TEMPO.CO, Jakarta - Tesla Cybertruck diyakini akan mengisi segmen pikap medium di Amerika Utara. Berhadapan dengan kompetitor seperti Ford F-250. Meski demikian, Tesla tidak menutup kemungkinan untuk memproduksi Cybertruck dalam ukuran yang lebih kecil untuk pasar ekspor.
CEO Tesla, Elon Musk, dalam acara Battery Day, 23 September 2020, mengatakan perusahaan mempertimbangkan untuk memproduksi varian truk pikap listrik tersebut. Hanya saja, Musk tak merinci lebih dalam tetang penggerak, paket baterai, hingga waktu peluncuran.
“Kami mungkin akan membuat versi internasional yang lebih kecil,” kata Musk, seperti dikutip AutoNews. “Modelnya akan lebih kecil dari Tesla Cybertruck, karena Anda tidak bisa hanya membuat truk raksasa seperti itu untuk pasar internasional.”
Jika tidak ada penundaan, Tesla Cybertcuk dijadwalkan masuk jalur produksi pada tahun depan di pabrik baru yang di luar Austin, Texas. Pabrik tersebut diperkirakan memiliki kapasitas produksi tahunan antara 250.000 dan 300.000 unit, atau "mungkin lebih", kata Musk.
Menurut laporan Carscoops.com, kapasitas produksi itu belum menjadi ancaman bagi Ford dan FCA, yang masing-masing menjual hampir 900.000 unit dan lebih dari 600.000 unit pikap F-Series dan Ram tahun lalu.
Musk mengklaim bahwa hingga saat ini telah menerima lebih dari 500.000 unit pemesanan untuk Tesla Cybertruck. "Itu jumlah yang tidak sedikit," ujar dia.
Untuk memesan Tesla Cybertruck, seseorang perlu membayar deposit yang dapat dikembalikan sebesar US$ 100 atau setara Rp 1,4 juta (kurs saat ini US$ 1 = Rp 14.828).
Truk listrik Tesla Cybertruck juga dikabarkan menarik minat konsumen di Indonesia.
Bos Prestige Image Motorcars, Rudy Salim, memastikan Tesla Cybertruck bisa masuk ke Indonesia pada tahun 2022. Mobil listrik versi pikap dobel kabin itu diklaim sudah memiliki puluhan peminat.
"Tahun 2022 masuk Indonesia, sudah banyak yang minat, sekitar 20 orang, ada lah," ujar Rudy di sela-sela peluncuran Lamborghini Huracan Evo, di Pluit, Jakarta Utara, Jumat, 12 Juni 2020.