Limbah Baterai Kendaraan Listrik Bisa Munculkan Sentra Ekonomi Baru
Reporter
Antara
Editor
Rafif Rahedian
Kamis, 3 Maret 2022 14:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Limbah baterai kendaraan listrik di Indonesia dianggap bisa memunculkan sentra ekonomi baru. Hal itu tak terlepas dari bahan baterai yang terbuat dari logam berharga, seperti aluminium, litium, kobalt dan mangan.
Informasi tersebut dibenarkan langsung oleh Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Syafrudin. Dirinya juga menjelaskan bahwa beberapa faktor yang membuat limbah baterai mobil listrik cukup berharga.
Seperti yang diketahui, beberapa waktu lalu pemerintah telah meresmikan pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia. Nantinya, PT Nasional Hijau Lestari (NHL) bakal bertugas untuk mendaur ulang limbah baterai kendaraan listrik tersebut.
"Baterai kendaraan listrik potensial menjadi circular economy, karena di situ isinya logam," ujar dia dalam sebuah diskusi bertajuk Mimpi Produksi Kendaraan Listrik Nasional, dikutip Tempo dari situs berit Antara hari ini, Kamis, 3 Maret 2022.
Lebih lanjut Ahmad juga menyarankan agar pemerintah serius menata pengelolaan limbang baterai dengan baik. Ia pun berharap pengelolaan ini dilakukan oleh para pihak yang memiliki teknologi dan metodologi yang mumpuni.
Karena dengan begitu, limbah baterai kendaraan listrik bisa ditambang ulang untuk diambil kembali berbagai jenis logam yang masih berharga di dalamnya. Bahan logam bekas baterai itu nyatanya masih bisa didaur ulang untuk sesuatu yang lebih berharga.
Ahmad juga berharap pengelolaan limbah baterai kendaraan listrik ini bakal lebih baik ketimbang penanganan limbah aki bekas. Sejauh ini pengelolaan aki bekas itu dianggap kacau karena mengalir ke tangan mafia, yang akhirnya menghasilkan timah batangan, dan disetor ke sejumlah pabrik aki.
"Ini kan aki bekas kalau sekarang dengan konteks baterai kendaraan listrik, baterainya itu kan mengandung logam. Logamnya sangat bernilai tinggi, jadi sebenarnya tidak akan susah (pengelolaannya) sepanjang pemerintah tegas," tutup Ahmad.
Baca: Penerbitan Cukai Karbon Dianggap Bisa Picu Pasar Kendaraan Listrik
ANTARA
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.