Logo perusahaan otomotif yang bermarkas di Prancis, Renault 29 Mei 2020. Seruan menggema di seluruh dunia Muslim untuk memboikot produk-produk Prancis sebagai protes atas dipertontonkannya kartun-kartun yang menghina Nabi Muhammad di Prancis. REUTERS/Yves Herman
TEMPO.CO, Jakarta - Renault tengah mengambangkan perangkat lunak atau software mobil untuk menyaingi software milik Tesla. Tidak tanggung-tanggung, dalam pengembangan software ini, Renault menggandeng raksasa mesin pencarian Google dan Qualcomm.
Arsitektur baru ini akan beroperasi hanya dengan 20 prosesor dibandingkan dengan 100 prosesor yang digunakan Renault saat ini. Selain itu, arsitektur ini akan memungkinkan pembaruan perangkat lunak over-the-air.
"Ini mirip dengan Tesla, pada 2026 ini mereka akan memiliki pendekatan yang sama, mereka memiliki pendekatan EV yang sama," kata Chief Digital Officer Renault Frederic Vincent, dikutip dari Carscoops hari ini, Rabu, 26 April 2023.
Vincent juga mengungkapkan bahwa arsitektur perangkat lunak baru ini akan membantu Renault menghindari biaya penelitian dan pengembangan sebesar USD 1,65 miliar selama satu dekade. Ini juga akan menguntungkan pemilik dengan meningkatkan nilai jual kembali berkat fitur mengemudi dan infotainment mobil listrik yang dapat diperbarui secara konsisten.
Renault berencana memperkenalkan mobil listrik Ampere sebelum akhir tahun ini. Mobil listrik ini diyakini dapat memiliki kapitalisasi pasar sekitar USD 11 miliar.