Peneliti Menemukan Cara Baru Daur Ulang Baterai Kendaraan Listrik

Reporter

Tempo.co

Jumat, 2 Juli 2021 11:34 WIB

Karyawan mengganti baterai sepeda motor listrik di SPBKLU, Gedung Direktorat Kementerian ESDM, Jakarta, Senin 21 Desember 2020. Kementerian ESDM juga menargetkan hingga 2025 dapat membangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di 2.400 titik guna mendukung penerapan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) untuk transportasi jalan di Indonesia. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Para peneliti di Inggris dan Amerika Serikat telah menemukan cara untuk mendaur ulang baterai kendaraan listrik yang dapat secara drastis memangkas biaya dan emisi karbon, di tengah lonjakan permintaan.

Cara yang digunakan yakni dengan melibatkan pengambilan bagian baterai sehingga dapat digunakan kembali. Cara ini juga diklaim dapat membantu industri otomotif mengatasi kritik bahwa meskipun kendaraan listrik dapat mengurangi emisi selama masa pakainya, namun masih ada jejak karbon berat dari bahan tambang tersebut.

"Kami tidak dapat mendaur ulang produk kompleks seperti baterai sama seperti halnya kami mendaur ulang logam lain. Menghancurkan, mencampur komponen baterai dan pirometalurgi menghancurkan nilai," ucap Gavin Harper, seorang peneliti di Faraday Institution yang didukung pemerintah di Inggris, dikutip dari Reuters pada Jumat, 1 Juli 2021.

Apalagi metode daur ulang saat ini mengandalkan penghancuran baterai menjadi potongan-potongan yang sangat kecil, yang dikenal sebagai massa hitam, yang kemudian diproses menjadi logam seperti kobalt dan nikel.

Dengan peralihan ke teknik yang dikenal sebagai daur ulang langsung, maka akan melestarikan komponen seperti katoda dan anoda, dapat secara drastis mengurangi pemborosan energi dan biaya produksi.

Sebelumnya, para peneliti dari Universitas Leicester dan Universitas Birmingham yang bekerja pada proyek ReLib Institusi Faraday juga telah menemukan cara untuk menggunakan gelombang ultrasonik dalam mendaur ulang katoda dan anoda tanpa menghancurkannya. Cara ini bahkan telah diajukan hak patennya.

Andy Abbott, seorang profesor kimia fisik di Universitas Leicester mengatakan pemisahan menggunakan gelombang ultrasonik akan menghasilkan penghematan biaya 60 persen dibandingkan dengan biaya bahan perawan.

Dibandingkan dengan teknologi yang lebih konvensional, ia mengatakan teknologi ultrasonik dapat memproses bahan baterai 100 kali lebih banyak dalam periode yang sama.

Sementara itu di Amerika Serikat, proyek daur ulang baterai kendaraan listrik ini telah disponsori oleh pemerintah di Departemen Energi yang disebut ReCell.

Di bawah kepemimpinan Jeff Spangenberger, ReCell telah mempelajari banyak metode yang berbeda, termasuk ultrasonik, namun mereka telah berfokus pada metode berbasis termal dan pelarut.

"Untuk membuat daur ulang baterai kendaraan listrik yang menggunakan lithium-ion menguntungkan, tanpa memerlukan biaya pembuangan kepada konsumen, dan untuk mendorong pertumbuhan industri daur ulang, metode baru yang menghasilkan margin keuntungan yang lebih tinggi untuk pendaur ulang perlu dikembangkan," ucap Spangenberger.

HIDAYAT SALAM

Baca juga: Daur Ulang Baterai Mobil Listrik, TAM Bahas dengan Prinsipal

Berita terkait

Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Nobar Bloody Nickel, Ungkap Sisi Gelap Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Nobar Bloody Nickel, Ungkap Sisi Gelap Kendaraan Listrik

Diskusi film itu ditujukan untuk merespons program pemerintah yang masif mendorong kendaraan listrik (EV) beserta sisi gelap hilirisasi nikel.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

2 hari lalu

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal kelanjutan rencana pemerintah memberi insentif untuk mobil hybrid.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

2 hari lalu

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

Presiden Jokowi menyebut Indonesia memiliki peluang pasar yang besar untuk mengembangkan ekosistem kendaraan motor listrik. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Antusiasme Masyarakat Meningkat di Hari Ketiga Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024

2 hari lalu

Antusiasme Masyarakat Meningkat di Hari Ketiga Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2024

Tahun ini, Periklindo Electric Vehicle Show 2024 menyediakan booth khusus bagi pelaku akademisi.

Baca Selengkapnya

3 Juta Unit Kendaraan Listrik BYD Terjual di Cina Tahun Lalu, Kini Merambah Penjualan di Indonesia

3 hari lalu

3 Juta Unit Kendaraan Listrik BYD Terjual di Cina Tahun Lalu, Kini Merambah Penjualan di Indonesia

BYD telah berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia dengan mendirikan pabrik berkapasitas 150.000 unit dan membuka cabang-cabang di Indonesia

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

3 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

3 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

4 hari lalu

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan jumlah kendaraan listrik saat ini mencapai 133 ribu.

Baca Selengkapnya

PLN akan Tambah 2 Ribu SPKLU untuk Kendaraan Listrik

11 hari lalu

PLN akan Tambah 2 Ribu SPKLU untuk Kendaraan Listrik

PT PLN (Persero) akan menambah 2 ribu SPKLU untuk kendaraan listrik tahun ini.

Baca Selengkapnya

Bahas Tantangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, BRIN: Perlu Fokus

11 hari lalu

Bahas Tantangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, BRIN: Perlu Fokus

Implementasi program kendaraan listrik dinilai harus didukung ekosistem yang memadai.

Baca Selengkapnya