Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jangan Salah Isi BBM pada Kendaraan, Ini Risikonya

image-gnews
Ilustrasi SPBU Pertamina. TEMPO/Subekti
Ilustrasi SPBU Pertamina. TEMPO/Subekti
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Saat ini kendaraan listrik sudah mulai menjadi alternatif yang semakin terjangkau dari kendaraan berbahan bakar minyak. Meski demikian, berdasarkan hasil survei dari Charta Politika, sebanyak 61 persen responden mengatakan tak berminat beralih ke kendaraan listrik pasca kenaikan harga Bahan Bakar Minyak disingkat BBM.

Hal ini membuat kendaraan berbahan bakar BBM masih akan mendominasi pasar dalam jangka waktu yang lama.

Menggunakan kendaraan berbahan bakar minyak berarti mengharuskan penggunanya mengisi BBM secara berkala ke pom bensin. Ketika mengisi bahan bakar, penting untuk mengetahui jenis bahan bakar yang diperlukan kendaraan agar tidak salah mengisi. Salah mengisi BBM memiliki risiko yang merepotkan, berikut penjelasannya seperti dikutip dari laman Suzuki.

Baca : Pertamina Patra Niaga Kembangkan Sistem Pemesanan BBM Otomatis

Secara umum, perlu diketahui terdapat dua jenis kendaraan jika dilihat dari kebutuhan bahan bakarnya, yakni yang mobil bensin dan mobil mesin diesel. 

Awas Jangan Salah Isi Tanki

Kendaraan dengan mesin bensin yang terisi BBM diesel akan sulit dihidupkan karena memerlukan tingkat kompresi tinggi untuk memicu ledakan di ruang bakar. Tekanan pompa bensin yang lebih rendah dibandingkan mesin diesel, dan suhu percikan api busi yang tidak sesuai titik nyala belum cukup untuk memicu ledakan.

Kalaupun bisa, biasanya karena kendaraan menggunakan sisa bensin yang ada. Ketika BBM solar masuk, akan membuat mesin tersendat. Dalam sejumlah kasus, kendaraan akan langsung mati dan tidak dapat dihidupkan kembali.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hal yang mirip juga bisa terjadi pada kendaraan diesel yang diisi bensin. Melansir laman Suzuki, hal pertama yang akan terjadi adalah mesin akan sulit dinyalakan. Walaupun bisa menyala, ia akan memakai sisa BBM diesel yang ada dan sehingga akan terasa kurang nyaman digunakan dan berisiko mesin akan mati.

Perlu diketahui, pada BBM diesel bahan bakar tidak hanya untuk pembakaran, tetapi juga sebagai pelumas (lubricant). Sehingga, jika hal tersebut terjadi akan sangat berisiko merusak injeksi dan akhirnya merembet ke mesin kendaraan.

Mengutip driving.ca, Mesin diesel dan bensin memang memiliki banyak kesamaan, namun mesin diesel hanya mengandalkan kompresi untuk memicu ledakan di dalamnya. 

Itu sebabnya mesin diesel tidak memerlukan busi, karena bahan bakar akan meledak dengan sendirinya ketika tergencet oleh piston tanpa perlu percikan api. Selain itu, diesel memiliki lebih banyak sifat pelumas daripada bensin, mencoba menjalankan mesin tanpa pelumasan itu akan berdampak sangat buruk bagi mesin

HATTA MUARABAGJA

Baca juga : Jelang Nataru Dirut Pertamina Patra Niaga Pastikan Pasokan BBM Aman

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


VKTR Terima Pesanan Truk Listrik dari Perusahaan BUMN untuk IKN

14 jam lalu

Bus listrik VKTR-BYD yang beroperasi di jalur non-BRT Transjakarta. Dok. PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk
VKTR Terima Pesanan Truk Listrik dari Perusahaan BUMN untuk IKN

PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) memasuki kuartal III 2024 menerima sejumlah pesanan produk untuk memasok truk listrik di IKN.


Ekonom Didik J. Rachbini Kenang Hamzah Haz sebagai Penjaga APBN

2 hari lalu

Mantan Wapres,  Hamzah Haz melambaikan tangan kepada wartawan, usai menjenguk Fuad Amin Imron di Rutan KPK, Jakarta, 2 April 2015. Fuad Amin Imron diduga terlibat kasus dugaan suap jual beli pasokan gas alam di Bangkalan, Madura. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Ekonom Didik J. Rachbini Kenang Hamzah Haz sebagai Penjaga APBN

Ekonom sekaligus Rektor di Universitas Paramadina, Didik J. Rachbini mengenang Hamzah Haz sebagai penjaga APBN.


Mulyanto Beri Syarat Dukung Peluncuran BBM Jenis Baru

3 hari lalu

Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto. Foto : Dok/Andri
Mulyanto Beri Syarat Dukung Peluncuran BBM Jenis Baru

Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menyambut baik rencana Pemerintah yang akan meluncurkan BBM jenis baru yang rendah sulfur pada bulan Agustus 2024 mendatang.


Pertamina Sedang Siapkan BBM Rendah Sulfur

4 hari lalu

Petugas melayani konsumen yang mengisi bahan bakar pada SPBU di Jakarta, Senin, 2 Oktober 2023. PT Pertamina (Persero) resmi melakukan penyesuaian harga BBM non-subsidi pada 1 Oktober 2023 untuk jenis Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, Pertamina Dex, dan Pertamax Green 95. Tempo/Tony Hartawan
Pertamina Sedang Siapkan BBM Rendah Sulfur

Pertamina tengah menyiapkan wacana emerintah soal bahan bakar minyak atau BBM rendah sulfur guna menekan polusi dikota-kota besar Indonesia, khususnya Jakarta.


Jokowi Ungkap Dua Poin Penting Kunjungan ke Abu Dhabi, Ada MoU IKN

7 hari lalu

Presiden Indonesia, Joko Widodo disambut kehadirannya oleh Presiden Mohammed bin Zayed Al Nahyan setibanya di Bandara Internasional Zayed, Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab (PEA) pada Selasa, 16 Juli 2024. Kunjungan Joko Widodo di Abu Dhabi untuk mempererat hubungan kerja sama kedua negara, utamanya dalam bidang ekonomi dan investasi. Foto: Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap Dua Poin Penting Kunjungan ke Abu Dhabi, Ada MoU IKN

Presiden Jokowi menyoroti dua poin penting dari lawatannya ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab pada Rabu, 17 Juli 2024


Pemerintah Siapkan BBM Rendah Sulfur untuk Tekan Polusi

7 hari lalu

Ilustrasi aktivitas pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). TEMPO/Tony Hartawan
Pemerintah Siapkan BBM Rendah Sulfur untuk Tekan Polusi

Pemerintah sedang mengkaji bahan bakar minyak atau BBM rendah sulfur untuk mengurangi polusi udara.


ESDM Tegaskan Tak Ada Pembatasan BBM Bersubsidi: Semangat Kami, Subsidi Tepat Sasaran

7 hari lalu

Suasana SPBU di pinggir Jalan Tol S. Parman, Jakarta Barat. BBM subsidi jenis Pertalite sudah tidak dijual. SPBU bernomor 31.114.01 itu hanya menawarkan Pertamax Turbo, Pertamax 92, Pertamax Green 95, Pertamina Dex, dan Dexlite. Tempo/Aisyah Amira Wakang.
ESDM Tegaskan Tak Ada Pembatasan BBM Bersubsidi: Semangat Kami, Subsidi Tepat Sasaran

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan pihaknya masih menggodok rencana baru penyaluran BBM bersubsidi.


Bahan Bakar Mahal, Warga Kuba Beralih ke Kendaraan Listrik

7 hari lalu

Ilustrasi pengisian daya mobil listrik. shutterstock.com
Bahan Bakar Mahal, Warga Kuba Beralih ke Kendaraan Listrik

warga Kuba sering bepergian menggunakan kendaraan listrik yang suku cadangnya buatan Cina setelah masalah kelangkaan bahan bakar


Siap Ikuti Aturan Pemerintah soal Penyaluran BBM Subsidi Tepat Sasaran, Pertamina Patra Niaga: Sudah Diupayakan Melalui Kode QR

8 hari lalu

Warga menunjukan aplikasi MyPertamina saat mengisi bahan bakar pertalite di SPBU Pertamina Abdul Muis, Jakarta, Rabu, 26 Juni 2022. Uji coba pembelian BBM bersubsidi dilakukan terbatas bagi pengguna yang sudah terdaftar pada sistem MyPertamina, mulai 1 Juli mendatang. ANTARA/Muhammad Adimaja
Siap Ikuti Aturan Pemerintah soal Penyaluran BBM Subsidi Tepat Sasaran, Pertamina Patra Niaga: Sudah Diupayakan Melalui Kode QR

Pertamina Patra Niaga mencatat pendaftaran kode QR untuk BBM subsidi jenis biosolar sudah mencapai 100 persen.


Pembatasan BBM Bersubsidi, Ditanggapi Jokowi hingga Perlu Sosialisasi

9 hari lalu

Ilustrasi SPBU Pertamina. TEMPO/Subekti
Pembatasan BBM Bersubsidi, Ditanggapi Jokowi hingga Perlu Sosialisasi

Jokowi sempat menanggapi singkat pembatasan BBM bersubsidi. Airlangga Hartarto memandang perlunya sosialisasi supaya tak meleset