TEMPO.CO, New Delhi - Sejumlah produsen otomotif India mengklaim mobil ekspor buatan mereka memiliki kualitas lebih tahan karat karena memiliki kandungan baja galvanis mencapai 70 persen. Sedangkan produk untuk pasar lokal India hanya memiliki kandungan galvanis 30 persen. Saat ini, pemerintah India akan meningkatkan kualitas buatan lokal dengan lembaga pengujian kendaraan di India (ICAT) untuk melakukan pengujian semprot garam sebagai cara menguji kualitas bodi.
Baca: Suzuki Wagon R 2019 Model Akan Sama dengan Versi Jepang
Pengurangan kualitas bodi dilakukan untuk mempertahankan biaya produksi dan menekan harga yang terjangkau di pasar lokal India. Hanya saja ada efek buruk terhadap bodi kendaraan yang lebih rentan terhadap karat dan mengurangi kekuatan struktural.
Dalam pengujian mobil penumpang di India dinilai berdasarkan sistem kantong udara, ikat pinggang dan zona crumple, sedangkan uji korosi tidak masuk dalam pengujian. Di masa lalu telah dicatat bahwa pembuat mobil seperti Tesla, Toyota, Mazda, Kia dan VW telah menarik kembali atau recall kendaraan mereka karena masalah korosi. Bagian yang paling terpengaruh adalah mur pengunci dan sambungan pada rem dan suspensi yang mudah bersentuhan langsung dengan air.
Di bawah proposal aturan baru, semua mobil yang dibuat di India dan dengan harga Rs 10 lakh atau sekitar Rp 204 juta wajib menjalani tes ini. Proposal ini muncul setelah Folksam, sebuah perusahaan asuransi Swedia menyebutkan alasan kecelakaan di mana risiko kematian adalah 20 persen lebih tinggi dalam kasus mobil berkarat.
Baca: Royal Enfield India Resmi Jual Interceptor 650, Harga Rp 51 Juta
Uji semprot garam adalah alat pengujian populer yang digunakan untuk memeriksa ketahanan korosi pada permukaan bodi. Uji semprot garam tidak mahal, cepat, terstandardisasi dengan baik, dan dapat diulang secara memadai dan mempercepat korosi dan durasi pengujian tergantung pada ketahanan korosi lapisan. Lebih tahan korosi lapisan adalah lebih lama periode pengujian sebelum munculnya karat.
RUSHLANE