TEMPO.CO, Jakarta - President Director & CEO PT Yamaha Indonesia Motor Mfg. (YIMM) Dyonisius Beti mengakui adanya keluhan konsumen soal dipersulitnya membeli motor secara cash. Bahkan oknum dealer atau sales nakal terkadang menaikkan harga motor agar konsumen tidak menunggu inden terlalu lama.
"Ada faktor-faktor seperti keluhan di call center (menyebut) pelanggan mau beli (motor secara) cash, tetapi 'dipaksa' untuk beli melalui kredit. Bahasa umumnya seperti itu, dari dealer. Terus, kalau mau cash cepat, itu mereka mau harganya beda. Itu informasi pasar yang kita dapat, kita berusaha mengatasi," kata Dyon saat ditemui di Cakung, Jakarta Timur.
Dyon menegaskan, para konsumen memilik hak untuk menentukan pilihannya dalam pembelian sepeda motor. Ia juga meminta pihak sales jangan meminta atau mengarahkan konsumen ke metode pembelian tertentu.
Bos Yamaha tersebut juga meminta para konsumen untuk segara melaporkan jika ditemukan adanya oknum dealer dan sales nakal yang menaikkan harga.
"Policy (kebijakan) Yamaha adalah menjaga kepercayaan dari konsumen. Tidak boleh (soal) harga itu mengambil kesempatan dalam kesempitan. Dan customer bebas memilih, mau cash maupun kredit," tegas Dyon menambahkan.
Diketahui sempat viral di media sosial seorang calon konsumen Yamaha yang dikenakan biaya tambahan jika memilih pembelian secara tunai. Disebutkan, jika membeli motor secara tunai maka harus menambah uang administrasi sebesar Rp 1 juta.
Dalam postingan yang diunggah akun Twitter @txtdarionlshop terlihat screenshot atau tangkapan layar percakapan yang menyebutkan pembelian Yamaha Aerox terdapat biaya tambahan Rp 1 juta untuk varian standar, sedangkan varian Cyber dan ABS ditambah Rp 2 juta.
Pilihan Editor: Masalah Rangka eSAF Honda Tak Pengaruhi Penjualan Yamaha
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto