Bermodal Cadangan Nikel Berlimpah, Jokowi Optimistis Industri EV Indonesia Tumbuh Pesat

Senin, 6 Februari 2023 20:02 WIB

Pekerja memperlihatkan bijih nikel. (ANTARA/HO-Antam)

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi optimistis industri kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) di Indonesia akan bertumbuh Pesat. Sebab, Indonesia memiliki cadangan nikel yang berlimpah bahkan menjadi negara penghasil nikel terbesar di dunia.

"Saya sangat yakin Industri ini akan tumbuh cepat, akan tumbuh sangat cepat," kata Jokowi, dikutip dari laman Reuters hari ini, Senin, 6 Februari 2023.

Menurut survei dari US Geological Survey, Indonesia memiliki total 21 juta ton cadangan nikel. Kemudian menurut International Nickel Study Group, Indonesia menambang 1,4 juta ton nikel pada periode Januari hingga November 2022.

Sementara menurut laporan investigasi Majalah Tempo Edisi 23-29 Januari 2023 berjudul Jabal Nikel Ilegal, pada 2021, produksi nikel Indonesia sebanyak 1 juta ton atau 37,04 persen produksi nikel global. Penerimaan negara dari ekspor produk olahan nikel tersebut diklaim mencapai Rp 360 triliun pada tahun 2021.

Melimpahnya cadangan nikel tersebut membuat pemerintah Indonesia membuka kesempatan bagi para investor untuk berinvestasi di Tanah Air. Khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang bersinggungan langsung dengan pengolahan nikel ini seperti industri baterai kendaraan listrik hingga industri kendaraan listrik itu sendiri.

Advertising
Advertising

Dalam waktu tiga tahun, Indonesia telah menandatangani sejumlah kesepakatan dengan nilai lebih dari US$ 15 miliar untuk produksi baterai dan kendaraan listrik dalam negeri. Kesepakatan tersebut antara lain terjalin dengan Hyundai Motor, LG Group, hingga Foxconn.

Terbaru ini, Pemerintah Indonesia tengah melakukan komunikasi dengan raksasa produsen mobil listrik Tesla. Presiden Jokowi telah melakukan lobi-lobi dengan Elon Musk untuk menggolkan investasi Tesla di Tanah Air, termasuk memberikan sejumlah penawaran untuk Tesla berupa insentif hingga konsesi tambang nikel.

"Saya menawarkan kepada dia kalau investasi bapak (Elon Musk) di Indonesia, saya kasih konsesi nikel," kata orang nomor satu di Indonesia itu.

Dengan pelbagai tawaran yang diberikan tersebut, Jokowi yakin Indonesia memiliki keunggulan dibandingkan negara lain untuk menjadi tempat menerapkan ekosistem kendaraan listrik. Dia juga yakin Tesla akan tertarik melakukan investasi di Indonesia karena cadangan nikel milik Indonesia merupakan yang terbesar di dunia.

"Kalau mereka mau mulai dari baterai EV, tidak apa-apa," ucap Jokowi.

Jika Tesla berinvestasi dalam produksi baterai kendaraan listrik di Indonesia, maka itu akan menjadi fasilitas pertama Tesla yang ada di Asia. Bulan lalu, Tesla mengumumkan investasi US$ 3,6 miliar untuk memperluas produksi baterai di pabriknya yang berlokasi di Nevada.

DICKY KURNIAWAN | REUTERS

Baca juga: Insentif Kendaraan Listrik, Bambang Soesatyo Jelaskan Efeknya

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto


Berita terkait

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

2 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Layanan Internet Starlink Sudah Bisa Dipesan, Biaya Langganan Rp750 Ribu per Bulan

3 jam lalu

Layanan Internet Starlink Sudah Bisa Dipesan, Biaya Langganan Rp750 Ribu per Bulan

Perusahaan penyedia jasa telekomunikasi dan layanan internet milik Elon Musk, Starlink mulai menawarkan layanannya untuk masyarakat di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

5 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

9 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

11 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Nobar Bloody Nickel, Ungkap Sisi Gelap Kendaraan Listrik

20 jam lalu

Koalisi Masyarakat Sipil Gelar Nobar Bloody Nickel, Ungkap Sisi Gelap Kendaraan Listrik

Diskusi film itu ditujukan untuk merespons program pemerintah yang masif mendorong kendaraan listrik (EV) beserta sisi gelap hilirisasi nikel.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

22 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

22 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

1 hari lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya