TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu kebiasaan buruk pemilik mobil adalah membiarkan volume bahan bakar di dalam tanki di bawah seperempat dari kapasitas. Bahkan, sering juga nyaris kosong.
Menurut pereli Indonesia dan duta merek Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) Rifat Sungkar, kebiasaan itu menimbulkan risiko kerusakan pada beberapa komponen. Biaya perbaikan mobil pun memerlukan ongkos yang tidak murah.
Rifat Sungkar menjelaskan, membiarkan tanki mobil nyaris kosong mengancam keawetan komponen pompa bensin (fuel pump). Serpihan atau kotoran di dalam tangki akan tersedot bersama sisa BBM yang tinggal sedikit.
Fuel pump tugasnya menyedot semua bahan bakar yang menuju ke mesin. Jadi, tidak direkomendasikan untuk kosong banget tanki bensinnya, akan ada potensi fuel pump menyedot kotoran," kata Rifat kepada wartawan secara daring yang dikutip hari ini, Jumat, 10 September 2021.
Endapan kotoran di tanki mobil yang terisap pompa besin juga membuat filter bensin lebih cepat kotor dan konsumsi BBM menjadi boros. Dalam kondisi yang parah, pompa bensin akan menjadi panas kemudian kerusakan bisa menjalar ke komponen lain, misalnya injektor hingga ruang pengapian.
Membiarkan tanki bensin nyaris kosong juga membuat tangki bensin mobil berpotensi karatan karena oksidasi dari ruang kosong di dalam tempat penampungan bahan bakar.
Faktor lainnya yang membuat pemilik mobil tak boleh malas mengisi BBM, Rifat menerangkan, adalah kondisi lalu lintas yang macet. Perjalanan menuju tempat isi bensin (SPBU) memerlukan waktu lama.
"Bagaimana kalau ada keperluan mendadak, sementara bensin mau habis? Akan membuang waktu untuk mencari SPBU," kata Rifat mengenai perlunya mengisi penuh tanki mobil.
Baca: Suzuki Gixxer 250 Versi Naked Punya Tanki Besar dan Kekar