TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena cuaca panas ekstrem tengah melanda sejumlah wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir. Pada 22-29 September 2023, beberapa wilayah di Indonesia mengalami suhu maksimum di kisaran suhu 35-38 derajat Celcius pada siang hari.
Dalam kondisi tersebut, timbul pertanyaan apakah sebuah mobil bisa terbakar akibat cuaca panas ekstrem atau tidak?
Menurut Product Expert Assistant Manager PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) Bonar Pakpahan mengatakan bahwa dirinya belum pernah menemukan kasus sebuah mobil terbakar akibat cuaca panas ekstrem.
"Saya belum pernah (dengar) ada mobil terbakar gara-gara cuaca. Biasanya yang memicu kebakaran itu seperti mobil dipasang aksesori, ternyata pemasangannya kurang tepat sehingga terjadi arus pendek atau semacamnya. Itu adalah salah satu dari sekian banyak pemicu terjadinya kebakaran," ujar Bonar saat ditemui di Banyuwangi, Rabu, 4 Oktober 2023.
Bonar mengatakan bahwa potensi mobil terbakar akibat cuaca panas dinilai tidak mungkin terjadi. Sebab, dalam pengembangan sebuah mobil, produsen pastinya telah melakukan riset dan penelitian, serta fase pengujian.
Baca juga:
"Kalau cuaca, kalau kita bicara soal cuaca ekstrem, kebakaran itu sepertinya enggak mungkin. Karena, setiap pabrikan mobil yang bener, pasti dalam menciptakan sebuah produk, akan di-subject di berbagai kondisi ekstrem," jelasnya.
Begitu pun pada mobil listrik. Potensi mobil terbakar karena cuaca panas ekstrem dinilai tidak mungkin terjadi, termasuk pada baterainya. Bonar mengatakan bahwa baterai pada mobil listrik ini telah diuji secara mendalam terkait cuaca ekstrem.
"Kalau di mobil listrik, yang namanya panas itu musuhnya baterai. Tapi kalau suhu dari luar, yang kemudian memicu kebakaran mobil listrik, saya belum pernah dengar," ucapnya memungkasi.
Pilihan Editor: 98 Ton Logistik Tambahan MotoGP Mandalika Tiba di Bandara Lombok
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto