Investor Kritik Bos Toyota yang Menanyakan Larangan Mobil Bensin

Reporter

Terjemahan

Senin, 10 Mei 2021 18:48 WIB

Akio Toyoda, Presiden Toyota Motor Corporation, mengumumkan rencana Toyota untuk membangun kota prototipe masa depan di atas lahan seluas 175 hektar di pangkalan Mt. Fuji di Jepang dalam acara 2020 CES di Las Vegas, 6 Januari 2020. REUTERS/Steve Marcus

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Toyota Motor, Akio Toyoda, yang mempertanyakan rencana Jepang untuk melarang mobil konvensional mendapatkan kritik pedas dari para pemegang saham. Pertanyaan itu dilontarkan Toyoda hanya beberapa hari setelah perusahaan mengatakan sedang meninjau lobi iklim untuk netralitas karbon pada tahun 2050.

Setidaknya ada lima investor, yang secara kolektif memiliki sekitar US$ 500 miliar (sekitar Rp 7 triliun, kurs saat ini US$ 1 = Rp 14.142) aset yang dikelola bersama, menyampaikan bahwa Toyota berisiko tertinggal di belakang pesaing yang gencar meluncurkan kendaraan listrik.

Toyota Jepang mengisyaratkan perubahan sikap bulan lalu tentang
climate change (perubahan iklim) ketika mengatakan akan meninjau lobi dan menjadi lebih transparan tentang langkah-langkah apa yang diambilnya karena menanggapi tekanan aktivis dan investor yang meningkat.

Tiga hari kemudian, dalam kapasitasnya sebagai kepala Asosiasi Produsen Mobil Jepang (JAMA), Toyoda mempertanyakan keputusan negara tersebut untuk melarang kendaraan bermesin pembakaran internal baru pada tahun 2035 dalam upayanya untuk netralitas karbon.

"Apa yang perlu dilakukan Jepang sekarang adalah memperluas pilihannya untuk teknologi. Saya pikir peraturan dan perundang-undangan harus mengikuti setelahnya," kata Toyoda.

"Kebijakan yang melarang mobil bertenaga bensin atau diesel sejak awal akan membatasi opsi tersebut, dan juga dapat menyebabkan Jepang kehilangan kekuatannya," ujarnya.

Investor yang menyambut baik pernyataan Toyota sebelumnya tentang lobi mengatakan mereka khawatir bahwa Akio Toyoda mungkin tidak setuju dengan rencana tersebut.

"Kami benar-benar prihatin bahwa Toyoda tampaknya tidak menyadari apa yang dipertaruhkan di sini," kata Jens Munch Holst, CEO AkademikerPension.

Danish fund mengatakan kepada Reuters bulan lalu bahwa mereka akan mempertimbangkan resolusi pemegang saham atau menjual kepemilikannya di Toyota jika tidak ada perubahan setelah keterlibatan "intens" dengan perusahaan.

Seorang juru bicara Toyota mengatakan kepada
Reuters bahwa perusahaan tidak dapat segera mengomentari kritik investor tetapi akan membahas masalah iklim akhir pekan ini ketika mengumumkan pendapatan.

Perusahaan dalam beberapa tahun terakhir mengatakan bahwa kendaraan listrik akan memainkan peran yang lebih besar dalam mengurangi emisi tetapi solusi lain harus digunakan, seperti kendaraan hybrid yang sukses atau kendaraan hidrogen yang penjualannya sangat lambat.

Dengan tekanan yang semakin meningkat pada produsen mobil untuk memangkas emisi, Toyota berusaha keras untuk memproduksi kendaraan listrik yang dapat bersaing dengan model-model seperti Tesla, Volkswagen, General Motors dan Renault, ditambah startup Cina seperti Nio dan Xpeng.

Lima investor yang berbicara tentang komentar Toyoda - di antaranya adalah Storebrand Asset Management (Norwegia), Nordea Asset Management (Nordic), Dewan Pensiun Gereja Inggris dan KLP, dana pensiun terbesar di Norwegia - mengatakan Toyota dalam bahaya menumpulkan daya saingnya.

"Sebagai pemegang saham di Toyota, kami secara aktif terlibat dengan perusahaan dan menerima jaminan bahwa semua aktivitas lobi, termasuk dengan asosiasi industri, akan ditinjau dan dilaporkan pada tahun ini," kata Jan Erik Saugestad, CEO Storebrand Asset Management.

"Elektrifikasi penuh transportasi sangat penting jika kita ingin memenuhi target iklim kita dan Toyota harus memimpin dalam hal ini daripada memperpanjang produksi mesin pembakaran baru dan memberikan pangsa pasar mereka kepada perusahaan lain," tambahnya.

Baca juga: Proyek Mobil Listrik, Bos Toyota: Larangan Mesin Bensin Picik

Berita terkait

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

1 jam lalu

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

1 jam lalu

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan memanggil manajemen PT Sepatu Bata Tbk., imbas penutupan pabrik alas kaki itu di Purwakarta, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

10 jam lalu

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

Selain Indonesia, ada negara-negara lain yang membujuk Tesla untuk berinvestasi.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Kritik Pameran Kendaraan Listrik, Sebut Ada Kepentingan Bisnis Elit

21 jam lalu

Faisal Basri Kritik Pameran Kendaraan Listrik, Sebut Ada Kepentingan Bisnis Elit

Faisal Basri mengkritisi promosi kendaraan listrik yang selama ini tak mengungkap adanya dampak negatif lantaran masih mengandalkan batu bara

Baca Selengkapnya

Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Nobar Bloody Nickel, Ungkap Sisi Gelap Kendaraan Listrik

2 hari lalu

Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Nobar Bloody Nickel, Ungkap Sisi Gelap Kendaraan Listrik

Diskusi film itu ditujukan untuk merespons program pemerintah yang masif mendorong kendaraan listrik (EV) beserta sisi gelap hilirisasi nikel.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

3 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

3 hari lalu

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

Presiden Jokowi menyebut Indonesia memiliki peluang pasar yang besar untuk mengembangkan ekosistem kendaraan motor listrik. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Antusiasme Masyarakat Meningkat di Hari Ketiga Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024

3 hari lalu

Antusiasme Masyarakat Meningkat di Hari Ketiga Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024

Tahun ini, Periklindo Electric Vehicle Show 2024 menyediakan booth khusus bagi pelaku akademisi.

Baca Selengkapnya

3 Juta Unit Kendaraan Listrik BYD Terjual di Cina Tahun Lalu, Kini Merambah Penjualan di Indonesia

4 hari lalu

3 Juta Unit Kendaraan Listrik BYD Terjual di Cina Tahun Lalu, Kini Merambah Penjualan di Indonesia

BYD telah berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia dengan mendirikan pabrik berkapasitas 150.000 unit dan membuka cabang-cabang di Indonesia

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

4 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya