TEMPO.CO, Jakarta - Malaysia dan Thailand menjadi pesaing Indonesia dalam menarik investor mobil listrik dunia. Berbeda dengan Indonesia yang masih mengusahakan, kedua negara ini telah menjadi tujuan investasi yang menarik bagi pabrikan mobil listrik.
Thailand
Menurut Thailand Board of Investment (BOI), sektor mobil listrik telah menjadi fokus penting dalam upaya pemerintah Thailand untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. BOI melaporkan bahwa investasi di sektor mobil listrik di Thailand terus meningkat.
Pada tahun 2020, investasi yang dilakukan oleh pabrikan mobil listrik mencapai total 19,5 miliar baht (sekitar 565 juta dolar AS) dalam proyek yang telah disetujui oleh BOI.
BOI juga melaporkan bahwa Thailand berhasil menarik perhatian pabrikan mobil listrik terkemuka untuk berinvestasi di negara tersebut. Beberapa merek mobil ternama, termasuk BMW, Mercedes-Benz, dan Nissan, telah mengumumkan rencana untuk membangun pabrik mobil listrik di Thailand.
Selain itu, produsen mobil listrik asal China, seperti BYD dan Great Wall Motors, juga telah melakukan investasi di Thailand. Investasi tersebut tidak hanya terbatas pada perakitan mobil listrik, tetapi juga mencakup pengembangan komponen dan suku cadang mobil listrik.
BOI melaporkan bahwa beberapa perusahaan telah berinvestasi dalam produksi baterai, pengisi daya, dan sistem manajemen energi untuk mendukung pengembangan industri mobil listrik di Thailand.
Investasi pabrikan mobil listrik ke Thailand juga mendapatkan dukungan dari kebijakan pemerintah yang proaktif dalam mendorong sektor ini. BOI menyediakan insentif dan fasilitas khusus untuk perusahaan yang berinvestasi di sektor mobil listrik, termasuk pembebasan pajak, kemudahan perizinan, dan dukungan riset dan pengembangan.
Upaya Thailand untuk menjadi pusat produksi mobil listrik di kawasan Asia Tenggara juga mendapatkan pengakuan internasional. Pada tahun 2020, BOI meraih penghargaan "Investment Promotion Agency of the Year for Electric Vehicles" dari majalah fDi Intelligence. Penghargaan ini mengakui upaya BOI dalam menarik investasi dan mendukung pengembangan industri mobil listrik di Thailand.
Malaysia
Menurut Statista, pasar kendaraan listrik di Malaysia diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun mendatang. Pada tahun 2021, jumlah kendaraan listrik yang terdaftar di Malaysia sekitar 1.200 unit, namun diperkirakan akan mencapai 21.000 unit pada tahun 2025.
Pertumbuhan pasar kendaraan listrik yang pesat ini menciptakan peluang bagi pabrikan mobil listrik untuk melakukan investasi di Malaysia.
Dalam laporan pasar oleh Maximize Market Research, Malaysia menjadi salah satu negara Asia Tenggara yang menarik bagi pabrikan mobil listrik. Laporan tersebut menyebutkan bahwa pemerintah Malaysia telah mengambil langkah-langkah untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik di negara tersebut melalui kebijakan dan insentif yang menguntungkan, termasuk pembebasan pajak dan pengurangan harga.
Laporan New Straits Times menyebutkan, pemerintah Malaysia memiliki target untuk menarik investasi sebesar RM20 miliar (sekitar USD 4,8 miliar) di sektor kendaraan listrik hingga tahun 2025.
Langkah ini sejalan dengan visi pemerintah untuk mengembangkan Malaysia sebagai pusat kendaraan listrik di Asia Tenggara. Investasi ini akan mencakup pembangunan pabrik mobil listrik, pusat penelitian dan pengembangan, serta infrastruktur pengisian daya yang memadai.
Pemerintah Malaysia juga telah meluncurkan beberapa inisiatif untuk mendukung pertumbuhan industri kendaraan listrik di negara tersebut. Inisiatif ini termasuk penyediaan fasilitas pengisian daya yang luas, pengembangan teknologi baterai, dan pembangunan ekosistem yang mendukung mobilitas listrik yang berkelanjutan.
Dengan upaya pemerintah dan potensi pasar yang besar, Malaysia menawarkan peluang investasi yang menarik bagi pabrikan mobil listrik. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa perusahaan terkemuka seperti Proton, Perodua, dan Naza telah mengumumkan rencana untuk memproduksi kendaraan listrik di Malaysia.
Pilihan editor : Menilik Deretan Rencana Investasi Hyundai di Indonesia Genjot TKDN Hingga Jadi Eksportir Mobil Listrik