Petugas Kepolisian melakukan pemeriksaan surat-surat kendaraan bermotor dalam Operasi Patuh Jaya 2021 di Jalan TB Simatupang, Tanjung Barat, Jakarta Selatan, Senin, 20 September 2021. TEMPO/Daniel Christian D.E
TEMPO.CO, Jakarta - Polri resmi Operasi Patuh 2022 mulai mulai hari ini, Senin, 13 Juni 2022. Program penertiban lalu lintas tersebut akan dilaksanakan hingga 26 Juni.
Menurut laman resmi akun @tmcpoldametro terdapat beberapa sasaran pelanggaran yang akan dikenai sanksi tilang elektronik oleh polisi.
Berikut sasaran Operasi Patuh 2022 dan sanksinya, dikutip dari laman NTMC Polri hari ini:
1. Knalpot bising atau tidak standar Larangan penggunaan knalpot brong baik mobil maupun motor tertuang dalam Pasal 285 Ayat 1 Jo Pasal 106 Ayat 3 UU LLAJ.
Sanksi bagi pelanggarnya adalah kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp 250 ribu.
2. Penggunaan rotator tidak sesuai peruntukan Mobil atau kendaraan pelat nopol hitam dilarang menggunakan lampu rotator sesuai Pasal 287 Ayat 4 dengan sanksi kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp 250 ribu.
3. Balap liar Balap liar motor atau mobil melanggar Pasal 297 jo Pasal 115 Huruf b. Sanksinya kurungan paling lama 1 tahun atau denda maksimal Rp 3 juta jika pelakunya tertangkap Operasi patuh 2022.
4. Melawan arus Tindakan melawan arus lalu lintas melanggar Pasal 287 dengan sanksi denda paling banyak Rp 500 ribu.
5. Pengemudi menggunakan ponsel Tindakan pengemudi itu melanggar Pasal 283 UU LLAJ dengan denda paling banyak Rp 750 ribu.
6. Helm tidak standar SNI Tilang elektronik Operasi Patuh 2022 juga menyasar penggunaan helm pengendara motor yang tidak standar SNI. Pelanggaran Pasal 291 tersebut dapat didenda maksimal Rp 250 ribu.
7. Mengemudi mobil tanpa sabuk pengaman Mengemudikan mobil tidak menggunakan sabuk pengaman dapat didenda paling banyak Rp 250 ribu.
8. Berboncengan motor lebih dari satu orang Pelanggaran tersebut diancam sanksi denda paling banyak Rp 250 ribu akibat kena tilang elektronik Operasi Patuh 2022.