilitas mobil dan pengisian mobil listrik berkembang pesat.
Menurut seorang pejabat Kementerian Informasi Cina, transaksi mobil bekas juga rebound setelah gangguan wabah Covid-19.
Federasi Industri dan Perdagangan Cina juga mengungkapkan data bisnis aftermarket mobil Cina. Diungkapkan, bisnis perbaikan mobil tercatat 65,2 miliar Yuan pada 2020, atau naik 7,1 persen dari 2019.
Tahun lalu Cina juga mendaur ulang hampir 2,4 juta mobil bekas atau naik 4,5 persen tahun ke tahun.
Di sisi lain, 14,34 juta mobil bekas terjual pada 2020 atau turun 3,9 persen. Angka ini menyempit 15,7 poin persentase dari penurunan pada semester pertama 2020.
Menurut Asosiasi Dealer Mobil Cina (CADA), dalam bisnis aftermarket mobil Cina tercatat nilai transaksi mobil bekas 2020 sebesar 888,84 miliar Yuan. Angka ini turun 5 persen tahun ke tahun dan menyempit 16,7 poin persentase dari penurunan yang terlihat di semester pertama 2020.