TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian besar produsen mobil mengeluarkan kebijakan restrukturisasi organisasi untuk mengatasi dampak krisis akibat pandemi virus corona. Daimler bahkan berencana menjual pabrik perakitan mobilnya di Hambach, Prancis.
Ketua Dewan Manajemen Daimler AG dan Mercedes-Benz AG, Ola Kallenius, menyatakan bahwa ada dorongan untuk transformasi perusahaan secepat mungkin. Terutama menuju era elektrifikasi dan digitalisasi.
"Kami menerapkan langkah-langkah secara konsisten untuk meningkatkan efisiensi di semua area perusahaan kami di seluruh dunia. Itulah sebabnya kami bermaksud memulai pembicaraan mengenai penjualan pabrik Hambach,"ujarnya seperti dikutip dari motor1.
Kebijakan itu sejalan dengan rencana Daimler untuk berinvestasi dalam teknologi masa depan. Di mana mereka akan fokus pada produksi kendaraan rendah emisi atau elektrifikasi. Rencana pengembangan elekrifikasi dan digitalisasi itu disebut membutuhkan biaya besar.
Selain itu, kata Ola, efek pandemi COVID 19 terhadap perekonomian menciptakan kondisi kerangka kerja baru di pasar. Dan dalam konteks itu, Daimler ingin mengoptimalkan jaringan produksi global.
Anggota Dewan Manajemen Daimler AG dan Mercedes-Benz AG, Markus Schäfer, yang bertanggung jawab untuk Daimler Group Research juga berkomentar. Menurut dia, fase tantangan ekonomi ini membutuhkan keseimbangan antara permintaan dan kapasitas.
"Perubahan ini juga mempengaruhi pabrik Hambach. Tujuan penting bagi kami adalah untuk mengamankan masa depan lokasi. Tapi kondisi lain, model Smart saat ini akan terus diproduksi di Hambach,"ujarnya.
Pabrik perakitan mobil Daimler di Hambach, Prancis sendiri diketahui telah memproduksi mobil selama bertahun-tahun. Pabrik itu dibuka sejak Oktober 1997 dan telah memproduksi mobil Smart EV generasi keempat dengan Smart EQ Fortwo dan Smart EQ Fortwo Cabrio sejak 2019.
Pabrik itu juga mempekerjakan sekitar 1.600 karyawan dan telah menghasilkan lebih dari 2,2 juta unit Daimler Smart Fortwo.
WIRA UTAMA