Ilustrasi mobil listrik. Sumber: http://www.chinadaily.com.cn/
TEMPO.CO, Jakarta - Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) mengapresiasi program insentif penjualan kendaraan listrik dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan).
Menurut Gaikindo insentif tersebut mampu mendorong pertumbuhan industri dalam negeri sekaligus mempercepat penggunakan mboil listrik dan motor listrik di Indonesia. Kebijakan yang akan diberlakukan 2023 itu dapat mempercepat masyarakat memiliki kendaraan listrik.
"Kalau harganya terjangkau akan mendorong masyarakat semakin berminat membeli kendaraan listrik," kata Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara, dikutip dari Bisnis.com hari ini, Senin, 5 Desember 2022.
OJK akan memberikan sejumlah insentif untuk pembelian mobil listrik dan motor listrik yang antara lain diterima perusahaan pembiayaan atau leasing. Insetif berupa penyaluran dana kepada nasabah yang melakukan produksi dan menggunakan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB).
Insentif dari OJK tadi dapat diberikan relaksasi bobot risiko aset menjadi 50 persen dan uang muka (down payment/DP) sebesar 0 persen kepada para pemain bisnis leasing.
Menurut Kukuh penjualan mobil listrik pada 2022 sudah mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan 2021. Tahun lalu, penjualan mobil listrik tidak mencapai 1.000 unit, namun saat ini mencapai 5.955 unit.
Berdasarkan data Gaikindo per Oktober 2022, mobil listrik yang paling laris di Indonesia adalah Wuling Air ev tipe Long Range dengan wholesale 3.307 unit.
Posisi kedua dipegang Hyundai Ioniq 5 tipe Signature Extended dengan total penjualan 1.189 unit, dan ketiga Wuling Air ev tipe Standard Range 1.030 unit.
Kukuh mengatakan masyarakat Indonesia berminat pada mobil listrik dengan harga di bawah Rp 300 juta. Umumnya, pembeli mobil listrik bukanlah pembeli kendaraan pertama.
