TEMPO.CO, Jakarta - Nissan Motor Co akan menunda pengoperasian kembali dua pabriknya di Cina yang lokasinya dekat dengan pusat penyebaran virus corona di Wuhan. Perusahaan menyebut penundaan pengoperasian kembali pabrik ini sesuai dengan arahan pemerintah setempat.
"Sesuai dengan arahan pemerintah di Provinsi Hubei, kami akan mempertimbangkan waktu pengoperasian kembali pabrik mengingat situasi pemasok kami," kata produsen mobil Jepang kepada Reuters dalam email, Jumat, 21 Februari 2020.
Karena banyak pabrik di Cina masih tutup karena virus corona, Nissan telah mengurangi produksi di beberapa pabriknya di Jepang karena masalah dengan pengadaan komponen. Nissan mengklaim, virus corona tidak berdampak pada pabrik global lainnya.
Sebelumnya, Nissan telah menghentikan produksi di pabriknya di Kyushu, Jepang, karena virus corona, kata pembuat mobil Jepang itu seperti dikutip dari Japan Today, 11 Februari 2020.
Virus corona itu mulai membebani rantai pasokan global. Dalam sebuah pernyataan, Nissan, pembuat mobil pertama yang menghentikan produksi di sebuah pabrik di Jepang karena virus corona, mengatakan bahwa perakitan mobil akan terpengaruh pada hari Jumat, 14 Februari 2020 dan 17 Februari 2020, karena kekurangan pasokan suku cadang dari Cina.
Surat kabar Nikkei melaporkan bahwa penghentian itu dapat berdampak pada produksi sekitar 3.000 kendaraan karena produsen mobil terbesar ketiga di dunia itu bergantung pada pasokan suku cadang dari Cina.
Pabrik Kyushu Nissan memproduksi beberapa model termasuk minivan Nissan Serena untuk pasar Jepang dan crossover SUV Rogue, mobil terlaris Nissan di Amerika Serikat. Pabrik ini memiliki kapasitas tahunan sebanyak 530 ribu unit kendaraan.